Pemindahan Ibu Kota Negara ke Kaltim Dinilai Untungkan Sulsel

Selasa, 15 Februari 2022 - 22:17 WIB
loading...
Pemindahan Ibu Kota...
Suasana pelaksanaan Diskusi Publik Efek Ekonomi Terhadap Perpindahan Ibu Kota di Makassar pada Selasa (14/2/2022) lalu. Foto : SINDOnews/Muhaimin Sunusi
A A A
MAKASSAR - Proses pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dinilai bakal menguntungkan Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) . Pernyataan ini mencuat dalam Diskusi Publik 'Efek Ekonomi Terhadap Perpindahan Ibu Kota' di Makassar pada Selasa (14/2/2022) lalu.

Pengurus Pemuda Tani HKTI Sulsel, Andi Sriwulandani, mengatakan bahwa hubungan historis dan ekonomi antara Kalimantan dan Sulsel sangat erat. Makanya, diharapkan IKN ini ikut menggeliatkan ekonomi Sulsel.

"Ketika IKN ini terealisasi maka akan ada aktivitas di sekitar Kaltim. Khusus Sulsel , saya optimis. Kaltim itu kuat dalam hal konstruksi. Sulsel kuat di industri semen, perkebunan dan ternak. Ini akan saling menopang," kata dia.

Baca Juga: 4 Catatan Prabowo Subianto Soal Pemindahan Ibu Kota Negara ke Kaltim

Sriwulandani menuturkan pemerintah pusat mengklaim pemindahan IKN ini ramah lingkungan dan akan melibatkan masyarakat lokal. Tentu masyarakat menaruh optimistis tinggi terhadap pemindahan IKN ini.

"Apalagi target di 2022 sampai 2024 fokus pada infrastrukfur. Kita berharap IKN ini punya multiplier effect atau efek berganda. Khususnya di Sulsel ," ujarnya.

Perwakilan DPP HIPMI, Herman Heizer, menyatakan bahwa berdasarkan survei nasional opini publik kelihatan terbelah. Ada yang setuju dan ada pula yang masih menolak.

"Ada yang setuju, tapi minta ditunda setelah pandemi. Tapi, saya tidak mau masuk pada kontroversi tersebut karena presiden dan DPR sudah mengesahkan undang-undangnya. Makanya harapan kita, IKN ini menjadi proyek yang bisa mensejahterakan rakyat. Bukan proyek mangkrak," sebutnya.

Herman memaparkan pada 2045 Indonesia masuk dalam usia 100 kemerdekan. Prediksi Indonesia emas bisa masuk sebagai negara maju.

"Saat sekarang ini kita sudah masuk negara berkembang. Untuk menjadi negara maju, pertumbuhan ekonomi kita harus terus berkembang. Minimal tiga kali lipat dari skrang. Dibutuhkan kerjasama tim, kelompok, dan golongan," tuturnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2832 seconds (0.1#10.140)