Kasus Baru COVID-19 di Sulsel Meningkat Tajam, Ledakannya Bisa Mengejutkan
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Dalam dua hari terakhir, angka kasus baru terkonfirmasi positif COVID-19 di Sulsel meningkat tajam. Pertumbuhan kasus bahkan mencapai lebih 100 kasus per hari.
Data yang dihimpun, peningkatan kasus baru sebanyak 110 kasus dilaporkan per tanggal 8 Juni 2020. Sehari setelahnya pada tanggal 9 Juni tercatat ada pertumbuhan sebanyak 180 kasus terkonfirmasi positif COVID-19.
Baca : Kenaikan Kasus Virus Corona di Indonesia Tertinggi se-Asia Tenggara
Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas COVID-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin menjelaskan, setidaknya ada beberapa faktor yang membuat angka kasus harian COVID-19 di Sulsel meningkat. Salah satunya dinilai efek dari pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang pernah diterapkan sebelumnya.
"Peningkatan kasus harian itu sebab dari akumulasi dari pelonggaran PSBB dan lebaran tanggal 24 Mei," sebut Ridwan yang dikonfirmasi SINDOnews, melalui pesan elektroniknya, kemarin. Dia melanjutkan pelonggaran PSBB dan momen lebaran itu memberi ruang untuk bergerak.
Dalam hal ini, sempat terjadi secara massif pergerakan orang dari wilayah episentrum ke daerah-daerah baru pada dua momen tersebut. "Sehingga perluasan penularan semakin meningkat pada saat pandemi menuju puncak. Itu daya ledaknya bisa mengejutkan," urai dia.
Ridwan turut menegaskan, adanya peningkatan kasus yang signifikan ini dipicu dari upaya penelusuran dan pemeriksaan massif yang dilakukan pemerintah Sulsel. Selama ini, tracing contact kepada warga atau penelusuran riwayat kontak pasien terkonfirmasi COVID-19 memang digencarkan.
"Peningkatan kapasitas tracing dan testing laboratorium yang semakin meningkat. Dengan tracing massive dan testing intensif, maka pasti jumlah kasus akan meningkat," tutur dia.
Baca Lagi : Pertempuran Sulsel Melawan Virus Corona Difokuskan di 4 Wilayah Ini
Dijelaskan, upaya pengendalian COVID-19 melalui kegiatan itu, menjadi tahapan penting. Penanganan pasien yang terkonfirmasi positif tidak cukup. Untuk memutus rantai penularan, perlu upaya deteksi dini kepada warga yang punya riwayat kontak dengan orang atau wilayah rawan COVID-19.
Dengan banyaknya warga terinfeksi virus korona yang ditemukan, maka penanganan bisa diantisipasi lebih dini agar penularan tidak meluas. "Semakin banyak yang ditemukan semakin akan terhenti penularan," lanjut Ridwan.
Dia melanjutkan, bagi mereka yang telah terjaring sebagai warga terinfeksi COVID-19 akan ditangani sesuai dengan kriteria sesuai kategori, baik PDP, OTG, hingga terkonfirmasi positif lewat tes swab. Pemprov Sulsel sebelumnya telah menyediakan fasilitas layanan kesehatan di beberapa rumah sakit rujukan.
Penanganan warga yang terinfeksi juga dilakukan melalui isolasi mandiri terpusat lewat program duta wisata COVID-19. Program yang diinisiasi Pemprov Sulsel ini memanfaatkan beberapa hotel sebagai pusat isolasi. "Untuk yang positip akan di isolasi di hotel swissbell, program wisata COVID," tutur dia.
Dengan banyakanya pasien terkonfirmasi COVID-19 di Sulsel, Ridwan pun menjamin bisa tertangani dengan baik. Jumlah kasus baru yang meningkat, masih bisa diakomodir di beberapa fasilitas kesehatan RS yang sebelumnya sudah ditingkatkan.
"Kalau melihat kapasitas bed (atau temlat tidur di rumah sakit), masih tersedia," papar Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Sulsel. Dia berharap, dengan tracing contact massif yang dilakukan pemerintah, seiring dengan edukasi ke masyarakat.
Apalagi sekarang sektor ekonomi tak ditampik mulai berjalan. Upaya penerapan protokol kesehatan terus disosialisasikan. "Jadi sekarang pelonggaran itu untuk meredam aspek sosial ekonomi. Sementara program edukasi massif perlu digencarkan lagi dengan pendekatan struktur dan cultural," sambungnya.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin inipun meminta masyarakat tidak panik. Sepanjang protokol kesehatan dijalankan secara disiplin, dia yakin masyarakat bisa melewari darurat kesehatan masyarakat yang sedang memasuki fase puncaknya di Sulsel.
Masyarakat usia muda atau produktif sebagai kelompok yang punya pergerakan tinggi, ditekankan lebih utama agar tetap berhati-hati dalam beraktivitas. "Pesan saya terutama untuk kaum muda, supaya melindungi dirinya dan orang lain dalam berinteraksi. Karena mereka yang paling mobile," harap Ridwan.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari menyebut, upaya pencegahan dan pengendalian kasus Covid-19 on the track. Tim Gugus Tugas COVID-19 Pusat dalam kunjungannya ke Makassar beberapa waktu lalu pun telah memberikan arahan kepada Sulsel.
Dikatakan upaya pengendalian COVID-19 di Sulsel saat ini memang berfokus pada penelusuran warga yang diduga terinfeksi COVID-19. Lanjut Ichsan, agenda ini kemudian diistilahkan sebagai program Trisula atau tiga upaya pengendalian COVID-19 Sulsel, yakni massive tracing, intensive testing dan edukasi aktif.
"Tentu yang diharapkan seperti yang disampaikan bapak gubernur langkah kita kedepan utama ada program Trisula. Jadi bagaimama kita melakukan testing massif, kemudian tracing contact, kemudian edukasi," sebut Ichsan yang ditemui di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel.
Adanya kasus baru yang ditemukan, dinilai karena hasil penelusuran dan pemeriksaan secara massif. Langkah ini juga dimaksudkan untuk memisahkan yang sakit dan yang sehat. Tujuannya, mencegah ODP menjadi PDP atau gejala ringan menjadi gejala berat, atau lebih jauh memutus penularan lebih meluas.
"Langkah-langkah ini sementara teman-teman tim ahli akan diskusikan lebih teknis dari ketiga langkah utama yang akan dilakukan untuk bagaimana agar Rt (angka reproduksi efektif COVID-19) kita bisa sampai di bawah 1," tambah dia.
Dia memaparkan, angka kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Sulsel sebanyak 110 orang per tanggal 8 Juni 2020. Dari total itu, Kota Makassar menjadi penyumbang kasus terbanyak karena juga menjadi episentrum penularan yakni 71 kasus.
Selebihnya, Luwu Timur sebanyak 10 kasus, Maros 10, Takalar 6, lalu Gowa dan Pangkep masing-masing 3 kasus. Selanjutnya, Sinjai dan Jeneponto masing,masing ada 2 kasus, serta Enrekang, Pinrang, Parepare menyumbang masing-masing 1 kasus baru positif COVID-19.
"Jadi kalau dari analisa peningkatan kasus ini, karena kita melakukan testing massif. Bukan testing massal ya, testing massif. Artinya perbedaannya adalah kalau massif itu tentu kita lakukan testing kepada orang yang kontak," ucap Ichsan.
Lalu per tanggal 9 Juni 2020 dilaporkan Dinkes Sulsel ada total 179 kasus penambahan kasus baru. Sebaran kasus terbanyak ada dua wilayah, yakni di Kabupaten Luwu Timur (Lutim) 115 kasus dan Kota Makassar 54 kasus. "Akan dilakukan testing dari hasil tracing contact di Lutim, begitu juga di Makassar," tukas Ichsan.
Selanjutnya sebaran kasus baru lainnya tersebar di Kabupaten Wajo sebanyak 1 kasus positif COVID-19. Lalu Kabupaten Maros 3, Sidrap 1, Gowa 2, Luwu 2, dan Bulukumba 1 kasus terkonfirmasi positif COVID-19.
Meski angka Rt Sulsel secara umum sudah di bawah 1, evaluasi masih akan terus dilalukan. Disamping melihat angka pertumbuhan kasus baru yang masih cenderung fluktuatif. "Kita lihat angka-angkanya nanti. Karena yang penting rapid tesnya yang kita jalankan untuk mencari, tentu untuk memisahkan antara yang positif, yang punya potensi positif, dengan negatif," jelasnya.
Juru Bicara (Jubir) Pemerintah Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto melaporkan ada peningkatan kasus baru sebanyak 1.043 yang tersebar di seluruh Indonesia, kemarin. Dimana disebutkan lima provinsi diantaranya memiliki angka yang cukup signifikan, termasuk Sulsel.
Diantaranya, DKI Jakarta tercata 232 kasus baru terkonfirmasi positif COVID-19, Jawa Timur 220, Kalimantan Selatan 91, Sulawesi Utara 41 kasus. Sementara di Sulsel ada peningkatan sebanyak 180 kasus baru.
"Ini memggambarkan bahwa memang kebiasan baru harus kita terapkan. Karena ini gambaran lenularan masih terjadi. Artinya di tengah-tengah maayarakat kita masih kita dapatkan kasus positif tanpa gejala yang menjadi sumber penularan berada di tengah-tengah masyarakat," kata Yuri melalui telekonferensi.
Selain itu, masih ada prilaku masyarakat yang rentan, kemudian tertular. Hal ini dikatakan menjadi perhatian. Pelaksanaan protokol kesehatan harus disiplin dilakukan untuk menekan kemunculan kasus baru lebih meluas.
Data yang dihimpun, peningkatan kasus baru sebanyak 110 kasus dilaporkan per tanggal 8 Juni 2020. Sehari setelahnya pada tanggal 9 Juni tercatat ada pertumbuhan sebanyak 180 kasus terkonfirmasi positif COVID-19.
Baca : Kenaikan Kasus Virus Corona di Indonesia Tertinggi se-Asia Tenggara
Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas COVID-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin menjelaskan, setidaknya ada beberapa faktor yang membuat angka kasus harian COVID-19 di Sulsel meningkat. Salah satunya dinilai efek dari pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang pernah diterapkan sebelumnya.
"Peningkatan kasus harian itu sebab dari akumulasi dari pelonggaran PSBB dan lebaran tanggal 24 Mei," sebut Ridwan yang dikonfirmasi SINDOnews, melalui pesan elektroniknya, kemarin. Dia melanjutkan pelonggaran PSBB dan momen lebaran itu memberi ruang untuk bergerak.
Dalam hal ini, sempat terjadi secara massif pergerakan orang dari wilayah episentrum ke daerah-daerah baru pada dua momen tersebut. "Sehingga perluasan penularan semakin meningkat pada saat pandemi menuju puncak. Itu daya ledaknya bisa mengejutkan," urai dia.
Ridwan turut menegaskan, adanya peningkatan kasus yang signifikan ini dipicu dari upaya penelusuran dan pemeriksaan massif yang dilakukan pemerintah Sulsel. Selama ini, tracing contact kepada warga atau penelusuran riwayat kontak pasien terkonfirmasi COVID-19 memang digencarkan.
"Peningkatan kapasitas tracing dan testing laboratorium yang semakin meningkat. Dengan tracing massive dan testing intensif, maka pasti jumlah kasus akan meningkat," tutur dia.
Baca Lagi : Pertempuran Sulsel Melawan Virus Corona Difokuskan di 4 Wilayah Ini
Dijelaskan, upaya pengendalian COVID-19 melalui kegiatan itu, menjadi tahapan penting. Penanganan pasien yang terkonfirmasi positif tidak cukup. Untuk memutus rantai penularan, perlu upaya deteksi dini kepada warga yang punya riwayat kontak dengan orang atau wilayah rawan COVID-19.
Dengan banyaknya warga terinfeksi virus korona yang ditemukan, maka penanganan bisa diantisipasi lebih dini agar penularan tidak meluas. "Semakin banyak yang ditemukan semakin akan terhenti penularan," lanjut Ridwan.
Dia melanjutkan, bagi mereka yang telah terjaring sebagai warga terinfeksi COVID-19 akan ditangani sesuai dengan kriteria sesuai kategori, baik PDP, OTG, hingga terkonfirmasi positif lewat tes swab. Pemprov Sulsel sebelumnya telah menyediakan fasilitas layanan kesehatan di beberapa rumah sakit rujukan.
Penanganan warga yang terinfeksi juga dilakukan melalui isolasi mandiri terpusat lewat program duta wisata COVID-19. Program yang diinisiasi Pemprov Sulsel ini memanfaatkan beberapa hotel sebagai pusat isolasi. "Untuk yang positip akan di isolasi di hotel swissbell, program wisata COVID," tutur dia.
Dengan banyakanya pasien terkonfirmasi COVID-19 di Sulsel, Ridwan pun menjamin bisa tertangani dengan baik. Jumlah kasus baru yang meningkat, masih bisa diakomodir di beberapa fasilitas kesehatan RS yang sebelumnya sudah ditingkatkan.
"Kalau melihat kapasitas bed (atau temlat tidur di rumah sakit), masih tersedia," papar Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Sulsel. Dia berharap, dengan tracing contact massif yang dilakukan pemerintah, seiring dengan edukasi ke masyarakat.
Apalagi sekarang sektor ekonomi tak ditampik mulai berjalan. Upaya penerapan protokol kesehatan terus disosialisasikan. "Jadi sekarang pelonggaran itu untuk meredam aspek sosial ekonomi. Sementara program edukasi massif perlu digencarkan lagi dengan pendekatan struktur dan cultural," sambungnya.
Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin inipun meminta masyarakat tidak panik. Sepanjang protokol kesehatan dijalankan secara disiplin, dia yakin masyarakat bisa melewari darurat kesehatan masyarakat yang sedang memasuki fase puncaknya di Sulsel.
Masyarakat usia muda atau produktif sebagai kelompok yang punya pergerakan tinggi, ditekankan lebih utama agar tetap berhati-hati dalam beraktivitas. "Pesan saya terutama untuk kaum muda, supaya melindungi dirinya dan orang lain dalam berinteraksi. Karena mereka yang paling mobile," harap Ridwan.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari menyebut, upaya pencegahan dan pengendalian kasus Covid-19 on the track. Tim Gugus Tugas COVID-19 Pusat dalam kunjungannya ke Makassar beberapa waktu lalu pun telah memberikan arahan kepada Sulsel.
Dikatakan upaya pengendalian COVID-19 di Sulsel saat ini memang berfokus pada penelusuran warga yang diduga terinfeksi COVID-19. Lanjut Ichsan, agenda ini kemudian diistilahkan sebagai program Trisula atau tiga upaya pengendalian COVID-19 Sulsel, yakni massive tracing, intensive testing dan edukasi aktif.
"Tentu yang diharapkan seperti yang disampaikan bapak gubernur langkah kita kedepan utama ada program Trisula. Jadi bagaimama kita melakukan testing massif, kemudian tracing contact, kemudian edukasi," sebut Ichsan yang ditemui di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel.
Adanya kasus baru yang ditemukan, dinilai karena hasil penelusuran dan pemeriksaan secara massif. Langkah ini juga dimaksudkan untuk memisahkan yang sakit dan yang sehat. Tujuannya, mencegah ODP menjadi PDP atau gejala ringan menjadi gejala berat, atau lebih jauh memutus penularan lebih meluas.
"Langkah-langkah ini sementara teman-teman tim ahli akan diskusikan lebih teknis dari ketiga langkah utama yang akan dilakukan untuk bagaimana agar Rt (angka reproduksi efektif COVID-19) kita bisa sampai di bawah 1," tambah dia.
Dia memaparkan, angka kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Sulsel sebanyak 110 orang per tanggal 8 Juni 2020. Dari total itu, Kota Makassar menjadi penyumbang kasus terbanyak karena juga menjadi episentrum penularan yakni 71 kasus.
Selebihnya, Luwu Timur sebanyak 10 kasus, Maros 10, Takalar 6, lalu Gowa dan Pangkep masing-masing 3 kasus. Selanjutnya, Sinjai dan Jeneponto masing,masing ada 2 kasus, serta Enrekang, Pinrang, Parepare menyumbang masing-masing 1 kasus baru positif COVID-19.
"Jadi kalau dari analisa peningkatan kasus ini, karena kita melakukan testing massif. Bukan testing massal ya, testing massif. Artinya perbedaannya adalah kalau massif itu tentu kita lakukan testing kepada orang yang kontak," ucap Ichsan.
Lalu per tanggal 9 Juni 2020 dilaporkan Dinkes Sulsel ada total 179 kasus penambahan kasus baru. Sebaran kasus terbanyak ada dua wilayah, yakni di Kabupaten Luwu Timur (Lutim) 115 kasus dan Kota Makassar 54 kasus. "Akan dilakukan testing dari hasil tracing contact di Lutim, begitu juga di Makassar," tukas Ichsan.
Selanjutnya sebaran kasus baru lainnya tersebar di Kabupaten Wajo sebanyak 1 kasus positif COVID-19. Lalu Kabupaten Maros 3, Sidrap 1, Gowa 2, Luwu 2, dan Bulukumba 1 kasus terkonfirmasi positif COVID-19.
Meski angka Rt Sulsel secara umum sudah di bawah 1, evaluasi masih akan terus dilalukan. Disamping melihat angka pertumbuhan kasus baru yang masih cenderung fluktuatif. "Kita lihat angka-angkanya nanti. Karena yang penting rapid tesnya yang kita jalankan untuk mencari, tentu untuk memisahkan antara yang positif, yang punya potensi positif, dengan negatif," jelasnya.
Juru Bicara (Jubir) Pemerintah Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto melaporkan ada peningkatan kasus baru sebanyak 1.043 yang tersebar di seluruh Indonesia, kemarin. Dimana disebutkan lima provinsi diantaranya memiliki angka yang cukup signifikan, termasuk Sulsel.
Diantaranya, DKI Jakarta tercata 232 kasus baru terkonfirmasi positif COVID-19, Jawa Timur 220, Kalimantan Selatan 91, Sulawesi Utara 41 kasus. Sementara di Sulsel ada peningkatan sebanyak 180 kasus baru.
"Ini memggambarkan bahwa memang kebiasan baru harus kita terapkan. Karena ini gambaran lenularan masih terjadi. Artinya di tengah-tengah maayarakat kita masih kita dapatkan kasus positif tanpa gejala yang menjadi sumber penularan berada di tengah-tengah masyarakat," kata Yuri melalui telekonferensi.
Selain itu, masih ada prilaku masyarakat yang rentan, kemudian tertular. Hal ini dikatakan menjadi perhatian. Pelaksanaan protokol kesehatan harus disiplin dilakukan untuk menekan kemunculan kasus baru lebih meluas.
(sri)