Demo Tolak Pembangunan Waduk Lambo Ricuh, Puluhan Warga Ditangkap
loading...

Warga adat yang menolak waduk Lambo ditangkapi polisi. Foto: Joni/SINDOnews
A A A
NAGEKEO - Puluhan warga adat yang menolak pembangunan waduk Lambo, ditangkapi polisi. Tidak hanya itu, polisi juga melakukan intimidasi terhadap warga agar jangan menolak waduk Lambo.
Hermina Mawa, warga adat mengatakan, puluhan warga menggelar aksi di depan pintu masuk waduk Lambo, di Desa Butowe, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo.
"Kami menolak diadakan upacara adat di titik nol waduk Lambo. Kami meminta jangan dilakukan upacara adat di lokasi itu, tetapi permintaan warga ditolak," katanya, kepada wartawan di lokasi, Senin (4/4/2022).
Baca juga: Emak-emak Kembali Telanjang Dada Hadang Polisi Tolak Pembangunan Waduk Lambo
Tetapi saat warga menggelar aksi, aparat kepolisian yang dipimpin Kapolres Nagekeo memaksa warga masuk ke lokasi untuk melakukan upacara adat dan upacara bendera di lokasi.
"Kami diintimidasi. HP milik saya mau dirampas, beruntung saya masukan ke dalam baju. Aparat polisi yang berbaju preman juga melakukan kekerasan terhadap warga yang ditahan. Lepaskan warga," jelasnya.
Hingga saat ini, puluhan warga yang dibawa ke Polres Nagekeo masih ditahan. Diduga, para tokoh adat ini dijemur di halaman polres, sebelum diambil keterangan masing-masing.
Lihat Juga: Kisah Desa Perdikan di Tanah Jawa, Disayang Raja hingga Dibebaskan dari Kewajiban Bayar Pajak
Hermina Mawa, warga adat mengatakan, puluhan warga menggelar aksi di depan pintu masuk waduk Lambo, di Desa Butowe, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo.
"Kami menolak diadakan upacara adat di titik nol waduk Lambo. Kami meminta jangan dilakukan upacara adat di lokasi itu, tetapi permintaan warga ditolak," katanya, kepada wartawan di lokasi, Senin (4/4/2022).
Baca juga: Emak-emak Kembali Telanjang Dada Hadang Polisi Tolak Pembangunan Waduk Lambo
Tetapi saat warga menggelar aksi, aparat kepolisian yang dipimpin Kapolres Nagekeo memaksa warga masuk ke lokasi untuk melakukan upacara adat dan upacara bendera di lokasi.
"Kami diintimidasi. HP milik saya mau dirampas, beruntung saya masukan ke dalam baju. Aparat polisi yang berbaju preman juga melakukan kekerasan terhadap warga yang ditahan. Lepaskan warga," jelasnya.
Hingga saat ini, puluhan warga yang dibawa ke Polres Nagekeo masih ditahan. Diduga, para tokoh adat ini dijemur di halaman polres, sebelum diambil keterangan masing-masing.
Lihat Juga: Kisah Desa Perdikan di Tanah Jawa, Disayang Raja hingga Dibebaskan dari Kewajiban Bayar Pajak
(hsk)