Dinkes Sebut Kecamatan Sako Palembang Terbanyak Kasus DBD

Jum'at, 12 November 2021 - 11:18 WIB
loading...
Dinkes Sebut Kecamatan Sako Palembang Terbanyak Kasus DBD
Dinas Kesehatan Kota Palembang menyebutkan bahwa Kecamatan Sako menjadi yang terbanyak pada kasus deman berdarah dengue (DBD) di Kota Palembang. Di kecamatan ini tercatat ada 26 kasus DBD. Foto ilustrasi
A A A
PALEMBANG - Dinas Kesehatan Kota Palembang menyebutkan bahwa Kecamatan Sako menjadi yang terbanyak pada kasus deman berdarah dengue (DBD) di Kota Palembang. Di kecamatan ini tercatat ada 26 kasus DBD.

Kepala Seksi Pencegahan dan Penanganan (P2) Penyakit Menular Dinkes Kota Palembang, Yudhi Setiawan mengatakan, musim penghujan berdampak pada naiknya kasus DBD di Kota Palembang."Untuk periode Januari hingga Oktober 2021 tercatat ada 171 kasus DBD," ujar Yudhi, Jumat (12/11/2021).

Yudhi mengaku, terjadi tren peningkatan kasus DBD dalam dua bulan terakhir, di mana di bulan September ada 25 kasus dan Oktober 27 kasus. Sedangkan Januari hingga Agustus hanya terjadi peningkatan 8-10 kasus per bulan.

Dari 16 kecamatan yang ada di Kota Palembang, kata Yudhi, Kecamatan Sako paling banyak kasus DBD dari Januari hingga Oktober yakni 26 kasus, kemudian Ilir Timur 11 sebanyak 19 kasus dan 16 Kasus di Ilir Barat 1.

"Sedangkan untuk kawasan ulu yang lebih dekat dengan pinggiran Sungai Musi malah sedikit kasus yang tercatat, Kertapati baru 2 kasus dan Jakabaring ada 3 kasus. Dari seluruh total kasus yang kita catat, usia 4 sampai 12 tahun adalah yang paling rentan terserang DBD ini," katanya.

Menurut Yudhi, daerah dengan tingkat kepadatan hunian memang lebih cenderung beresiko terhadap penularan DBD. Sebab, virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti menyukai tempat-tempat yang lembab dan padat.

"Jadi kalau kepadatannya tinggi, maka kemungkinan orang yang digigit nyamuk aedes juga akan semakin banyak. Tapi kalau kepadatannya rendah, dengan jarak antar satu rumah juga berjauhan kemungkinan DBD akan sangat kecil, ditambah juga faktor curah hujan," jelasnya.

Upaya pencegahan 3M yakni menguras/membersihkan, menutup dan mengubur masih menjadi langkah efektif dalam pencegahan DBD. "Kami sudah membuat edaran ke camat dan lurah untuk memberantas sarang nyamur di wilayahnya," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Seksi P2 Penyakit Menular Dinkes Provinsi Sumsel menyebutkan, bahwa Palembang menjadi kota yang paling banyak mengalami kasus DBD.

Sementara, untuk sebaran kasus DPD di tingkat kabupaten, OKU 1 kasus, OKI 11, Muara Enim 42, Lahat 33, Musi Rawas 13, Musi Banyuasin 33, Banyuasin 49, Oku Selatan 3, Oku Timur 70, OI 41, Empat Lawang 12, Palembang 165, Prabumulih 55, Pagaralam 1, Linggau 49, Pali 62 dan Muratara 2 kasus. Namun, dibanding dengan tahun 2020 Sumsel mengalami penurunan kasus cukup drastis.

"Tahun 2020 kita ada 2.359 kasus dan tahun ini 642 kasus, artinya penurunan ini cukup banyak. Meski demikian kami tetap memperhatikan dan memberi sosialisasi tentang pentingnya menerapkan 3M," jelasnya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2629 seconds (0.1#10.140)