Dodi Utamakan Hidup Warga Tetap Terjamin dan Tetap Membangun Daerah
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Tanpa mengabaikan rencana pembangunan infrastruktur yang sudah diputuskan, Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin memindahkan Rp500 miliar pos anggaran untuk atasi pandemi Covid-19. Saat ini setidaknya sudah terposting Rp300 miliar, baik untuk bidang kesehatan maupun jaring pengaman sosial.
Sesungguhnya, dalam situasi normal, ratusan kilometer jalan dan puluhan jembatan serta bangunan bisa diwujudkan. Dodi rela melakukan langkah ini meski dirinya sudah punya plot pembangunan di Muba. Kebijakan refocusing yang diinisiasi doktor Universitas Padjajaran ini masuk 5 besar kabupaten dengan anggaran Covid-19 terbesar di Indonesia.
Implementasi gagasannya dituangkan dalam kebijakan yang inovatif dan meringankan beban masyarakat Muba. Banyak elemen bangsa menilai kerja Dodi efektif menekan dan memutus rantai penularan wabah Covid-19 khususnya di wilayah Muba.
Mantan anggota DPR RI dua periode ini sudah melakukan pembagian tahap pencairan ke-II sebesar Rp303 miliar.
Atas terobosannya Dodi diundang sebagai nara sumber webinar nasional dengan praktisi dan akademisi kaliber nasional dengan tema 'Peran Kepemimpinan dan Perencanaan Anggaran Daerah Pasca Covid-19.'
"Semua all out, berdarah-darah, kepala jadi kaki, kaki jadi kepala. Tak mengapa asalkan rakyat yakin dan merasa aman. Sebagai pemimpin harus bisa buktikan mampu membawa rakyatnya menuju lajur yang benar, aman dan tak bikin galau," tegas Dodi Reza.
Bupati Muba bergelar Doktor bersanding dengan kalangan akademisi dan praktisi di Indonesia di antaranya Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga yang juga Ketua IAI-KAPd Pusat Prof Dr Dian Agustia, Guru Besar Prodi Doktor Ilmu Ekonomi Unpad Prof Yudi Azis, Guru Besar Prodi Akuntansi Unpad Prof Dr Wahyudin Zarkasi, Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan Hamdani, Ketua STIE Ekuitas Prof Dr Rernat M Fani Cahyandito, dan Ketua Alumni Program Doktor Ilmu Akuntansi Unpad yang juga mantan Ketua KPK RI 2007-2011 Prof Haryono Umar.
Dodi mengaku, imbas wabah Covid-19 mendera berbagai sektor terutama sektor perekonomian. Di situasi ini pemerintah dan pihak terkait tidak boleh pasrah hanya menunggu. "Nah, anggaran yang sudah dirancang, disiapkan untuk pembangunan kita sesuaikan hingga menjadi palang pintu ekonomi. Tujuannya agar perekonomian dan sektor lainnya di masyarakat dapat terserap baik dan merata sehingga tidak berpengaruh signifikan selama wabah pandemi Covid19 menimpa wilayah Muba," ujarnya.
Ini triknya. Dodi membagi anggaran menjadi 3 pos besar yaitu kesehatan, jaring pengaman sosial dan pemulihan ekonomi. Di bidang kesehatan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah mendirikan rumah sakit darurat Covid-19 dengan 4 kamar isolasi bertekanan negatif, dilengkapi ventilator terbaru.
Ada juga inovasi berupa klinik outdoor yang kondang disebut isolasi outdoor. Pasien yang diisolasi serasa sedang berlibur di alam terbuka. Fasilitas utama pun dibangun swcara mandiri berupa sarana test swab PCR dan test PCM secara cepat. Laboratorium antigen penunjang swab juga sudah dirancang.
Untuk pos jjaring pengaman social, Dodi memberikan bantuan mulai penggratisan biaya listrik dan air bersih selama 3 bulan dan bantuan tunai 600 ribu per kepala keluarga, selama 3 Bulan.
Untuk mahasiswa di Muba yang terkena dampak Covid19, juga sudah digelontorkan bantuan berupa keringanan kepada mahasiswa di 3 perguruan tinggi dan 1 poltek di Musi Banyuasin.
“JPS (jaring pengaman social) yang disalurkan telah mengkover 104 ribu keluarga penerima manfaat (KPM). pemerintah Pusat memang telah membantu. Mamun Muba tak boleh santai mengandalkan bantuan pusat saja. Makanya, kita mengkover 53 ribu KPM, sehingga total bantuan yang dibagikan tembus di 60 % warga Muba yang tercover. Sisanya memang tidak terdampak, seperti PNS, TNI/Polri dan sebagainya,” ujarnya.
Meski mengutamakan penanganan covid19, hukan berati semua pembangunan dibekukan. Dodi masih focus dalam hal pembangunan. “Kami sudah hitung, tidak akan kehabisan anggaran. Tetap membangun, kalau orang Palembang sebut idak mengas ditengah jalan. Kita tidak akan kehabisan, tetap membangun, kalau Covid mereda, pemulihan ekonomi akan secara cepat terjadi,” ujarnya.
Kebijakan Bupati Dodi berjalan kompak dengan Forkopimda, Gugus Tugas, dan OPD Pemkab Muba yang sangat all out bersama-sama menangani Covid-19.
"Semoga upaya yang maksimal ini dapat memerangi Covid-19 di Muba. Harapannya aktifitas dapat kembali berjalan normal dan warga dapat menjalani aktifitas sehari-hari seperti biasa," tuturnya.
Ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAI-KAPd) Pusat, Prof Dian Agustia mengapresiasi upaya konkret terutama dalam penganggaran yang dilakukan kepala daerah untuk menangani Covid-19. "Muba sangat maksimal, tentu keseriusan kepala daerah dalam penanganan wabah Covid-19 ini dapat tampak dari porsi penganggaran penanganan," ulasnya.
Dian meyakini pemerintah daerah akan bersiap pada pemulihan ekonomi dan sektor lainnya setelah wabah Covid-19.
Sesungguhnya, dalam situasi normal, ratusan kilometer jalan dan puluhan jembatan serta bangunan bisa diwujudkan. Dodi rela melakukan langkah ini meski dirinya sudah punya plot pembangunan di Muba. Kebijakan refocusing yang diinisiasi doktor Universitas Padjajaran ini masuk 5 besar kabupaten dengan anggaran Covid-19 terbesar di Indonesia.
Implementasi gagasannya dituangkan dalam kebijakan yang inovatif dan meringankan beban masyarakat Muba. Banyak elemen bangsa menilai kerja Dodi efektif menekan dan memutus rantai penularan wabah Covid-19 khususnya di wilayah Muba.
Mantan anggota DPR RI dua periode ini sudah melakukan pembagian tahap pencairan ke-II sebesar Rp303 miliar.
Atas terobosannya Dodi diundang sebagai nara sumber webinar nasional dengan praktisi dan akademisi kaliber nasional dengan tema 'Peran Kepemimpinan dan Perencanaan Anggaran Daerah Pasca Covid-19.'
"Semua all out, berdarah-darah, kepala jadi kaki, kaki jadi kepala. Tak mengapa asalkan rakyat yakin dan merasa aman. Sebagai pemimpin harus bisa buktikan mampu membawa rakyatnya menuju lajur yang benar, aman dan tak bikin galau," tegas Dodi Reza.
Bupati Muba bergelar Doktor bersanding dengan kalangan akademisi dan praktisi di Indonesia di antaranya Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga yang juga Ketua IAI-KAPd Pusat Prof Dr Dian Agustia, Guru Besar Prodi Doktor Ilmu Ekonomi Unpad Prof Yudi Azis, Guru Besar Prodi Akuntansi Unpad Prof Dr Wahyudin Zarkasi, Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan Hamdani, Ketua STIE Ekuitas Prof Dr Rernat M Fani Cahyandito, dan Ketua Alumni Program Doktor Ilmu Akuntansi Unpad yang juga mantan Ketua KPK RI 2007-2011 Prof Haryono Umar.
Dodi mengaku, imbas wabah Covid-19 mendera berbagai sektor terutama sektor perekonomian. Di situasi ini pemerintah dan pihak terkait tidak boleh pasrah hanya menunggu. "Nah, anggaran yang sudah dirancang, disiapkan untuk pembangunan kita sesuaikan hingga menjadi palang pintu ekonomi. Tujuannya agar perekonomian dan sektor lainnya di masyarakat dapat terserap baik dan merata sehingga tidak berpengaruh signifikan selama wabah pandemi Covid19 menimpa wilayah Muba," ujarnya.
Ini triknya. Dodi membagi anggaran menjadi 3 pos besar yaitu kesehatan, jaring pengaman sosial dan pemulihan ekonomi. Di bidang kesehatan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin telah mendirikan rumah sakit darurat Covid-19 dengan 4 kamar isolasi bertekanan negatif, dilengkapi ventilator terbaru.
Ada juga inovasi berupa klinik outdoor yang kondang disebut isolasi outdoor. Pasien yang diisolasi serasa sedang berlibur di alam terbuka. Fasilitas utama pun dibangun swcara mandiri berupa sarana test swab PCR dan test PCM secara cepat. Laboratorium antigen penunjang swab juga sudah dirancang.
Untuk pos jjaring pengaman social, Dodi memberikan bantuan mulai penggratisan biaya listrik dan air bersih selama 3 bulan dan bantuan tunai 600 ribu per kepala keluarga, selama 3 Bulan.
Untuk mahasiswa di Muba yang terkena dampak Covid19, juga sudah digelontorkan bantuan berupa keringanan kepada mahasiswa di 3 perguruan tinggi dan 1 poltek di Musi Banyuasin.
“JPS (jaring pengaman social) yang disalurkan telah mengkover 104 ribu keluarga penerima manfaat (KPM). pemerintah Pusat memang telah membantu. Mamun Muba tak boleh santai mengandalkan bantuan pusat saja. Makanya, kita mengkover 53 ribu KPM, sehingga total bantuan yang dibagikan tembus di 60 % warga Muba yang tercover. Sisanya memang tidak terdampak, seperti PNS, TNI/Polri dan sebagainya,” ujarnya.
Meski mengutamakan penanganan covid19, hukan berati semua pembangunan dibekukan. Dodi masih focus dalam hal pembangunan. “Kami sudah hitung, tidak akan kehabisan anggaran. Tetap membangun, kalau orang Palembang sebut idak mengas ditengah jalan. Kita tidak akan kehabisan, tetap membangun, kalau Covid mereda, pemulihan ekonomi akan secara cepat terjadi,” ujarnya.
Kebijakan Bupati Dodi berjalan kompak dengan Forkopimda, Gugus Tugas, dan OPD Pemkab Muba yang sangat all out bersama-sama menangani Covid-19.
"Semoga upaya yang maksimal ini dapat memerangi Covid-19 di Muba. Harapannya aktifitas dapat kembali berjalan normal dan warga dapat menjalani aktifitas sehari-hari seperti biasa," tuturnya.
Ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAI-KAPd) Pusat, Prof Dian Agustia mengapresiasi upaya konkret terutama dalam penganggaran yang dilakukan kepala daerah untuk menangani Covid-19. "Muba sangat maksimal, tentu keseriusan kepala daerah dalam penanganan wabah Covid-19 ini dapat tampak dari porsi penganggaran penanganan," ulasnya.
Dian meyakini pemerintah daerah akan bersiap pada pemulihan ekonomi dan sektor lainnya setelah wabah Covid-19.
(ars)