Mencekam! Kerusuhan Brutal Antar 2 Desa di Maluku Tenggara Pecah, 10 Orang Bersimbah Darah
loading...
A
A
A
MALUKU TENGGARA - Suasana mencekam terjadi di perbatasan antara Desa Kelanit, dengan Desa Laon, di Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara, Sabtu (5/2/2022). Warga dari dua desa itu terlibat aksi saling serang menggunakan berbagai senjata, hingga mengakibatkan 10 orang bersimbah darah.
Kerusuhan antar warga dari dua desa itu, berawal dari sengketa perbatasan. Warga Desa Kelanit, yang hendak membangun gapura ditentang warga Desa Laon, karena tanah untuk pendirian gapura tersebut diklaim milik warga Desa Laon.
Berbagai senjata digunakan warga dua desa tersebut untuk tawuran. Mereka bersenjatakan pedang, panah, tombak, batu, kembang api, hingga senapan angin untuk saling menyerang. Akibatnya, dua warga mengalami luka bacok, dan delapan sisanya mengalami luka tembak.
Para korban yang terluka, terpaksa dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Kapolres Tual, AKBP Dax Emanuelle Samson Manuputty turun langsung melerai pertikaian antar warga dari dua desa tersebut.
Bahkan, tanpa pengawalan Kapolres Tual turun langsung di tengah-tengah tawuran warga dari dua desa tersebut. Dia ingin melerai dan menenangkan dua kelompok warga yang bertikai, untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak lagi.
Sayangnya, upaya persuasif yang dilakukan Kapolres Tual tersebut, tidak diindahkan oleh warga yang bertikai. Mereka tetap saja emosi dan melakukan aksi saling serang. Pasukan TNI, dan Polri akhirnya ditambah, dan kerusuhan dapat diredam.
Warga meminta kepada Polri dan TNI dapat segera menangkap biang kerok pemicu kerusuhan tersebut. Mengingat, dua desa tersebut selama ini akur dan damai. Situasi memanas antar dua desa ini terjadi, setelah muncul provokator yang mengadu domba warga dari dua desa itu. Aparat Polri dan TNI masih menjaga ketat kedua desa, untuk menghindari terjadinya bentrokan susulan.
Kerusuhan antar warga dari dua desa itu, berawal dari sengketa perbatasan. Warga Desa Kelanit, yang hendak membangun gapura ditentang warga Desa Laon, karena tanah untuk pendirian gapura tersebut diklaim milik warga Desa Laon.
Berbagai senjata digunakan warga dua desa tersebut untuk tawuran. Mereka bersenjatakan pedang, panah, tombak, batu, kembang api, hingga senapan angin untuk saling menyerang. Akibatnya, dua warga mengalami luka bacok, dan delapan sisanya mengalami luka tembak.
Para korban yang terluka, terpaksa dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Kapolres Tual, AKBP Dax Emanuelle Samson Manuputty turun langsung melerai pertikaian antar warga dari dua desa tersebut.
Bahkan, tanpa pengawalan Kapolres Tual turun langsung di tengah-tengah tawuran warga dari dua desa tersebut. Dia ingin melerai dan menenangkan dua kelompok warga yang bertikai, untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak lagi.
Sayangnya, upaya persuasif yang dilakukan Kapolres Tual tersebut, tidak diindahkan oleh warga yang bertikai. Mereka tetap saja emosi dan melakukan aksi saling serang. Pasukan TNI, dan Polri akhirnya ditambah, dan kerusuhan dapat diredam.
Warga meminta kepada Polri dan TNI dapat segera menangkap biang kerok pemicu kerusuhan tersebut. Mengingat, dua desa tersebut selama ini akur dan damai. Situasi memanas antar dua desa ini terjadi, setelah muncul provokator yang mengadu domba warga dari dua desa itu. Aparat Polri dan TNI masih menjaga ketat kedua desa, untuk menghindari terjadinya bentrokan susulan.
(eyt)