REI Jawa Timur Usul Harga Rumah Bersubsidi Naik Menjadi Rp162 Juta
loading...
A
A
A
SURABAYA - DPD Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) Jawa Timur (Jatim) mengusulkan kepada pemerintah agar menaikkan harga rumah subsidi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebesar 7 persen di tahun 2022. Usulan kenaikan tersebut berdasarkan angka inflasi yang terjadi di sektor properti.
Sekretaris DPD REI Jatim, Andi Rahmean Pohan mengatakan, di bidang konstruksi, inflasinya mencapai 14 persen. Tingginya kenaikan salah satunya disumbang dari kenaikan harga besi. Jika dihitung secara detail, kata dia, kenaikan harga rata-ratanya mencapai 20 persen.
Baca juga: Pembangunan Hunian Bagi Warga Korban Erupsi Semeru Tuntas Sebelum Ramadhan
Namun pihaknya mengambil angka moderat 7 persen dengan memperhatikan kemampuan daya beli masyarakat. "Dengan kenaikan 7 persen tersebut, harga rumah bersubsidi dari semula sekitar Rp150 juta akan meningkat menjadi kurang lebih Rp162 juta,” ujarnya, Jumat (11/2/2022).
Dia menambahkan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) selama ini melihat inflasi secara keseluruhan yang nilainya sebesar 3 sampai 4 persen. Tapi dari keseluruhan itu ada bawang, cabai yang tidak berhubungan langsung dengan kontruksi. "Sedangkan di sektor kontruksi, harga besi mengalami inflasi tinggi sekali," ujarnya.
Usulan tersebut, lanjut dia, sejauh ini belum mendapat persetujuan dari pemerintah. Meski begitu, dia memastikan hal tersebut tidak akan mengganggu proses pembangunan yang sudah dijalankan pengembang. Hanya saja pengusaha akan sedikit mengerem laju penjualan. ”Pengusaha akan menghitung komponen-komponen biaya yang mengalami kenaikan,” imbuhnya.
Lebih Andi menyatakan, dari informasi yang dia diterima, keputusan tentang kenaikan harga dan juga pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bisa keluar dalam waktu satu bulan mendatang.
"Kontribusi REI kepada pembangunan pemerintah saat ini cukup berarti. Dari target 1 juta rumah yang dicanangkan Presiden Joko Widodo, REI menyumbang kurang lebih 30 hingga 35 persen dari daya serap pasar yang ada," terangnya.
Pihaknya berharap tahun ini bisa membangun sebanyak 12.000 hingga 15.000 unit rumah. Sementara realisasi di tahun lalu mencapai sekitar 13.000 unit rumah. Rumah bersubsidi tersebut tersebar di luar Surabaya. Seperti Gresik, Sidoarjo, Probolinggo dan daerah-daerah lainnya. "Kalau di Surabaya harga lahannya sudah terlalu tinggi," pungkas Andi.
Sekretaris DPD REI Jatim, Andi Rahmean Pohan mengatakan, di bidang konstruksi, inflasinya mencapai 14 persen. Tingginya kenaikan salah satunya disumbang dari kenaikan harga besi. Jika dihitung secara detail, kata dia, kenaikan harga rata-ratanya mencapai 20 persen.
Baca juga: Pembangunan Hunian Bagi Warga Korban Erupsi Semeru Tuntas Sebelum Ramadhan
Namun pihaknya mengambil angka moderat 7 persen dengan memperhatikan kemampuan daya beli masyarakat. "Dengan kenaikan 7 persen tersebut, harga rumah bersubsidi dari semula sekitar Rp150 juta akan meningkat menjadi kurang lebih Rp162 juta,” ujarnya, Jumat (11/2/2022).
Dia menambahkan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) selama ini melihat inflasi secara keseluruhan yang nilainya sebesar 3 sampai 4 persen. Tapi dari keseluruhan itu ada bawang, cabai yang tidak berhubungan langsung dengan kontruksi. "Sedangkan di sektor kontruksi, harga besi mengalami inflasi tinggi sekali," ujarnya.
Usulan tersebut, lanjut dia, sejauh ini belum mendapat persetujuan dari pemerintah. Meski begitu, dia memastikan hal tersebut tidak akan mengganggu proses pembangunan yang sudah dijalankan pengembang. Hanya saja pengusaha akan sedikit mengerem laju penjualan. ”Pengusaha akan menghitung komponen-komponen biaya yang mengalami kenaikan,” imbuhnya.
Lebih Andi menyatakan, dari informasi yang dia diterima, keputusan tentang kenaikan harga dan juga pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bisa keluar dalam waktu satu bulan mendatang.
"Kontribusi REI kepada pembangunan pemerintah saat ini cukup berarti. Dari target 1 juta rumah yang dicanangkan Presiden Joko Widodo, REI menyumbang kurang lebih 30 hingga 35 persen dari daya serap pasar yang ada," terangnya.
Pihaknya berharap tahun ini bisa membangun sebanyak 12.000 hingga 15.000 unit rumah. Sementara realisasi di tahun lalu mencapai sekitar 13.000 unit rumah. Rumah bersubsidi tersebut tersebar di luar Surabaya. Seperti Gresik, Sidoarjo, Probolinggo dan daerah-daerah lainnya. "Kalau di Surabaya harga lahannya sudah terlalu tinggi," pungkas Andi.
(msd)