Warga Riau yang Dimangsa Harimau Berprofesi Sebagai Pemburu
loading...
A
A
A
PEKANBARU - Indra warga Desa Tasik Tebing Serai, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis, Riau ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan di dalam hutan. Diketaui bahwa Indra selama ini berprofesi sebagai pemburu .
Kapolsek Pinggir, Kompol Maitertika mengatakan di lokasi, kilometer 68 Desa Tasik Tebing Serai, Kecamatan Talang Muandau, polisi menemukan beberapa jerat.
Lokasi jerat itu juga tidak terlalu jauh dari ditemukannya jasad Indra. "Kondisi mayat ditemukan 20 meter dari tempat jeratan," kata Kompol Maitertika Kamis (7/4/2022).
Keterangan istri korban bernama Erna, bahwa Indra berangkat dari rumah pada 5 April 2022 sekira pukul 06.00 WIB. Indra pamit kepada istrinya untuk pergi ke seberang Pulau Teluk Padi untuk membersihkan ladang dan melihat jerat rusa.
Namun sampai petang, Indra tidak kembali. Diapun mencoba menghubungi nomor suaminya, namun tidak diangkat. Diapun menghubungu keluarga kalau suaminya tidak bisa dihubungi.
Akhirnya pada pukul 23.00 WIB sekitar 50 orang berangkat menuju lokasi untuk melakukan pencaharian. Jenazah ditemukan pada 6 April 2022 sekira pukul 10 WIB.
Korban ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia dengan kepala dan badan terpisah. Di bagian bahu juga ditemukan bekas cakaran. Di sekitar lokasi juga ditemukan jejak harimau.
"Menurut warga, dilihat dari jejak tapak kaki diperkirakan harimau tersebut ada dua ekor, dan kemungkinan masih berkeliaran. Di TKP juga ditemukan ada satu ekor rusa yang terkena jeratan. Selain petani, dia juga berprofesi sebagai penjerat," kata Kapolsek.
Konflik harimau dengan manusia sudah sering terjadi di Riau. Ini disebabkan semakin menyempitnya kawasan hutan yang sudah beralih fungsi menjadi kebun kelapa sawit milik perusahaan maupun perorang.
Hutan tempat habitat harimau hidup di Riau juga sudah beralih fungsi menjadi kawasan konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) milik dua perusahaan raksasa di Riau yakni Riau Pulp and Paper (RAPP) dan Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP).
Baca: Mengenaskan! Dimangsa Harimau, Badan dan Kepala Petani di Riau Ditemukan Terpisah.
Beberapa harimau juga ditemukan terjerat di kawasan konsesi industri pulp tersebut. Pada Maret 2020, seekor harimau ditemukan terjerat di kawasan HTI PT RAPP di Kabupaten Pelalawan di daerah Blok Meranti.
Kemudian pada Mei 2020 harimau juga ditemukan terjerat dan mati di kawasan HTI Arara Abadi, PT IKPP di Desa Minas Barat, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak. Baca Juga: Melawan saat Disergap, Cikwan Pencuri Pikap di Lampung Utara Terkapar Ditembak.
Harimau juga beberapa kali menyerang manusia dan beberapa warga meninggal dunia. Perburuan harimau juga sering terjadi di Riau, Pihak Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau dan polisi beberapa kaki menggagalkan penyelundupan organ harimau.
Kapolsek Pinggir, Kompol Maitertika mengatakan di lokasi, kilometer 68 Desa Tasik Tebing Serai, Kecamatan Talang Muandau, polisi menemukan beberapa jerat.
Lokasi jerat itu juga tidak terlalu jauh dari ditemukannya jasad Indra. "Kondisi mayat ditemukan 20 meter dari tempat jeratan," kata Kompol Maitertika Kamis (7/4/2022).
Keterangan istri korban bernama Erna, bahwa Indra berangkat dari rumah pada 5 April 2022 sekira pukul 06.00 WIB. Indra pamit kepada istrinya untuk pergi ke seberang Pulau Teluk Padi untuk membersihkan ladang dan melihat jerat rusa.
Namun sampai petang, Indra tidak kembali. Diapun mencoba menghubungi nomor suaminya, namun tidak diangkat. Diapun menghubungu keluarga kalau suaminya tidak bisa dihubungi.
Akhirnya pada pukul 23.00 WIB sekitar 50 orang berangkat menuju lokasi untuk melakukan pencaharian. Jenazah ditemukan pada 6 April 2022 sekira pukul 10 WIB.
Korban ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia dengan kepala dan badan terpisah. Di bagian bahu juga ditemukan bekas cakaran. Di sekitar lokasi juga ditemukan jejak harimau.
"Menurut warga, dilihat dari jejak tapak kaki diperkirakan harimau tersebut ada dua ekor, dan kemungkinan masih berkeliaran. Di TKP juga ditemukan ada satu ekor rusa yang terkena jeratan. Selain petani, dia juga berprofesi sebagai penjerat," kata Kapolsek.
Konflik harimau dengan manusia sudah sering terjadi di Riau. Ini disebabkan semakin menyempitnya kawasan hutan yang sudah beralih fungsi menjadi kebun kelapa sawit milik perusahaan maupun perorang.
Hutan tempat habitat harimau hidup di Riau juga sudah beralih fungsi menjadi kawasan konsesi Hutan Tanaman Industri (HTI) milik dua perusahaan raksasa di Riau yakni Riau Pulp and Paper (RAPP) dan Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP).
Baca: Mengenaskan! Dimangsa Harimau, Badan dan Kepala Petani di Riau Ditemukan Terpisah.
Beberapa harimau juga ditemukan terjerat di kawasan konsesi industri pulp tersebut. Pada Maret 2020, seekor harimau ditemukan terjerat di kawasan HTI PT RAPP di Kabupaten Pelalawan di daerah Blok Meranti.
Kemudian pada Mei 2020 harimau juga ditemukan terjerat dan mati di kawasan HTI Arara Abadi, PT IKPP di Desa Minas Barat, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak. Baca Juga: Melawan saat Disergap, Cikwan Pencuri Pikap di Lampung Utara Terkapar Ditembak.
Harimau juga beberapa kali menyerang manusia dan beberapa warga meninggal dunia. Perburuan harimau juga sering terjadi di Riau, Pihak Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau dan polisi beberapa kaki menggagalkan penyelundupan organ harimau.
(nag)