Kisah Pilu Keluarga Linmas, Nunggak Iuran BPJS Tak Sanggup Biaya Anak Sakit Hidrosefalus

Selasa, 04 Januari 2022 - 06:01 WIB
loading...
Kisah Pilu Keluarga Linmas, Nunggak Iuran BPJS Tak Sanggup Biaya Anak Sakit Hidrosefalus
: Seorang anggota Linmas di Purwakarta harus menanggung biaya secara mandiri untuk pengobatan anaknya yang mengidap hidrosefalus. Foto SINDOnews
A A A
PURWAKARTA - Siang itu, Nova Maulana Siddiq hanya bisa menangis menahan rasa sakit. Bayi berusia 13 bulan ini kepalanya membesar. Dia tergolek lemah tak berdaya, tidur terlentang di kasur sebuah kamar perawatan kelas III Rumah Sakit Siloam Purwakarta.

Putra keempat pasangan Ali Jaffar Siddiq (45) dan Tinah (38) warga Kampung Genggereng Rt 06/03 Desa Salem, Kecamatan Pondok Salam, Kabupaten Purwakarta ini menderita hidrosefalus. "Sudah 20 hari anak saya di sini. Dokter belum bisa memperbolehkan pulang,"ungkap ayah kandungnya, Ali Jaffar Siddiq, Senin (3/1/2022). Baaca juga:
Presiden Brasil Bolsonaro Dilarikan ke Rumah Sakit, Diduga Penyumbatan Usus


Ali yang berprofesi sebagai Linmas ini mengaku menunggak iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan selama tiga bulan. Keluarga Ali yang bisa dianggap sebagai keluarga tidak mampu ini tidak ter-cover program kesehatan gratis melalui program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS). Saat ini Ali membayar BPJS Kesehatan secara mandiri demi mengobati anak bungsunya yang menderita penyakit berat tersebut.

"Saya sudah minta ke pihak desa agar anak saya bisa dibiayai program kesehatan gratis itu, tapi tidak bisa. Jadi ya mau gimana lagi. Dari sejak lahir saya mengobati anak saya yang bungsu ini bayar mandiri aja. Tapi ya begini kalau gak ada uang saya nunggak (bayar BPJS Kesehatan). Untuk yang sekarang saja harus bayar denda BPJS-nya nunggak tiga bulan," tutur Ali.

Nova, menurut Ali, diketahui menderita penyakit ini sejak usia 2,5 bulan. Dia sebelumnya berobat ke RSUD Bayu Asih. Dari rumah sakit milik Pemda Purwakarta itu kemudian berlanjut berobat ke tiga rumah sakit swasta, termasuk ke Rumah Sakit Siloam.



"Saat saya datang ke RS Siloam ini BPJS -nya nunggak tiga bulan. Saya harus bayar sekitar Rp1.5 jutaan, itu sudah termasuk denda. Kalau gak dibayar saya harus bayar sekitar Rp40 jutaan katanya. Jadi saya cari pinjaman untuk bayar BPJS yang nunggak ini. Sekarang yang saya pikirkan biaya sehari-hari di rumah sakit. Saya sudah 20 hari di sini butuh biaya yang bagi saya lumayan," kata Ali.

Sementara Ali mengaku dari profesinya sebagai Linmas hanya mendapat gaji Rp400 ribu/bulan. Bagi Ali untuk biaya mengobati anaknya yang harus membayar BPJS Kesehatan secara mandiri sekitar Rp175 ribu lumayan cukup berat. Terlebih untuk kebutuhan sehari-hari saja gajinya dari seorang Linmas tidak cukup.

Namun, untungnya dia dan istrinya memiliki warung sembako kecil di tempat tinggalnya. "Meskipun hasil dari warung tidak besar, tapi setidaknya warung tersebut bisa menambah penghasilan keluarga," tambah Ali.

Hingga berita ini ditulis MNC Portal Indonesia belum ada tanggapan resmi dari pemerintah setempat, atau pun pihak berwenang lainnya soal program kesehatan gratis yang dililai belum merata.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 2.1990 seconds (0.1#10.140)