9 Tahun Menabung, Penjual Donat di Mojokerto Gagal Haji
loading...
A
A
A
MOJOKERTO - Kerja keras Mufidah (53) selama sembilan tahun menyisihkan uang hasil usaha jualan donat keliling, harus dibayar dengan kegagalannya berangkat ibadah haji tahun ini.
(Baca juga: Asyik Nongkrong di Cafe, 12 Orang Reaktif Saat Rapid Test )
Pandemi COVID-19, membuat mimpi warga Desa Mojosulur, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, untuk ke Tanah Suci Mekah harus tertunda tanpa batas waktu yang belum bisa ditentukan.
Calon Jamaah Haji (CJH) asal Kabupaten Mojokerto ini, dengan penuh ketulusan mengumpulkan uang sedikit demi sedikit sejak tahun 2011 silam. Dan seharusnya, ibu tiga anak ini bisa berangkat menunaikan ibadah haji pada tahun ini.
Pemerintah akhirnya mengambil kebijakan membatalkan ibadah haji tahun ini, karena situasi pandemi COVID-19 yang belum juga mereda. Menghadapi kenyataan itu, Mufidah mengaku menerima semua ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
(Baca juga: Pandemi COVID-19, Ini Kata Indra Sjafri Tentang Liga 1 2020 )
Untuk mendaftar haji, Mufidah bersama suaminya kala itu, dengan penuh ketulusan menyisihkan uang hasil penjualan kuenya. Namun sayang, sebelum waktunya selesai melunasi uang untuk ibadah haji tersebut, suaminya keburu dipanggil sang khalik.
Kepergian sang suami untuk selamanya, tidak menyurutkan niat perempuan setengah baya ini untuk terus menambung mewujudkan cita-cita mereka berdua menunaikan ibadah haji. Semangat itu, membuatnya mampu melunasi cicilan biaya naik haji pada dua tahun silam.
(Baca juga: Normal Baru, Sehari Restoran di Swedia Hanya Terima 1 Tamu )
"Selama ini ada sedikit uang lebih kami titipkan untuk melunasi biaya naik haji. Harusnya tahun ini bisa berangkat, tetapi gagal karena ada COVID-19. Harapannya, kalau sudah reda pandemi COVID-19 nya, masih bisa berangkat meski sendiri," ujarnya.
Kegagalan ini membuatnya terus bersabar dan ikhlas, serta tetap berharap bisa diberi umur panjang agar bisa menunaikan rukun Islam ke lima tersebut pada tahun berikutnya.
(Baca juga: Asyik Nongkrong di Cafe, 12 Orang Reaktif Saat Rapid Test )
Pandemi COVID-19, membuat mimpi warga Desa Mojosulur, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto, untuk ke Tanah Suci Mekah harus tertunda tanpa batas waktu yang belum bisa ditentukan.
Calon Jamaah Haji (CJH) asal Kabupaten Mojokerto ini, dengan penuh ketulusan mengumpulkan uang sedikit demi sedikit sejak tahun 2011 silam. Dan seharusnya, ibu tiga anak ini bisa berangkat menunaikan ibadah haji pada tahun ini.
Pemerintah akhirnya mengambil kebijakan membatalkan ibadah haji tahun ini, karena situasi pandemi COVID-19 yang belum juga mereda. Menghadapi kenyataan itu, Mufidah mengaku menerima semua ini dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
(Baca juga: Pandemi COVID-19, Ini Kata Indra Sjafri Tentang Liga 1 2020 )
Untuk mendaftar haji, Mufidah bersama suaminya kala itu, dengan penuh ketulusan menyisihkan uang hasil penjualan kuenya. Namun sayang, sebelum waktunya selesai melunasi uang untuk ibadah haji tersebut, suaminya keburu dipanggil sang khalik.
Kepergian sang suami untuk selamanya, tidak menyurutkan niat perempuan setengah baya ini untuk terus menambung mewujudkan cita-cita mereka berdua menunaikan ibadah haji. Semangat itu, membuatnya mampu melunasi cicilan biaya naik haji pada dua tahun silam.
(Baca juga: Normal Baru, Sehari Restoran di Swedia Hanya Terima 1 Tamu )
"Selama ini ada sedikit uang lebih kami titipkan untuk melunasi biaya naik haji. Harusnya tahun ini bisa berangkat, tetapi gagal karena ada COVID-19. Harapannya, kalau sudah reda pandemi COVID-19 nya, masih bisa berangkat meski sendiri," ujarnya.
Kegagalan ini membuatnya terus bersabar dan ikhlas, serta tetap berharap bisa diberi umur panjang agar bisa menunaikan rukun Islam ke lima tersebut pada tahun berikutnya.
(eyt)