Siasat Pelaku Bisnis Kopi di Tengah Pandemi COVID-19

Jum'at, 19 Juni 2020 - 15:57 WIB
loading...
Siasat Pelaku Bisnis...
Faisal Putra Firmansyah, barista Slulur Kopi APP saat menyeduh dan menuangkan kopi untuk pelanggan di Surabaya. Foto/SINDOnews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Bisnis kafe maupun kedai kopi di Jawa Timur (Jatim), khususnya di Kota Surabaya, dalam beberapa tahun terakhir terus menggeliat. Kebiasaan warga untuk bercengkrama sambil ditemani secangkir kopi, membuat bisnis ini dianggap menjanjikan.

(Baca juga: Tips Membuat Brownies Bebas Gluten, Hanya Butuh 5 Bahan )

Barista Smith Coffee, Muhammad Aga mengatakan, kopi Indonesia kualitasnya sekarang jauh lebih baik dibanding beberapa tahun silam. Inilah yang kemudian membuat industri kopi nusantara menjadi semakin bergairah.

Apalagi jenis kopi Indonesia sangat banyak dengan karakteristik yang berbeda. "Kopi nusantara sudah makin membudaya. Banyak kalangan milenial yang terjun dan menekuni bisnis kafe maupun kedai kopi," katanya, Jumat (19/6/2020).

Aga sendiri sekitar lima tahun memutuskan keluar dari pekerjaannya dan mulai berbisnis kopi. Dia membuka kedai Dua Kopi hingga kemudian bisa ekspansi ke Washington DC. Dia berharap, melalui bisnis kopinya (sociopreneur) bisa dapat membantu banyak unit ekonomi, misalnya petani dan UMKM.

"Dari sebuah penelitian menyebutkan, ada tiga jenis usaha yang akan booming dalam kurun waktu lima hingga sepuluh tahun ke depan. Pertama adalah pusat kebugaran, Kedua, makanan kesehatan dan ketiga adalah hospitality, termasuk didalamnya kafe," terangnya.

(Baca juga: Polisi Selidiki Raibnya Rp5 Miliar Milik Nasabah BMT Insan Mandiri )

Dia mengungkapkan, saat akan membuka cabang di Amerika Serikat (AS), dirinya melakukan riset dan menemukan celah untuk bisa masuk serta bersaing di sana. Dalam risetnya diketahui bahwa, kedai kopi di negeri Paman Sam itu tidak selalu menjaga kualitas dengan menerapkan standar produksi ketat.

"Hal ini besar kemungkinan karena banyaknya konsumen. Sehingga mereka lebih mengutamakan layanan kecepatan. Akibatnya, standar kualitasnya tidak begitu diperhatikan," imbuhnya.

Sementara itu, Co-Founder Kopi Kenangan James Prananto menyampaikan tipsnya bagaimana kehadiran 350 gerai Kopi Kenangan dapat terus bertahan hingga saat ini. Selain faktor penentuan lokasi yang mendekati masyarakat khususnya di commercial areas, juga perlu diperhatikan pemilihan bahan baku yang berkualitas. "Sehingga Kopi Kenangan selalu dicari karena keunggulan produknya," paparnya.

(Baca juag: Cegat Pesawat Pembom B-52H AS, Rusia Kerahkan 3 Jet Tempur )

Terkait pasokan kopi, di Jatim sangat melimpah. Di Jatim saat ini sudah ada 100.000 hektar lahan kopi. Dimana 70 persen diantaranya berjenis Robusta. Sisanya 30 persen Arabica. Kabupaten Malang merupakan daerah penghasil kopi terbesar di Jatim. Luas lahannya mencapai 15.000 hektar dengan rata-rata produktivitas sebesar 800 kilogram (kg) per hektar.

"Kami terus melakukan perluasan area tanam. Pada 2019, ada penambahan luas tanam kurang lebih 700 hektar. Pada 2020 ini diperkirakan perluasan hingga 1.200 hektar," kata Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Karyadi.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5620 seconds (0.1#10.140)