Buntut Penyelidikan Corona, China Peringatkan Pelajarnya Tak ke Australia

Selasa, 09 Juni 2020 - 19:59 WIB
loading...
Buntut Penyelidikan Corona, China Peringatkan Pelajarnya Tak ke Australia
Foto/Ilustrasi/Dok. SINDOnews
A A A
BEJING - Insiden rasial yang menargetkan orang Asia di Australia di tengah pandemi Corona, membuat Pemerintah China mengeluarkan kebijakan anti-Australia. China memperingatkan kepada para pelajarnya untuk mempertimbangkan rencana belajar ke Australia.

"Berbagai peristiwa diskriminatif terhadap orang-orang Asia terjadi di Australia selama Corona mewabah," kata Kementerian itu dalam pernyataan yang dipublikasikan di situs webnya seperti dikutip dari News.com.au, Selasa (9/6/2020). ( Baca: Harganya Rp184,1 T, tapi Kapal Induk AS Ini Sistem Peluncurnya Ngadat )

Pihak Kementerian Pendidikan China mendesak para pelajarnya yang belajar di luar negeri untuk membuat penilaian risiko yang menyeluruh dan berhati-hati ketika memilih Australia sebagai tujuan tempat belajar.

Peringatan ini dikeluarkan di tengah memanasnya hubungan kedua negara setelah Australia mengadvokasi penyelidikan terhadap pandemi Covid-19. Sebelumnya China juga telah memblokir ekspor daging dari Negeri Kanguru dan mengeluarkan peringatan perjalanan ke Australia.

Australia telah menjadi salah satu negara yang mendorong penyelidikan internasional tentang asal-usul pandemi virus Corona. Namun Beijing membantah tindakannya terhadap impor daging sapi dan gandum Australia terkait dengan seruan itu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah tunduk pada seruan dari sebagian besar negara anggotanya untuk meluncurkan penyelidikan independen tentang cara lembaga itu mengelola respons internasional terhadap virus Corona baru, yang pertama kali ditemukan di China akhir tahun lalu. Evaluasi akan berhenti melihat masalah kontroversial seperti asal-usul virus.

Beijing secara teratur menggunakan akses ke pasarnya yang besar untuk menghukum pemerintah dari Norwegia ke Kanada dalam perselisihan politik. Pejabat China secara rutin menolak untuk mengkonfirmasi gangguan perdagangan terkait dengan bentrokan politik tetapi menegaskan bahwa Beijing menginginkan konsesi.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2030 seconds (0.1#10.140)