Melonjak Drastis, 670 Desa/Kelurahan di Jawa Barat Terpapar COVID-19
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat menyatakan, jumlah desa/kelurahan yang terpapar virus Corona (COVID-19) meningkat menjadi 670 desa/kelurahan.
Jumlah tersebut melonjak drastis dibandingkan pertengahan Mei 2020 lalu. Saat itu hanya 267 desa/kelurahan yang terpapar dari total 5.312 desa/kelurahan di Provinsi Jawa Barat . Dari jumlah tersebut, 54 desa/kelurahan di antaranya berstatus kritis atau memiliki lebih dari enam orang pasien positif COVID-19.
"Perkembangan titik positif di Jabar per tanggal 13 Mei lalu ada 267 desa/kelurahan yang masyarakatnya ada yang terpapar COVID-19 saat ini masih terus berkembang. Datanya, 670 desa/kelurahan warganya terpapar," ungkap Koordinator Sub Divisi Deteksi Dini dan Pelacakan Kontak Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Dedi Mulyadi dalam konferensi pers yang juga digelar virtual dari Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (11/6/2020).
(Baca: 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat Belum Ajukan AKB)
Dedi menyatakan, upaya pelacakan terus dilakukan, agar penyebaran COVID-19 tidak semakin meluas, terutama terhadap desa/kelurahan berstatus kritis melalui pemberlakuan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) seperti yang telah diterapkan di 54 desa/kelurahan berstatus kritis. "Jadi, kami melihat provinsi harus menyikapi ini, terutama pada level kritis atau hitam," tegasnya.
Menurut Dedi, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar mendukung penuh Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 kabupaten/kota dalam pelaksanaan PSBM. "Kita komunikasikan dengan Dinas Kesehatan (setempat). Kita lakukan PSBM dalam konteks mikro semikro mikronya melalui pendekatan hasil tracing kasus positif yang muncul di wilayah tersebut," terangnya.
Dedi meyakinkan, dalam pemberlakuan PSBM, pihaknya memberikan dukungan penuh dalam pelaksanaan swab test, penyediaan masker, sarung tangan, hand sanitizer, hingga pendirian dapur umum, agar warga yang menjalani isolasi merasa nyaman. "Kita hadir dengan PSBM untuk membuktikan apakah ada local transmition. Kita juga support teman-teman di lokasi," imbuhnya.
(Baca: Pasien Sembuh Terus Naik, Jabar Targetkan Zero Kematian COVID-19)
Dedi menambahkan, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar juga telah menjadikan PSBM di enam desa/kelurahan di Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, Kota Tasikmalaya, Kota Cimahi, dan Kota Bogor sebagai pilot project PSBM di Provinsi Jabar.
"PSBM piloting ini bisa jadi acuan kabupaten/kota lain pada saat ada kasus positif, agar masyarakat tidak ketakutan. Harus ada edukasi bahwa COVID-19 ini bukan aib, tapi masalah bersama-sama, jangan disudutkan, jangan sampai drop imunnya," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian Massal, dan Manajemen Laboratorium Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-Jabar Sisca Gerfianti menyatakan, pasien terkonfirmasi positif COVID-19 tersebar di 267 desa/kelurahan di Provinsi Jabar dimana 54 desa/kelurahan di antaranya berstatus kritis.
(Baca: 54 Desa dan Kelurahan di Jabar Kritis COVID-19, Mana Saja?)
Dengan kondisi tersebut, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar akan menerapkan skema penanganan COVID-19 berskala mikro atau tingkat kelurahan/desa, agar pengendalian, pelacakan, dan pengawasan COVID-19 berjalan lebih optimal.
"Untuk karantina mikro ini PSBB (pembatasan sosial berskala besar) tetap berjalan, tetapi kami fokus untuk melokalisir pasien yang positif ini beserta kontak tracing-nya. Dan kita lokalisasi di tingkat satuan terkecil, yaitu desa atau kelurahan," jelas Sisca di Bandung, Senin (1/6/2020).
Jumlah tersebut melonjak drastis dibandingkan pertengahan Mei 2020 lalu. Saat itu hanya 267 desa/kelurahan yang terpapar dari total 5.312 desa/kelurahan di Provinsi Jawa Barat . Dari jumlah tersebut, 54 desa/kelurahan di antaranya berstatus kritis atau memiliki lebih dari enam orang pasien positif COVID-19.
"Perkembangan titik positif di Jabar per tanggal 13 Mei lalu ada 267 desa/kelurahan yang masyarakatnya ada yang terpapar COVID-19 saat ini masih terus berkembang. Datanya, 670 desa/kelurahan warganya terpapar," ungkap Koordinator Sub Divisi Deteksi Dini dan Pelacakan Kontak Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Dedi Mulyadi dalam konferensi pers yang juga digelar virtual dari Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (11/6/2020).
(Baca: 27 Kabupaten/Kota di Jawa Barat Belum Ajukan AKB)
Dedi menyatakan, upaya pelacakan terus dilakukan, agar penyebaran COVID-19 tidak semakin meluas, terutama terhadap desa/kelurahan berstatus kritis melalui pemberlakuan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) seperti yang telah diterapkan di 54 desa/kelurahan berstatus kritis. "Jadi, kami melihat provinsi harus menyikapi ini, terutama pada level kritis atau hitam," tegasnya.
Menurut Dedi, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar mendukung penuh Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 kabupaten/kota dalam pelaksanaan PSBM. "Kita komunikasikan dengan Dinas Kesehatan (setempat). Kita lakukan PSBM dalam konteks mikro semikro mikronya melalui pendekatan hasil tracing kasus positif yang muncul di wilayah tersebut," terangnya.
Dedi meyakinkan, dalam pemberlakuan PSBM, pihaknya memberikan dukungan penuh dalam pelaksanaan swab test, penyediaan masker, sarung tangan, hand sanitizer, hingga pendirian dapur umum, agar warga yang menjalani isolasi merasa nyaman. "Kita hadir dengan PSBM untuk membuktikan apakah ada local transmition. Kita juga support teman-teman di lokasi," imbuhnya.
(Baca: Pasien Sembuh Terus Naik, Jabar Targetkan Zero Kematian COVID-19)
Dedi menambahkan, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar juga telah menjadikan PSBM di enam desa/kelurahan di Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kabupaten Subang, Kota Tasikmalaya, Kota Cimahi, dan Kota Bogor sebagai pilot project PSBM di Provinsi Jabar.
"PSBM piloting ini bisa jadi acuan kabupaten/kota lain pada saat ada kasus positif, agar masyarakat tidak ketakutan. Harus ada edukasi bahwa COVID-19 ini bukan aib, tapi masalah bersama-sama, jangan disudutkan, jangan sampai drop imunnya," tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Divisi Pelacakan Kontak, Pengujian Massal, dan Manajemen Laboratorium Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-Jabar Sisca Gerfianti menyatakan, pasien terkonfirmasi positif COVID-19 tersebar di 267 desa/kelurahan di Provinsi Jabar dimana 54 desa/kelurahan di antaranya berstatus kritis.
(Baca: 54 Desa dan Kelurahan di Jabar Kritis COVID-19, Mana Saja?)
Dengan kondisi tersebut, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar akan menerapkan skema penanganan COVID-19 berskala mikro atau tingkat kelurahan/desa, agar pengendalian, pelacakan, dan pengawasan COVID-19 berjalan lebih optimal.
"Untuk karantina mikro ini PSBB (pembatasan sosial berskala besar) tetap berjalan, tetapi kami fokus untuk melokalisir pasien yang positif ini beserta kontak tracing-nya. Dan kita lokalisasi di tingkat satuan terkecil, yaitu desa atau kelurahan," jelas Sisca di Bandung, Senin (1/6/2020).
(muh)