UMi Hadir Selamatkan Pelaku Usaha dari Jeratan Rentenir

Sabtu, 29 Januari 2022 - 00:04 WIB
loading...
UMi Hadir Selamatkan Pelaku Usaha dari Jeratan Rentenir
Kehadiran pembiayaan UMi memberi manfaat besar dari SA Rohayati, pedagang klontong yang pernah merasakan jeratan rentenir.Foto/masdarul
A A A
SURABAYA - Rentenir menjadi musuh bersama. Pencairan yang mudah, tidak ribet dan cepat membuat pinjaman dari rentenir ini disukai masyarakat terutama kalangan pelaku usaha mikro dan ultra mikro.

Kehadiran rentenir bagaikan 'dewa penolong' di saat butuh tambahan modal. Padahal mereka itu bagaikan pembunuh bertangan dingin. Bunga yang ditetapkan sangat tinggi hingga mencekik nasabahnya.

Karena sudah cukup banyak kasus terjadi terutama di kampung-kampung yang melibatkan rentenir. Bahkan banyak pengurus kampung yang harus turun tangan mendamaikan dan mencarikan solusi.

Baca juga: 12 Ribu Ekor Ayam di Blitar Mati Terpanggang, Polisi Lakukan Penyelidikan

Karenanya, di Jawa Timur, Gubernur Khofifah juga berkomitmen untuk memberantas rentenir itu. Banyak cara akan dilakukan agar pelaku usaha mikro dan ultra mikro bisa mendapatkan pembiayaan dengan bunga ringan. Khofifah akan mencari skema agar itu bisa diterapkan di 38 kabupaten/kota dj Jawa Timur.

Tidak hanya itu, program pembiayaan Ultra Mikro (UMi) yang berada di bawah Badan Layanan Umum Pusat Investasi Pemerintah (BLU PIP) juga mengaku mengalami banyak tantangan di lapangan terutama dengan rentenir.

Kepala Divisi Sistem Informasi dan Teknologi BLU PIP, Adhita Surya Permana mengatakan kehadiran rentenir memang sudah sangat masif di masyarakat. Gerak cepat, proses cepat dan pencairan cepat membuat masyarakat lebih memilih pembiayaan dari para rentenir itu.

"Sementara UMi ini ada proses-proses yang harus dilewati. Karena ini kan dana dari APBN jadi harus benar-benar disalurkan dengan benar dan pada orang yang tepat. Ada syarat yang harus dipenuhi nasabah. Mitra-mitra kita masih belum bisa menyaingi mereka (rentenir) itu. Tapi kita terus berupaya agar, rentenir bisa dieliminir," kata Adhita.

Kehadiran rentenir dirasakan juga oleh SA Rohayati, salah satu pedagang klontong di Kampung Lebak, Pangeranan, Bangkalan, Madura. Rohayati mengaku pernah menjadi nasabah 'bank titil' itu yang pembayarannya ditagih setiap hari oleh petugasnya.

Kalau tidak bayar kata nenek empat cucu ini, maka akan diakumulasikan hari-hari berikutnya bahkan dikenakan denda tambahan. "Pinjam Rp1 juta biasanya jadi Rp1,4 juta atau Rp1,5 juta, jangka waktunya singkat karena ditagih harian," kata perempuan 72 tahun itu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2737 seconds (0.1#10.140)