Hingga November 2021, Penyakit DBD Renggut 12 Warga Cimahi
loading...
A
A
A
CIMAHI - Wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Cimahi terus mengganas. Bahkan hingga November 2021 ini tercatat sudah ada 12 jiwa yang menjadi korban. Jumlah itu meningkat sampai dua kali lipat jika dibandingkan dengan kasus kematian yang terjadi tahun lalu.
"Kasus kematian akibat DBD tahun ini memang meningkat dua kali lipat, kalau tahun lalu hanya ada tiga korban jiwa. Tapi hingga November ini, sudah ada 12 yang meninggal," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi dr Pratiwi, Selasa (16/11/2021).
Baca juga: Jokowi Jajal Sirkuit Mandalika Kenakan Baju Balap Buatan Cimahi, Produsen Terharu dan Bangga
Disebutkannya, korban yang meninggal dunia rata-rata merupakan anak-anak. Penyebab utamanya karena penyakitnya tidak terdeteksi sejak dini dikarenakan awalnya hanya dianggap sebagai panas biasa. Mamun ternyata setelah dicek positif DBD dan merujuknya sudah dalam kondisi terlambat.
Bukan hanya angka kematian saja yang melonjak, untuk total jumlah kasus juga ada peningkatan tajam dibandingkan tahun lalu. Secara keseluruhan untuk tahun ini hingga bulan November tercatat ada sebanyak 480 kasus dan jauh lebih banyak dari kasus setahun di 2020.
Kebanyakan kasus trennya naik di awal musim pancaroba dan dari musim panas ke penghujan. Sebab saat musim hujan banyak menimbulkan genangan air yang bisa menyebabkan perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi perantara penyebaran DBD.
Baca juga: Tanah Longsor dan Banjir Bandang Tiap Hari Menerjang Bandung Barat
"Masyarakat diminta supaya waspada, karena saat ini sudah musim penghujan, karena trennya saat musim penghujan kasus DBD selalu naik," kata dia.
Dia meminta masyarakat mengantisipasi penyebaran DBD dengan melakukan upaya menguras, membersihkan, dan mengubur wadah yang bisa menampung air. Termasuk juga harus rajin menguras bak mandi karena sering sekali nyamuk itu masuk ke dalam rumah.
"Kami juga akan melakukan gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk sekaligus sosialisasi guna menekan angka penyebaran DBD di Cimahi," pungkasnya.
"Kasus kematian akibat DBD tahun ini memang meningkat dua kali lipat, kalau tahun lalu hanya ada tiga korban jiwa. Tapi hingga November ini, sudah ada 12 yang meninggal," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi dr Pratiwi, Selasa (16/11/2021).
Baca juga: Jokowi Jajal Sirkuit Mandalika Kenakan Baju Balap Buatan Cimahi, Produsen Terharu dan Bangga
Disebutkannya, korban yang meninggal dunia rata-rata merupakan anak-anak. Penyebab utamanya karena penyakitnya tidak terdeteksi sejak dini dikarenakan awalnya hanya dianggap sebagai panas biasa. Mamun ternyata setelah dicek positif DBD dan merujuknya sudah dalam kondisi terlambat.
Bukan hanya angka kematian saja yang melonjak, untuk total jumlah kasus juga ada peningkatan tajam dibandingkan tahun lalu. Secara keseluruhan untuk tahun ini hingga bulan November tercatat ada sebanyak 480 kasus dan jauh lebih banyak dari kasus setahun di 2020.
Kebanyakan kasus trennya naik di awal musim pancaroba dan dari musim panas ke penghujan. Sebab saat musim hujan banyak menimbulkan genangan air yang bisa menyebabkan perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi perantara penyebaran DBD.
Baca juga: Tanah Longsor dan Banjir Bandang Tiap Hari Menerjang Bandung Barat
"Masyarakat diminta supaya waspada, karena saat ini sudah musim penghujan, karena trennya saat musim penghujan kasus DBD selalu naik," kata dia.
Dia meminta masyarakat mengantisipasi penyebaran DBD dengan melakukan upaya menguras, membersihkan, dan mengubur wadah yang bisa menampung air. Termasuk juga harus rajin menguras bak mandi karena sering sekali nyamuk itu masuk ke dalam rumah.
"Kami juga akan melakukan gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk sekaligus sosialisasi guna menekan angka penyebaran DBD di Cimahi," pungkasnya.
(msd)