Bio Farma Serahkan Laboratorium COVID-19 Mobile Berstandar BSL-3
loading...
A
A
A
BANDUNG - PT Bio Farma menyerahkan satu unit laboratorium yang memiliki kemampuan deteksi virus corona kepada Universitas Padjadjaran (Unpad).
Fasilitas Mobile Laboratorium Biosafety Level 3 (BSL-3) ini menjadi yang pertama di Indonesia dengan kemampuan mobile atau berpindah dan dapat dipinjam pakai beserta instrumen penunjang pemeriksaan COVID-19. (BACA JUGA: Update COVID-19 Kota Bandung, Warga Positif Terus Bertambah Jadi 358 Orang )
Nanti akan digunakan dan dimanfaatkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadaran untuk melakukan proses ekstraksi RNA dari spesimen swab pasien COVID-19. Juga memiliki kemampuan pemeriksaan melalui RT-PCR. (BACA JUGA: Pulihkan Ekonomi, Pemprov Jabar Fokus Bangun Desa Digital 2021 )
Mobile Lab BSL-3 dibuat dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hampir 100%. Ini lab BSL-3 bergerak pertama di Indonesia, yang memiliki keunggulan yang sifatnya bisa berpindah-pindah. Bahkan bisa diangkut untuk perjalanan laut dan udara dengan kapal Ferry atau helikopter.
Fungsi dari Mobile Laboratorium BSL 3, untuk meningkatkan kapasitas uji identifikasi Virus SARS Cov-2 penyebab penyakit Covid-19. Laboratorium ini bisa dikombinasikan dengan uji rapid untuk melakukan tracing kontak terhadap kasus terkonfirmasi positif Covid-19. (BACA JUGA: Update Corona: Pasien Sembuh di Jabar Tembus 1.016 Orang )
Pemeriksaan rapid/PCR yang luas, tracing kontak dan dikombinasikan dengan uji PCR Covid-19 di mobile BSL-3. Sehingga dapat digunakan untuk pemetaan wilayah yang akan membantu penanganan Covid-19 lebih efektif dan terukur.
Ketua Tim Perencanaan & Produksi Mobile Laboratorium BSL 3 Ahmad Tomy Zulfikar mengatakan, ukuran laboratorium Mobile BSL 3, dapat disesuaikan untuk menjadi (BSL 2) dengan ukuran bisa 20 feet atau BSL 3 dengan ukuran 40 feet. Dengan demikian, Laboratorium Mobile BSL3 ini, dapat dioperasikan sebagai Lab BSL3 ataupun BSL2 sesuai mikroba berbahaya yang ditangani.
Mobile Laboratorium BSL 3 sudah dengan memiliki tingkat keamanan yang maksimal. Sehingga tidak akan menimbulkan bahaya baik bagi petugas dalam lab tersebut, maupun untuk masyarakat sekitar.
“Untuk penanganan limbah padat dan cair, sudah dibuat sedemikian rupa sehingga dalam prosesnya sudah berlangsung dengan baik dan terjamin karena sudah dilakukan proses desinfeksi (dekontaminasi) terlebih dahulu”, ujar Ahmad Tommy.
BSL 3 ditujukan bagi fasilitas laboratorium diagnostik, riset atau produksi yang berhubungan dengan mikroorganisme risk group 3 yang bisa menyebabkan penyakit serius pada manusia dan hewan, metode pencegahan dan pengobatan masih tersedia. Risiko individu tinggi dan risiko komunitas masih terbatas.
Pekerja laboratorium harus memiliki pelatihan khusus dalam penanganan agen-agen patogenik berbahaya dan diawasi oleh ilmuwan-ilmuwan berkompetensi yang berpengalaman dalam bekerja dengan agen-agen tersebut.
Contoh mikroorganisme yang ditangani Biosafety Level 3 antara lain: Anthrax, HIV, SARS, Tubercolosis, virus cacar, thypus dan Avian influenza.
Fasilitas Mobile Laboratorium Biosafety Level 3 (BSL-3) ini menjadi yang pertama di Indonesia dengan kemampuan mobile atau berpindah dan dapat dipinjam pakai beserta instrumen penunjang pemeriksaan COVID-19. (BACA JUGA: Update COVID-19 Kota Bandung, Warga Positif Terus Bertambah Jadi 358 Orang )
Nanti akan digunakan dan dimanfaatkan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjadaran untuk melakukan proses ekstraksi RNA dari spesimen swab pasien COVID-19. Juga memiliki kemampuan pemeriksaan melalui RT-PCR. (BACA JUGA: Pulihkan Ekonomi, Pemprov Jabar Fokus Bangun Desa Digital 2021 )
Mobile Lab BSL-3 dibuat dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hampir 100%. Ini lab BSL-3 bergerak pertama di Indonesia, yang memiliki keunggulan yang sifatnya bisa berpindah-pindah. Bahkan bisa diangkut untuk perjalanan laut dan udara dengan kapal Ferry atau helikopter.
Fungsi dari Mobile Laboratorium BSL 3, untuk meningkatkan kapasitas uji identifikasi Virus SARS Cov-2 penyebab penyakit Covid-19. Laboratorium ini bisa dikombinasikan dengan uji rapid untuk melakukan tracing kontak terhadap kasus terkonfirmasi positif Covid-19. (BACA JUGA: Update Corona: Pasien Sembuh di Jabar Tembus 1.016 Orang )
Pemeriksaan rapid/PCR yang luas, tracing kontak dan dikombinasikan dengan uji PCR Covid-19 di mobile BSL-3. Sehingga dapat digunakan untuk pemetaan wilayah yang akan membantu penanganan Covid-19 lebih efektif dan terukur.
Ketua Tim Perencanaan & Produksi Mobile Laboratorium BSL 3 Ahmad Tomy Zulfikar mengatakan, ukuran laboratorium Mobile BSL 3, dapat disesuaikan untuk menjadi (BSL 2) dengan ukuran bisa 20 feet atau BSL 3 dengan ukuran 40 feet. Dengan demikian, Laboratorium Mobile BSL3 ini, dapat dioperasikan sebagai Lab BSL3 ataupun BSL2 sesuai mikroba berbahaya yang ditangani.
Mobile Laboratorium BSL 3 sudah dengan memiliki tingkat keamanan yang maksimal. Sehingga tidak akan menimbulkan bahaya baik bagi petugas dalam lab tersebut, maupun untuk masyarakat sekitar.
“Untuk penanganan limbah padat dan cair, sudah dibuat sedemikian rupa sehingga dalam prosesnya sudah berlangsung dengan baik dan terjamin karena sudah dilakukan proses desinfeksi (dekontaminasi) terlebih dahulu”, ujar Ahmad Tommy.
BSL 3 ditujukan bagi fasilitas laboratorium diagnostik, riset atau produksi yang berhubungan dengan mikroorganisme risk group 3 yang bisa menyebabkan penyakit serius pada manusia dan hewan, metode pencegahan dan pengobatan masih tersedia. Risiko individu tinggi dan risiko komunitas masih terbatas.
Pekerja laboratorium harus memiliki pelatihan khusus dalam penanganan agen-agen patogenik berbahaya dan diawasi oleh ilmuwan-ilmuwan berkompetensi yang berpengalaman dalam bekerja dengan agen-agen tersebut.
Contoh mikroorganisme yang ditangani Biosafety Level 3 antara lain: Anthrax, HIV, SARS, Tubercolosis, virus cacar, thypus dan Avian influenza.
(awd)