Misteri Batu Tak Berujung yang Ditancapkan Patih Gajah Mada, Tak Bisa Dicabut Alat Berat
loading...
A
A
A
MOJOKERTO - Batu Tak Berujung yang Ditancapkan Mahapatih Majapahit Gajah Mada yang terletak di Pendopo Agung Trowulan Dusun Ngelinguk, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto masih menyimpan misteri. Berdasarkan cerita yang ada Konon Batu yang Tak Berujung ini Ditancapkan Mahapatih Gajah Mada.
Cerita mengenai batu tak berujung ini diposting di akun Youtube Cakra Panorama, Rabu 24 Februari 2022 dan sudah dilihat ratusan netizen.
Berdasarkan narasi dari Akun Youtube Cakra Panorama, Patih Gajah Mada menancapkan batu ini dengan kondisi miring untuk menunjukan kesaktiannya dengan satu alasan dimana suatu saat akan berhasil dicabut oleh orang yang dipercayai sebagai reinkarnasi dari Patih Gajah Mada.
"Patok atau tonggak batu tersebut ditancapkan dengan kemiringan 45 derajat sehingga tidak mudah untuk mengangkatnya,". Tonggak tersebut diyakini untuk tempat mengikat kuda atau gajah saat zaman Majapahit.
Menurut warga sekitar tonggak batu tersebut seperti tak berpangkal dimana sudah banyak yang mencoba untuk mencabutnya namun gagal. Sehingga pernah dicoba dicabut dengan alat berat tapi tetap gagal.
Diyakini di tempat ini lah Mahapatih Gajah Mada mengucapkam Sumpah Palapanya.Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa disaksikan Raja Majapahit saat itu, Tribuana Tungga Dewi dan para pembesar dan pejabat kerajaan di petilasan yang jadi Pendopo Agung Trowulan.
Pendopo Agung Trowulan ini dibangun oleh Kodam V/Brawijaya melalui Yayasan Bina Mojopahit pada 1964 hingga 1973.
Baca juga : Kisah Pertarungan Sengit Gajah Mada Melawan Sunan Bejagung Lor di Watu Gajah Tuban
Bangunan Pendopo Agung Trowulan berbentuk joglo yang tiang utama atau soko gurunya beralaskan batu umpak peninggalan Kerajaan Majapahit.
Di bagian belakang bangunan Pendopo Agung Trowulan terdapat dinding dengan relief mengisahkan sejarah Kerajaan Majapahit. Salah satu relief mengisahkan penobatan Raden Wijaya menjadi Raja Majapahit pada tanggal 15, bulan Kartika, tahun 1215 saka atau sekitar 10 November 129
Lihat Juga: Kisah 3 Jenderal Mongol Dihukum Cambuk oleh Khubilai Khan Gara-gara Gagal Kalahkan Majapahit
Cerita mengenai batu tak berujung ini diposting di akun Youtube Cakra Panorama, Rabu 24 Februari 2022 dan sudah dilihat ratusan netizen.
Berdasarkan narasi dari Akun Youtube Cakra Panorama, Patih Gajah Mada menancapkan batu ini dengan kondisi miring untuk menunjukan kesaktiannya dengan satu alasan dimana suatu saat akan berhasil dicabut oleh orang yang dipercayai sebagai reinkarnasi dari Patih Gajah Mada.
"Patok atau tonggak batu tersebut ditancapkan dengan kemiringan 45 derajat sehingga tidak mudah untuk mengangkatnya,". Tonggak tersebut diyakini untuk tempat mengikat kuda atau gajah saat zaman Majapahit.
Menurut warga sekitar tonggak batu tersebut seperti tak berpangkal dimana sudah banyak yang mencoba untuk mencabutnya namun gagal. Sehingga pernah dicoba dicabut dengan alat berat tapi tetap gagal.
Diyakini di tempat ini lah Mahapatih Gajah Mada mengucapkam Sumpah Palapanya.Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa disaksikan Raja Majapahit saat itu, Tribuana Tungga Dewi dan para pembesar dan pejabat kerajaan di petilasan yang jadi Pendopo Agung Trowulan.
Pendopo Agung Trowulan ini dibangun oleh Kodam V/Brawijaya melalui Yayasan Bina Mojopahit pada 1964 hingga 1973.
Baca juga : Kisah Pertarungan Sengit Gajah Mada Melawan Sunan Bejagung Lor di Watu Gajah Tuban
Bangunan Pendopo Agung Trowulan berbentuk joglo yang tiang utama atau soko gurunya beralaskan batu umpak peninggalan Kerajaan Majapahit.
Di bagian belakang bangunan Pendopo Agung Trowulan terdapat dinding dengan relief mengisahkan sejarah Kerajaan Majapahit. Salah satu relief mengisahkan penobatan Raden Wijaya menjadi Raja Majapahit pada tanggal 15, bulan Kartika, tahun 1215 saka atau sekitar 10 November 129
Lihat Juga: Kisah 3 Jenderal Mongol Dihukum Cambuk oleh Khubilai Khan Gara-gara Gagal Kalahkan Majapahit
(sms)