Mogok Produksi, Tahu dan Tempe Hilang di Pasar Tanimulya Bandung Barat

Senin, 21 Februari 2022 - 11:32 WIB
loading...
Mogok Produksi, Tahu dan Tempe Hilang di Pasar Tanimulya Bandung Barat
Penjual tahu dan tempe di Pasar Rawa Tanimulya tidak ada aktivitas. Foto: Adi/SINDOnews
A A A
BANDUNG BARAT - Pedagang tahu dan tempe yang ada di Pasar Rawa Tanimulya, Desa Tanimulya, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), tidak berjualan karena tidak ada pasokan bahan baku.

Hal ini seiring dengan aksi mogok produsen tahu dan tempe, selama tiga hari akibat melambungnya harga kedelai, dan berimbas kepada terhentinya produksi, serta distribusi ke para pedagang di pasar tradisional mulai awal pekan ini.

"Sekarang udah tidak ada barang (tahu-tempe), karena dari pemasoknya mogok produksi selama tiga hari akibat protes harga kedelai mahal," kata salah seorang pedagang Pasar Rawa Tanimulya, Ramlan (50) kepada MNC Portal Indonesia, Senin (21/2/2022).



Dirinya biasanya mendapatkan pasokan tahu dan tempe dari Cibuntu sebanyak 6 box tahu yang satu box-nya berisi 600 potong seharga Rp500-600/potong. Sementara untuk tempe, dipasok sebanyak 80-90 pak seukuran 1 kg yang dijual harganya Rp12.000/pak.

Terakhir mendapatkan pasokan barang pada Minggu pagi dan semua sudah habis terjual. Sehingga pelanggannya yang datang hari ini tidak bisa mendapatkan tahu dan tempe karena sudah tidak ada.

Dirinya berharap, harga kedelai bisa kembali normal dan kembali bisa berjualan agar bisa menutupi kebutuhan hidup keluarganya.



"Tahun lalu kejadian gini udah pernah, sekarang kejadian lagi karena harga kedelai naik dari asalnya Rp9.800/kg jadi Rp11.500/kg. Moga jadi perhatian pemerintah, karena kami sebagai penjual jadi bingung, mau naikin harga ke pelanggan juga kasihan," sambungnya.

Sementara itu, salah seorang penjual gorengan di Pasar Tanimulya, Suhendar (33) mengaku, sangat dirugikan dengan tidak berjualannya pedagang tahu dan tempe. Sebab selama ini dirinya selalu membuat gorengan tahu dan tempe sebagai jualannya selain bala-bala (bakwan).

Pada kondisi normal dirinya selalu membeli sebanyak 100 biji tahu ukuran kecil dan dua pak tempe seharga Rp7.000/pak sebagai bahan membuat gorengan. Dirinya juga tidak sempat menyimpan stok barang karena pada saat belanja hari Minggu sudah kehabisan.



"Ya kalau gini, saya juga rugi, omzet jadi turun karena jualan gorengan hanya satu macam. Biasanya suka dapat Rp500.000/hari kotor, tapi kalau kondisi gini jadi turun sampe setengah," keluhnya.
(hsk)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1522 seconds (0.1#10.140)