Gempa di Barat Laut Larantuka-NTT Terbesar selama 29 Tahun Terakhir
loading...
A
A
A
“Sama dengan Jepang. Di Jepang bahkan 200 kali satu hari (gempa). Tapi mayoritas 80 persen tidak dirasakan karena di bawa 5 magnitudo. Kalau kita tongkrongi data BMKG , itu di Indonesia hampir sekitar puluhan kali terjadi. Kadang besar, kadang kecil,” paparnya.
Makanya saat ini, hal yang paling bisa dilakukan adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Terutama mereka yang tinggal di dekat jalur lepeng tersebut. Sebab sewaktu-waktu bisa saja terjadi gempa bahkan memicu tsunami.
“Kalau misalnya terjadi gempa yang besarnya seperti tadi yah apapun yang terjadi kalau kita di wilayah pantai kita harus evakuasi. Karena kan tsunami baru bisa kita ketahui lima menit setelahnya,” tuturnya.
Di Sulsel sendiri, kata dia, beberapa tahun terakhir, ada daerah-daerah yang dilewati jalur gempa. Misalnya pada 1997 lalu, pernah terjadi gempa bumi di Pinrang-Parepare yang juga terasa sampai di Kota Makassar.
“Itu pergerakan daripada patahan Walanae di bagian utaranya. Kemudian beberapa kali juga terjadi gempa-gempa kecil di Bone kemudian Sinjai, sampai dengan Bulukumba. Itu adalah patahan Walanae yang di bagian tenggara atau ujung selatan,” bebernya.
Staf Pusat Gempa Regional IV Makassar, Kaharuddin mengatakan, gempa dengan kekuatan magnitudo 7,5 yang terjadi di sekitar laut Flores memang cukup besar. Makanya BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi terjadinya tsunami.
“Karena ini berpotensi tsunami maka kami keluarkan warning peringatan dini tsunami dengan status siaga. Artinya ada potensi gelombang tsunami sampai di wilayah sekitar sampai tiga meter ketinggian air,” kata dia sesaat usai gempa, kemarin.
Dia menuturkan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,59 LS dan 122,24 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 kilometer arah Barat Laut Kota Larantuka, NTT pada kedalaman 10 kilometer.
Jenis dan mekanisme gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Flores. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike slip).
Makanya saat ini, hal yang paling bisa dilakukan adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Terutama mereka yang tinggal di dekat jalur lepeng tersebut. Sebab sewaktu-waktu bisa saja terjadi gempa bahkan memicu tsunami.
“Kalau misalnya terjadi gempa yang besarnya seperti tadi yah apapun yang terjadi kalau kita di wilayah pantai kita harus evakuasi. Karena kan tsunami baru bisa kita ketahui lima menit setelahnya,” tuturnya.
Di Sulsel sendiri, kata dia, beberapa tahun terakhir, ada daerah-daerah yang dilewati jalur gempa. Misalnya pada 1997 lalu, pernah terjadi gempa bumi di Pinrang-Parepare yang juga terasa sampai di Kota Makassar.
“Itu pergerakan daripada patahan Walanae di bagian utaranya. Kemudian beberapa kali juga terjadi gempa-gempa kecil di Bone kemudian Sinjai, sampai dengan Bulukumba. Itu adalah patahan Walanae yang di bagian tenggara atau ujung selatan,” bebernya.
Staf Pusat Gempa Regional IV Makassar, Kaharuddin mengatakan, gempa dengan kekuatan magnitudo 7,5 yang terjadi di sekitar laut Flores memang cukup besar. Makanya BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi terjadinya tsunami.
“Karena ini berpotensi tsunami maka kami keluarkan warning peringatan dini tsunami dengan status siaga. Artinya ada potensi gelombang tsunami sampai di wilayah sekitar sampai tiga meter ketinggian air,” kata dia sesaat usai gempa, kemarin.
Dia menuturkan, episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,59 LS dan 122,24 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 kilometer arah Barat Laut Kota Larantuka, NTT pada kedalaman 10 kilometer.
Jenis dan mekanisme gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif di Laut Flores. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike slip).