Kasus Kanker Masih Tinggi, Ini Penyebab dan Penanganannya
loading...
A
A
A
BANDUNG - Kasus kanker hingga saat ini masih menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan kematian cukup tinggi. Tak hanya itu, orang yang berpotensi terserang kanker juga cukup tinggi, disebabkan oleh berbagai hal.
Frank Roesl dari German Cancer Research Center, Heidelberg mengupas secara tuntas dalam kuliah tamu SITH ITB belum lama ini. Tema penelitian yang dia bawakan ialah Reversion of Cancer: Concepts and Strategies.
Baca juga: Vaksinasi 10.000 Anak Baru 10 Persen, Satgas COVID Karawang Hadirkan Badut
Dikutip dari kanal ITB, Roesl menerangkan, keadaan di tahun 2021, kanker masih ada. Pada tahun 2020, terdapat kasus baru sebanyak 9.2 juta per tahun pada perempuan dengan mortalitas 4.4 juta, sedangkan pada jenis kelamin laki-laki terdapat kasus baru sebanyak 10.1 juta per tahun dengan mortalitas 5.5 juta. Maka laki-laki lebih berisiko terkena kanker.
"Penyebab dari kanker adalah secara endogen dan eksogen. Kanker karena endogen disebabkan oleh kecenderungan genetik seperti kanker kolon serta kanker payudara, inflamasi kronik yang disebabkan oleh datangnya penyakit yang dapat mengubah sel menjadi sel kanker. Kanker karena eksogen dapat terjadi akibat zat karsinogenik seperti kanker kulit melanoma, iradiasi oleh sinar UV yang menyebabkan kanker kulit melanoma, dan infeksi oleh virus," jelasnya.
Pada saat ini kontribusi kanker tahunan akibat infeksi adalah 20%. Konsep yang perlu dipahami adalah kanker merupakan proses bertahap, yaitu normal menuju inisiasi, menjadi pre-cancer yang bertahap mulai dari mild, moderate, severe, sampai cis, dan akhirnya menjadi kanker.
baca juga: 2 Nelayan Tenggelam di Laut, 1 Ditemukan TNI AL Tewas di Perairan Batubara
Penyebab dari kanker dapat bervariasi, bentuk dari kanker juga dapat bervariasi. Maka pada saat ini personalized medicine sedang berkembang pesat. Penanganan dari kanker juga bervariasi, pertama adalah operasi pengangkatan tumor, kedua adalah kemoterapi untuk membunuh residual, radiasi, imunoterapi, Stem Cell atau Bone Marrow Transplant, terapi hormon, dan yang terakhir adalah cancer reversion strategy berdasarkan fase dari kanker dilakukan induksi dengan faktor atau menggunakan metode epigenetik.
Pada saat sitoplasma adalah tumor, maka sel akan diprogram menjadi mati. Harapan yang ingin didapatkan adalah sel akan menghasilkan sitoplasma yang normal dengan nukleus yang tumor. Jika lingkungan sitoplasma tidak menjadi tumor, maka sel akan menjadi normal. Cara lain adalah dengan pengawasan kekebalan (immune surveillance) yang mengamati tumor dingin menjadi tumor panas agar sistem imun dapat sel imun seperti sel T dapat melakukan apoptosis.
Fenomena yang terjadi di sel kanker sangat unik. Penanganan dan terapi yang dilakukan juga unik. Maka personalized medicine perlu dikembangkan oleh dunia kesehatan dalam berperang melawan kanker. Saran dari Prof. Dr. Frank Roesl adalah, “Always change the prespective and try to think outside the box”.
Frank Roesl dari German Cancer Research Center, Heidelberg mengupas secara tuntas dalam kuliah tamu SITH ITB belum lama ini. Tema penelitian yang dia bawakan ialah Reversion of Cancer: Concepts and Strategies.
Baca juga: Vaksinasi 10.000 Anak Baru 10 Persen, Satgas COVID Karawang Hadirkan Badut
Dikutip dari kanal ITB, Roesl menerangkan, keadaan di tahun 2021, kanker masih ada. Pada tahun 2020, terdapat kasus baru sebanyak 9.2 juta per tahun pada perempuan dengan mortalitas 4.4 juta, sedangkan pada jenis kelamin laki-laki terdapat kasus baru sebanyak 10.1 juta per tahun dengan mortalitas 5.5 juta. Maka laki-laki lebih berisiko terkena kanker.
"Penyebab dari kanker adalah secara endogen dan eksogen. Kanker karena endogen disebabkan oleh kecenderungan genetik seperti kanker kolon serta kanker payudara, inflamasi kronik yang disebabkan oleh datangnya penyakit yang dapat mengubah sel menjadi sel kanker. Kanker karena eksogen dapat terjadi akibat zat karsinogenik seperti kanker kulit melanoma, iradiasi oleh sinar UV yang menyebabkan kanker kulit melanoma, dan infeksi oleh virus," jelasnya.
Pada saat ini kontribusi kanker tahunan akibat infeksi adalah 20%. Konsep yang perlu dipahami adalah kanker merupakan proses bertahap, yaitu normal menuju inisiasi, menjadi pre-cancer yang bertahap mulai dari mild, moderate, severe, sampai cis, dan akhirnya menjadi kanker.
baca juga: 2 Nelayan Tenggelam di Laut, 1 Ditemukan TNI AL Tewas di Perairan Batubara
Penyebab dari kanker dapat bervariasi, bentuk dari kanker juga dapat bervariasi. Maka pada saat ini personalized medicine sedang berkembang pesat. Penanganan dari kanker juga bervariasi, pertama adalah operasi pengangkatan tumor, kedua adalah kemoterapi untuk membunuh residual, radiasi, imunoterapi, Stem Cell atau Bone Marrow Transplant, terapi hormon, dan yang terakhir adalah cancer reversion strategy berdasarkan fase dari kanker dilakukan induksi dengan faktor atau menggunakan metode epigenetik.
Pada saat sitoplasma adalah tumor, maka sel akan diprogram menjadi mati. Harapan yang ingin didapatkan adalah sel akan menghasilkan sitoplasma yang normal dengan nukleus yang tumor. Jika lingkungan sitoplasma tidak menjadi tumor, maka sel akan menjadi normal. Cara lain adalah dengan pengawasan kekebalan (immune surveillance) yang mengamati tumor dingin menjadi tumor panas agar sistem imun dapat sel imun seperti sel T dapat melakukan apoptosis.
Fenomena yang terjadi di sel kanker sangat unik. Penanganan dan terapi yang dilakukan juga unik. Maka personalized medicine perlu dikembangkan oleh dunia kesehatan dalam berperang melawan kanker. Saran dari Prof. Dr. Frank Roesl adalah, “Always change the prespective and try to think outside the box”.
(msd)