Setelah 20 Tahun, Tays Bakers Target Jadi 10 Besar pada 2025
loading...
A
A
A
TANGERANG - Tays Bakers PT Jaya Swarasa Agung Tbk atau Tays Bakers (TAYS), pabrik yang bergerak di bidang industri Fast Moving Consumer Goods (FMCG) siap menjadi 10 besar merek makanan ringan di Asia Tenggara pada 2025. Perusahaan yang berlokasi di Tangerang ini fokus di pasar makanan ringan.
“Setelah 20 tahun, Tays Bakers mengambil langkah strategis untuk go public demi mewujudkan visi perusahaan untuk membuat, memasarkan, mendistribusikan, dan menjadi top 10 merek makanan ringan FMCG di Asia Tenggara pada tahun 2025,” tutur Alexander Anwar, CEO PT Swarasa Agung, dalam pernyataannya, Minggu (5/12/2021).
Didirikan tahun 1998, Tays Bakers memulai usahanya dengan 1-line produksi wafer stick dengan merek dagang Nitchi. Seiring berjalannya waktu, perusahaan terus berkembang dan kini memiliki empat kategori produk yaitu Biscuit & Crackers, Rolled Wafer, Extruded Puff Snack dan Chocolate Confectionary dengan berbagai merek dagang yang cukup di kenal salah satunya produk Crisp Kentang Panggang TRICKS.
Produk-produk Tays Bakers telah diekspor ke mancanegara, seperti ASEAN, China, Taiwan, Korea, Australia, Timur Tengah, hingga Amerika Serikat.
Alex menyampaikan bahwa pada Jumat (3/12/2021) pihaknya resmi menutup penawaran umum perdananya (IPO). Hasil penawaran saham TAYS yang berlangsung pada tanggal 30 November hingga 2 Desember mencerminkan prospek cerah dan stabil industri makanan dan minuman (Mamin) baik di dalam maupun luar negeri.
Pada akhir hari ketiga penawaran umum, lanjutnya, saham TAYS telah mencatat oversubscribed hingga 26 kali dari penjatahan berdasarkan sistem IPO.
“Kami bangga atas kepercayaan para investor kepada Tays Bakers yang menunjukkan adanya korelasi positif antara fundamental perusahaan yang kuat, prospek pertumbuhan perusahaan yang pesat dan potensi pasar lokal maupun ekspor di sektor industri ini yang besar,” kata Alex.
Total saham yang ditawarkan kepada publik adalah sebanyak 240.300.000 (dua ratus empat puluh juta tiga ratus ribu) saham baru yang merupakan Saham Biasa Atas Nama. Jumlah ini setara dengan 21,87 persen dari modal disetor oleh perusahaan setelah IPO.
"Harga yang ditawarkan adalah sebesar Rp360 per lembar saham, sehingga perseroan mendapatkan dana dari IPO sebanyak Rp86.508.000.000," tutupnya.
“Setelah 20 tahun, Tays Bakers mengambil langkah strategis untuk go public demi mewujudkan visi perusahaan untuk membuat, memasarkan, mendistribusikan, dan menjadi top 10 merek makanan ringan FMCG di Asia Tenggara pada tahun 2025,” tutur Alexander Anwar, CEO PT Swarasa Agung, dalam pernyataannya, Minggu (5/12/2021).
Didirikan tahun 1998, Tays Bakers memulai usahanya dengan 1-line produksi wafer stick dengan merek dagang Nitchi. Seiring berjalannya waktu, perusahaan terus berkembang dan kini memiliki empat kategori produk yaitu Biscuit & Crackers, Rolled Wafer, Extruded Puff Snack dan Chocolate Confectionary dengan berbagai merek dagang yang cukup di kenal salah satunya produk Crisp Kentang Panggang TRICKS.
Produk-produk Tays Bakers telah diekspor ke mancanegara, seperti ASEAN, China, Taiwan, Korea, Australia, Timur Tengah, hingga Amerika Serikat.
Alex menyampaikan bahwa pada Jumat (3/12/2021) pihaknya resmi menutup penawaran umum perdananya (IPO). Hasil penawaran saham TAYS yang berlangsung pada tanggal 30 November hingga 2 Desember mencerminkan prospek cerah dan stabil industri makanan dan minuman (Mamin) baik di dalam maupun luar negeri.
Pada akhir hari ketiga penawaran umum, lanjutnya, saham TAYS telah mencatat oversubscribed hingga 26 kali dari penjatahan berdasarkan sistem IPO.
“Kami bangga atas kepercayaan para investor kepada Tays Bakers yang menunjukkan adanya korelasi positif antara fundamental perusahaan yang kuat, prospek pertumbuhan perusahaan yang pesat dan potensi pasar lokal maupun ekspor di sektor industri ini yang besar,” kata Alex.
Total saham yang ditawarkan kepada publik adalah sebanyak 240.300.000 (dua ratus empat puluh juta tiga ratus ribu) saham baru yang merupakan Saham Biasa Atas Nama. Jumlah ini setara dengan 21,87 persen dari modal disetor oleh perusahaan setelah IPO.
"Harga yang ditawarkan adalah sebesar Rp360 per lembar saham, sehingga perseroan mendapatkan dana dari IPO sebanyak Rp86.508.000.000," tutupnya.
(don)