Pemerintah dan Perbankan Dukung Investasi Smelter Nikel CNI Group

Selasa, 12 April 2022 - 00:35 WIB
loading...
Pemerintah dan Perbankan Dukung Investasi Smelter Nikel CNI Group
Perbankan Indonesia dan pemerintah mendukung penuh investasi pabrik pengolahan (smelter) nikel yang dibangun oleh PT Ceria Nugraha Indotama Group (CNI Group). Foto ist
A A A
BOGOR - Perbankan Indonesia dan pemerintah mendukung penuh investasi pabrik pengolahan (smelter) nikel yang dibangun oleh PT Ceria Nugraha Indotama Group (CNI Group) melalui anak usahanya PT Ceria Metalindo Prima (CMP). Dukungan ini sesuai rencana pemerintah untuk mempercepat hilirisasi industri nikel melalui Proyek Strategis Nasional (PSN).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Arifin Tasrif mengatakan, komitmen tersebut sesuai amanah Undang-Undang Mineral dan Batubara (Minerba), di mana pemerintah mendorong percepatan hilirisasi industri nikel di Indonesia agar menghasilkan nilai tambah, salah satunya melalui pembangunan smelter.



Penandatanganan Perjanjian Pembiayaan Smelter PT Ceria Metalindo Prima (CMP) itu sendiri digelar di kantor Kementerian ESDM, Kamis (6/4/2022) lalu. Pemerintah, kata menteri, memberikan fasilitas pembiayaan term Ioan senilai USD277,6 juta untuk pembangunan Line I fasilitas pengolahan Bijih Nikel Laterit Rectangular Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) 1 x 72 MVA di Blok Lapao-pao, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Pembiayaan ini akan dikucurkan oleh sindikasi perbankan yang terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk., (BJB) dan PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Bank Sulselbar)

"Selama ini kita selalu kehilangan kesempatan untuk memperoleh nilai tambah dari pengelolaan nikel kita. Ada banyak kendala yang kita hadapi dalam mempercepat hilirisasi, mulai dari teknologi yang masih terbatas dan pendanaan yang tidak tersedia, sehingga kita menjual bahan mentah," kata Arifin dalam dalam pernyataan tertulis, Senin (11/4/2022).

Namun dengan implementasi UU Minerba, lanjut dia, hilirisasi ini telah memberikan perubahan, dimana nilai tambah dari ekspor nikel sudah mencapai USD 20 miliar, jauh berbeda jika dibandingkan dengan ekspor material mentah.

Menurut Arifin, komoditi Nikel memberikan prospek besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain untuk dikonsumsi di dalam negeri, produk nikel juga sangat penting untuk industri baja. Di lain pihak, komoditi nikel juga sangat penting dalam mempercepat transisi energi, utamanya dalam mendukung industri baterai dan kendaraan listrik.

"Ini tentu menjadi nilai strategis bagi Indonesia. Karena itu saya meminta CNI Group untuk mengembangkan hilirisasisi berbagai produk lain secara global," imbuhnya.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Darmawan Junaidi mengatakan, pihaknya bangga dapat mendukung pembiayaan pembangunan Line I smelter Nikel Laterit Rectangular Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) milik PT Ceria Metalindo Prima ini.

Kesepakatan pembiayan tersebut, kata Darmawan, menjadi bukti komitmen Bank Mandiri dalam mendukung Proyek Strategis Nasional (PSN). CNI Group dan Bank Mandiri merancang skema pembiayaan secara project finance, yang juga merupakan project pembiayaan dimana Bank Mandiri menjadi Structuring dan Coordinating Bank.

"Kita patut berbangga, saat ini Indonesia menjadi negara penghasil nikel terbesar di dunia. Karena itu, kami mengapresiasi atas kerjasama bank bindikasi dengan pihak Ceria Metalindo Prima dan semoga ini berjalan baik dan dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi, memberikan nilai tambah bagi industri di dalam negeri, serta membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, Presiden Direktur Utama CNI Group Derian Sakmiwata menyampaikan apresiasinya atas kepercayaan ketiga bank tersebut untuk mendanai proyek smelter CMP.

Dukungan pendanaan ini, kata Derian, menjadi sejarah bagi Indonesia, dimana CNI Group yang merupakan Perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) untuk pertama kalinya mendapat dukungan pendanaan dari perbankan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

"Ini tentu menjadi milestone bagi CNI Group. Ini pertama kali dalam pembiayaan smelter di Indonesia melalui skema transaksi Project Finance bank nasional. Ini membuktikan bahwa industri anak bangsa bisa bangkit dengan dukungan pendanaan dari BUMN dan BUMD," kata Derian.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1343 seconds (0.1#10.140)