Demo Mahasiswa di 4 Daerah Kaltim, Polisi Kerahkan 2.000 Personel Kawal Aksi
loading...
A
A
A
BALIKPAPAN - Gelombang aksi penolakan wacana perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo tiga periode juga berlangsung serentak di empat Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur .
Penolakan perpanjangan masa jabatan presiden itu disuarakan oleh ribuan mahasiswa di Samarinda, Bontang, Balikpapan dan Kutai Timur, Kalimantan Timur, Senin (11/4). Untuk mengawal aksi, polisi mengerahkan 2.000-an personel.
Di Kota Balikpapan, sekitar dua ratusan mahasiswa yang tergabung dalam ‘Aliansi Kota Minyak’ turun ke jalan menyuarakan tuntutannya mulai pukul 15.30 Wita.
Beberapa perwakilan mahasiswa secara bergilir turut berorasi mengenai berbagai persoalan terkini, di antaranya kenaikan BBM dan PPN 11 persen selain isu ancaman perusakan lingkungan sebagai imbas pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Dalam aksi yang berlangsung di depan Balai Kota tersebut, sebagian mahasiswa melakukan pembakaran ban sebagai simbol kegeraman.
Mahasiswa menilai hal tersebut sebagai upaya mencederai konstitusi. Apalagi isu tersebut kemudian semakin berkembang di dalam lingkungan kabinetnya sehingga menimbulkan kesan adanya dukungan oleh Joko Widodo sendiri.
Untuk itu, pendemo menuntut ketegasan Joko Widodo dalam menghentikan kisruh wacana tersebut di lingkungan kabinetnya.
Penolakan perpanjangan masa jabatan presiden itu disuarakan oleh ribuan mahasiswa di Samarinda, Bontang, Balikpapan dan Kutai Timur, Kalimantan Timur, Senin (11/4). Untuk mengawal aksi, polisi mengerahkan 2.000-an personel.
Di Kota Balikpapan, sekitar dua ratusan mahasiswa yang tergabung dalam ‘Aliansi Kota Minyak’ turun ke jalan menyuarakan tuntutannya mulai pukul 15.30 Wita.
Beberapa perwakilan mahasiswa secara bergilir turut berorasi mengenai berbagai persoalan terkini, di antaranya kenaikan BBM dan PPN 11 persen selain isu ancaman perusakan lingkungan sebagai imbas pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Dalam aksi yang berlangsung di depan Balai Kota tersebut, sebagian mahasiswa melakukan pembakaran ban sebagai simbol kegeraman.
Mahasiswa menilai hal tersebut sebagai upaya mencederai konstitusi. Apalagi isu tersebut kemudian semakin berkembang di dalam lingkungan kabinetnya sehingga menimbulkan kesan adanya dukungan oleh Joko Widodo sendiri.
Untuk itu, pendemo menuntut ketegasan Joko Widodo dalam menghentikan kisruh wacana tersebut di lingkungan kabinetnya.