Kisah Pilu Bocah-bocah Korban Gempa Pasaman Sering Menangis Panggil Ayahnya yang Tak Kunjung Kembali

Senin, 07 Maret 2022 - 19:31 WIB
loading...
A A A
“Emaknya pergi ke kebun bertiga dengan adiknya, pergi pagi kira-kira sudah lewat jam 8, mungkin belum sampai di kebun. Jenazah ayahnya sudah ditemukan, ibunya belum ditemukan. Ayah namanya rodi, Emaknya madan. Anaknya sekarang, saya bibi tengahnya yang rawat,” tutur Jusmarni, bibi Nadia warga Guguang Malampah.

Nasib yang sama dialami Nuralisa Sofia yang terancam jadi anak yatim saat usia belum genap empat tahun. Ayah Lisa alias Buyuang Pasa (32) hingga saat ini belum ditemukan.

Pella Wina Sari, ibu Lisa mengatakan, Lisa kerap menangis di dekapan ibunya sambil terus bertanya kapan ayahnya pulang.

“Ayah Lisa berjanji cepat pulang tapi kenapa tak juga pulang, apa ayah tidak sayang lagi ke Ica? pertanyaan demi pertanyaan Lisa membuat Wina ikut sedih.



Dia pun hanya berusaha menghibur namun tak berani berjanji sebab sang ayah masih dalam pencarian.

“Saya bawa Lisa keluar, dia nangis nanya ayah, telpon ayah katanya, HP tidak dibawa, kakak ada bawa hp tapi sinyal hilang, jadi nggak bisa telepon, kami disuruh orang lari ke atas bukit. Dia panggil-panggil ayah juga. Ayahnya pergi ke kebun sama seiring dengan ayah Nadia,” ujarnya.

Ayah dan ibu Nadia serta ayah Lisa bersama beberapa warga lainnya Jumat pagi itu sama-sama pergi ke kebun. Gempa yang disertai longsor menghantam kebun tempat mereka mencari nafkah.

Sebelumnya, enam warga di Kenagarian Malampah dinyatakan hilang setelah longsor yang dipicu gempa berkekuatan M6,1 terjadi Jumat (25/2/2022).

Dari total enam korban dua di antaranya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, empat korban lainnya masih dalam pencarian. Identitas korban hilang masing-masing, Safar (49), Manir (50), Sendri (32), dan Madan (27).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1244 seconds (0.1#10.140)