Pagi Ini Evakuasi Korban Erupsi Semeru di Kampung Renteng Mulai Dilakukan
loading...
A
A
A
LUMAJANG - Tim penanganan bencana erupsi Gunung Semeru mulai melakukan evakuasi di salah satu lokasi bencana di Dusun Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Sabtu(11/12/2021) pagi ini. Evakuasi dilakukan dengan peralatan manual.
Dari pantauan lapangan, petugas dan relawan mulai berdatangan ke lokasi bencana sekira pukul 06.30 WIB. Mereka berdatangan secara beriringan dengan membawa peralatan evakuasi manual. Selain berasal dari relawan rescue, tim evakuasi juga dibantu dari sejumlah organisasi kemasyarakatan.
Evakuasi awal dilakukan di rumah-rumah warga yang terendam lumpur. Setidaknya, ada sembilan rumah warga rusak parah dan terendam lumpur yang sudah mengering. Diduga di lokasi ini terdapat banyak korban jiwa yang masih terpendam di dalam tumpukan lumpur yang tingginya hingga mencapai 3 meter itu.
Di lokasi kejadian juga tampak dua truk pengangkut pasir yang hampir tenggelam oleh terjangan banjir lahar dingin. Tampak pula sepeda motor yang terpendam di depan salah satu rumah warga. Sementara di lokasi ini, tak satupun pemilik rumah yang bertahan, meski ada satu rumah yang terbilang selamat dari terjangan lahar dingin.
Ngatuwi, salah satu warga setempat menduga, ada puluhan orang yang terkubur di lokasi itu. Karena menurutnya, di lokasi ini ada banyak penambang pasir dan warga yang lalu-lalang saat itu. Sehingga diperkirakan, ada banyak dari mereka yang sulit menyelamatkan diri.
"Perkiraan saya ada puluhan. Itu ada penambangan, dan ramai orang saat bencana terjadi," ujar Ngatuwi sembari menunjuk lokasi penambangan yang berhimpitan dengan arus muntahan lahar dingin.
Dia menyebut, ada banyak warga yang tertipu dengan aliran lahar yang datang tidak pada tempatnya. Ia menyebut, ada aliran lahar bersebelahan dengan lokasi penambangan. Biasanya, kata dia, banjir warga menghindari sungai lahar tersebut dan beringsut ke arah utara.
"Faktanya, di sebelah utara inilah lahar yang saat itu masih panas, menerjang di wilayah utara. Jadi, banyak korbannya," tukasnya.
Ia juga menduga, korban tak hanya dari kalangan warga setempat saja. Selain dari para penambang pasir, lokasi ini juga merupakan jalur utama menuju Malang yang ramai lalu-lintas pengguna jalan.
"Lihat saja, jalan ini lebar dan beraspal. Jalur ini cukup padat. Dugaannya, ada banyak korban di sepanjang jalan yang terkubur lumpur ini," tandasnya dan menunjuk jalan aspal yang memang berubah menjadi gunungan lahar dingin dan lumpur itu.
Sementara di pintu masuk Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, terlihat banyak relawan yang siap melakukan evakuasi secara manual. Sementara di Dusun Curahkobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, evakuasi dilakukan dengan menggunakan dua ekskavator. Di lokasi itu, diduga masih banyak korban yang terendam lumpur.
Dari pantauan lapangan, petugas dan relawan mulai berdatangan ke lokasi bencana sekira pukul 06.30 WIB. Mereka berdatangan secara beriringan dengan membawa peralatan evakuasi manual. Selain berasal dari relawan rescue, tim evakuasi juga dibantu dari sejumlah organisasi kemasyarakatan.
Evakuasi awal dilakukan di rumah-rumah warga yang terendam lumpur. Setidaknya, ada sembilan rumah warga rusak parah dan terendam lumpur yang sudah mengering. Diduga di lokasi ini terdapat banyak korban jiwa yang masih terpendam di dalam tumpukan lumpur yang tingginya hingga mencapai 3 meter itu.
Di lokasi kejadian juga tampak dua truk pengangkut pasir yang hampir tenggelam oleh terjangan banjir lahar dingin. Tampak pula sepeda motor yang terpendam di depan salah satu rumah warga. Sementara di lokasi ini, tak satupun pemilik rumah yang bertahan, meski ada satu rumah yang terbilang selamat dari terjangan lahar dingin.
Ngatuwi, salah satu warga setempat menduga, ada puluhan orang yang terkubur di lokasi itu. Karena menurutnya, di lokasi ini ada banyak penambang pasir dan warga yang lalu-lalang saat itu. Sehingga diperkirakan, ada banyak dari mereka yang sulit menyelamatkan diri.
"Perkiraan saya ada puluhan. Itu ada penambangan, dan ramai orang saat bencana terjadi," ujar Ngatuwi sembari menunjuk lokasi penambangan yang berhimpitan dengan arus muntahan lahar dingin.
Dia menyebut, ada banyak warga yang tertipu dengan aliran lahar yang datang tidak pada tempatnya. Ia menyebut, ada aliran lahar bersebelahan dengan lokasi penambangan. Biasanya, kata dia, banjir warga menghindari sungai lahar tersebut dan beringsut ke arah utara.
"Faktanya, di sebelah utara inilah lahar yang saat itu masih panas, menerjang di wilayah utara. Jadi, banyak korbannya," tukasnya.
Ia juga menduga, korban tak hanya dari kalangan warga setempat saja. Selain dari para penambang pasir, lokasi ini juga merupakan jalur utama menuju Malang yang ramai lalu-lintas pengguna jalan.
"Lihat saja, jalan ini lebar dan beraspal. Jalur ini cukup padat. Dugaannya, ada banyak korban di sepanjang jalan yang terkubur lumpur ini," tandasnya dan menunjuk jalan aspal yang memang berubah menjadi gunungan lahar dingin dan lumpur itu.
Sementara di pintu masuk Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, terlihat banyak relawan yang siap melakukan evakuasi secara manual. Sementara di Dusun Curahkobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, evakuasi dilakukan dengan menggunakan dua ekskavator. Di lokasi itu, diduga masih banyak korban yang terendam lumpur.
(don)