Prihatin Ibu Lakukan Kekerasan Fisik terhadap Anak, Menteri PPPA Pastikan Kawal Proses Hukumny

Selasa, 22 Maret 2022 - 01:24 WIB
loading...
Prihatin Ibu Lakukan Kekerasan Fisik terhadap Anak, Menteri PPPA Pastikan Kawal Proses Hukumny
Menteri PPPA Bintang Puspayoga. Foto Ist
A A A
JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengaku prihatin atas kasus kekerasan yang diduga dilakukan oleh ibu dengan inisial KU (40) warga Brebes, Jawa Tengah (Jateng) kepada tiga anak kandungnya, yang masih berusia, 12, 7 dan 5 tahun, Minggu (20/3/2022). Akibat kejadian itu, anaknya yang berusia 7 tahun meninggal dunia, untuk dua anak lainya terluka dan sempat kritis.

KU sendiri sekarang sudah diamnkan kepolisian dan dua anaknya yang terluka masih dirawat di rumah sakit. Tim Sapa Kementerian PPPA sendiri saat ini melalukan koordinasi dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AKB) dan SPT PPA Provinsi Jawa Tengah untuk memantau dan menindaklanjuti kasus tersebut.

“Kami akan memastikan korban mendapatkan layanan yang diperlukan dan mengawal proses hukumnya. Apresiasi kami sampaikan kepada semua pihak yang telah merespons cepat dan cepat tanggap menangani kasus ini,” kata Bintang Puspayoga sapannya dalam keterangan tertulis, Senin malam (21/3/2022). .

Ia menjelaskan peristiwa ini sepantasnya menjadi pembelajaran bagi semua bahwa menjaga kesehatan mental perempuan atau seorang ibu yang terkadang memiliki beban ganda menjadi sangat penting. Dimana ibu itu diduga tertekan dengan keterbatasan finansial, yang berdampak pada tingkat stres yang akhirnya dilampiaskan kepada anak-anaknya.



Untuk itu peran warga masyarakat menjadi penting. Kesigapan warga masyarakat dalam kasus ini menjadi teladan yang baik bahwa melindungi perempuan dan anak adalah tanggung jawab bersama, sehingga ketika menemukan atau mendengarkan peristiwa yang mengarah pada kekerasan terhadap perempuan dan anak, warga masyarakat perlu segera bertindak dan melindungi mereka.

“ Meskipun pahit, namun hukum harus tetap ditegakkan walaupun jika nanti terbukti secara absah pelaku adalah ibu kandung dan korbannya adalah anak kandung sendiri,” terangnya.

Menurutnya, kasus ini sebaiknya diselesaikan dengan pendekatan yuridis sosiologis yang mengedepankan pemahaman terhadap kondisi yang ada di lapangan untuk menemukan fakta-fakta yang menjadi latar belakang mengapa hal ini terjadi.

Selanjutnya fakta yang ada diidentifikasi untuk menemukan penyelesaian masalah (problem-solution) berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.

“Selain itu juga menginstruksikan jajarannya untuk merespons cepat dan mengapresiasi Dinas P3KB Kabupaten Brebes yang terus berkoordinasi dengan Kesbangpolinmas untuk memperoleh informasi dan kronologi,” paparnya.

Bintang Puspayoga juga mengajak seluruh pihak untuk menjadikan kasus tersebut sebagai pelajaran berharga dan berharap peristiwa memilukan itu tidak terjadi lagi serta berpesan agar Pemerintah Daerah memastikan pendampingan psikologis serta tindak lanjut pengasuhan yang layak kepada anak usai proses pemulihan fisik dilakukan.

"Menjadi penting bagaimana upaya Pemda untuk memastikan pemberdayaan ekonomi perempuan kelompok rentan, terutama perempuan yang berada dalam kemiskinan dan memiliki anak. Jika tidak diantasipasi, berdampak pada resiko kekerasan pada anak," ungkapnya.

Kasus ini terungkap setelah, bibi korban, Minggu (20/3/2022) dini hari pukul 04.30 WIB mendengar ada teriakan dari dalam kamar yang ditempati oleh terduga pelaku bersama ketiga anaknya. Mendengar teriakan itu, bibi korban berusaha membuka pintu kamar tetapi pintu dalam keadaan terkunci dari dalam kemudian berteriak minta tolong. Selanjutnya datang tetangganya membantu untuk membuka paksa pintu kamar dengan cara didobrak menggunakan palu.

Pada saat pintu terbuka melihat di dalam kamar, anak kedua dari terduga pelaku diduga sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan luka di leher dan anak pertama serta ketiga dalam keadaan terluka parah. Korban luka-luka dibawa rumah sakit guna mendapatkan perawatan.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2060 seconds (0.1#10.140)