Gerakan Petani Digital 4.0 Sasar Bilebante Lombok Tengah

Minggu, 07 November 2021 - 15:15 WIB
loading...
Gerakan Petani Digital 4.0 Sasar Bilebante Lombok Tengah
Kelompok tani di kawasan Bilebante, Pringgarata Lombok Tengah, NTB mengikuti program Gerakan Petani Digital 4.0. Foto/Ist
A A A
LOMBOK TENGAH - Sejumlah kelompok tani di kawasan wisata hijau Bilebante, Pringgarata, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengikuti program Gerakan Petani Digital 4.0 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Kominfo memilih Bilebante menjadi salah satu daerah yang terlibat dalam implementasi pertanian digital yang bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi dan bisnis pada setiap rantai nilai pertanian melalui pemanfaatan teknologi digital.



Asisten II Pemkab Lombok Tengah, Nasrun M menyatakan program adopsi teknologi digital yang berlangsung di Bilebante merupakan terobosan baru dalam dunia pertanian. Saat ini, tidak sedikit jumlah petani di Bilebante yang sudah mahir menggunakan gadget.

"Petani harus memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produksinya," ujar Nasrun dalam keterangannya, dikutip Minggu (7/11/2021).

Gerakan Petani Digital 4.0 ini menargetkan petani dengan komoditas tanaman pangan seperti padi dan jagung serta tanaman hortikultura seperti cabai dan bawang merah.

Koordinator Inisiatif Digital Sektor Strategis (Pertanian, Maritim, Logistik) Kominfo, Wijayanto menyatakan bahwa Gerakan Petani Digital 4.0 ini telah berlangsung sejak pertengahan 2021, di Desa Bilebante.

"Kami menggunakan alat sensor tanah dan sensor cuaca yang memberikan informasi lingkungan pertanian secara real time seperti suhu udara, curah hujan, arah angin, kelembaban tanah, suhu tanah, PH tanah, hingga electrical conductivity," ujar Wijayanto.



Rangkaian program itu dimulai sejak pemasangan alat internet of Things (IoT), sensor tanah dan cuaca, pendampingan petani dalam menggunakan teknologi digital, hingga pengambilan baseline data pertanian setempat.

Selanjutnya, alat tersebut mengirim pesan melalui aplikasi dan nantinya petugas memberikan rekomendasi tindakan yang diperlukan, seperti jumlah air yang diperlukan tanaman, jenis pupuk yang dibutuhkan, hingga rekomendasi waktu pemupukan.

“Nanti kelompok tani mengunduh aplikasi untuk memperoleh rekomendasi dan informasi dari alat tersebut,” tambahnya.

Untuk sensor tanah mampu menjangkau area dengan radius 500 meter hingga 1 kilometer. Sementara sensor cuaca bisa menjangkau area dengan radius hingga tiga kilometer. Alat sensor tersebut juga dapat dipindahkan sesuai kebutuhan.

Wijayanto menjelaskan, Gerakan Pertanian Digital 4.0 ini juga dilaksanakan di Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Malang. Hasilnya pun sangat memuaskan dengan penambahan jumlah produksi padi dari 10 ton menjadi 12 ton.

“Peningkatannya sampai 20 hingga 30 persen. Juga bisa menghemat pupuk karena pola tanamnya terkontrol,” ujarnya.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika), Kominfo Semuel Abrijani P, mengatakan Gerakan Petani Digital 4.0 merupakan upaya meningkatkan adopsi teknologi digital di sektor pertanian. Hal ini sebagai langkah untuk mewujudkan Indonesia yang siap menjadi negara digital dan turut andil dalam akselerasi perekonomian global.

"Saya harap program ini dapat dilakukan bersama-sama oleh seluruh pihak, dengan komitmen untuk menciptakan ekosistem pendukung implementasi teknologi digital sektor pertanian yang berkelanjutan," ujarnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5310 seconds (0.1#10.140)