Tahun Baru Momentum Perkuat Toleransi dan Moderasi Beragama
loading...
A
A
A
Terkait peran pemerintah dalam moderasi agama kepada masyarakat, mantan anggota MPR-RI ini menilai pemerintah memiliki peran penting untuk membukakan pintu seluas-luasnya. Hal itu untuk dialog kebhinekaan antar tokoh suku dan agama, terkait peran vital para tokoh sebagai ujung tombak moderasi beragama.
Pemerintah punya peran penting untuk membuka ruang-ruang untuk dialog. Tokoh-tokoh masyarakat, agama ataupun pejabat-pejabat semuanya harus membiasakan diri untuk memberikan tauladan, baik dalam bertutur kata, santun, sopan perilaku dalam menyikapi berbagai hal.
"Ini juga merupakan bagian dari tanggung jawab kita kepada sejarah bangsa dan negara dan juga kepada generasi setelah kita," ungkapnya.
Tak hanya pemerintah, Kiai Muflich juga ingin mendorong semua lapisan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam hal moderasi beragama. Cerdas dalam beperilaku dengan tidak mencampuradukkan aqidah dan ibadah dengan keyakinan masing-masingataupun dengan ibadahnya agama lain.
Karena sebagai orang yang beriman, bangsa yang beriman, bangsa yang merdeka, tentunya sangat wajib untuk menjaga dan memelihara persatuan.
"Jadi seluruh lapisan masyarakat harus ikut menyuarakan dan tahu manfaat toleransi, apa itu toleransi, dan harus terus menerus disuarakan dalam konteks berbangsa dan bernegara."
"Kepada generasi muda kita agar tidak lemah itu, yang harus kita perhatikan selain kepada Allah adalah kita juga harus mengatakan sesuatu yang benar, yang lurus,” ungkapnya.
Dia berharap, bukan hanya tahun 2022 yang akan menjadi tahun toleransi dan moderasi beragama. Namun seterusnya dan sepanjang masa. Karena menurutnya, hal ini menjadi kunci prioritas dalam membangun perdamaian dan peradaban luhur mulia itu. Hal itu harus diperhatikan bersama-sama untuk dijaga dan dibangun oleh seluruh masyarakat melalui moderasi beragama.
"Harapan saya, terbangun kesadaran kolektif seluruh element bangsa akan pentingnya kita memelihara, menjaga keutuhan bangsa, kerukunan, perdamaian bahkan kekompakan/soliditas dan solidaritas sebangsa setanah air apapun suku dan agamanya," pungkasnya.
Pemerintah punya peran penting untuk membuka ruang-ruang untuk dialog. Tokoh-tokoh masyarakat, agama ataupun pejabat-pejabat semuanya harus membiasakan diri untuk memberikan tauladan, baik dalam bertutur kata, santun, sopan perilaku dalam menyikapi berbagai hal.
"Ini juga merupakan bagian dari tanggung jawab kita kepada sejarah bangsa dan negara dan juga kepada generasi setelah kita," ungkapnya.
Tak hanya pemerintah, Kiai Muflich juga ingin mendorong semua lapisan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam hal moderasi beragama. Cerdas dalam beperilaku dengan tidak mencampuradukkan aqidah dan ibadah dengan keyakinan masing-masingataupun dengan ibadahnya agama lain.
Karena sebagai orang yang beriman, bangsa yang beriman, bangsa yang merdeka, tentunya sangat wajib untuk menjaga dan memelihara persatuan.
"Jadi seluruh lapisan masyarakat harus ikut menyuarakan dan tahu manfaat toleransi, apa itu toleransi, dan harus terus menerus disuarakan dalam konteks berbangsa dan bernegara."
"Kepada generasi muda kita agar tidak lemah itu, yang harus kita perhatikan selain kepada Allah adalah kita juga harus mengatakan sesuatu yang benar, yang lurus,” ungkapnya.
Dia berharap, bukan hanya tahun 2022 yang akan menjadi tahun toleransi dan moderasi beragama. Namun seterusnya dan sepanjang masa. Karena menurutnya, hal ini menjadi kunci prioritas dalam membangun perdamaian dan peradaban luhur mulia itu. Hal itu harus diperhatikan bersama-sama untuk dijaga dan dibangun oleh seluruh masyarakat melalui moderasi beragama.
"Harapan saya, terbangun kesadaran kolektif seluruh element bangsa akan pentingnya kita memelihara, menjaga keutuhan bangsa, kerukunan, perdamaian bahkan kekompakan/soliditas dan solidaritas sebangsa setanah air apapun suku dan agamanya," pungkasnya.
(shf)