Melirik Indahnya Desa Wisata Penglipuran dan Pemuteran, Surga Tersembunyi di Bali
loading...
A
A
A
Tak hanya itu, di daerah pantai ini Anda juga akan menjumpai penangkaran penyu yang dikelola Chris Brown. Dia bekerjasama dengan masyarakat Desa Pemuteran untuk menetaskan telur penyu di penangkaran hingga nantinya pada usia 1-2 bulan, turis yang berkunjung dapat membantu melepaskannya kelaut.
Lelah berpetualang, jangan lewatkan kesempatan berwisata kuliner dengan sensasi Cooking Class bersama Chef Ketut Arsana dari Kubuku Eco Dive Lodge and Yoga. Tak hanya menyajikan makanan yang nikmat, Anda juga dapat mencoba membuat masakan ini sendiri, tentunya dengan pengawasan dan bimbingan dari Chef Ketut.
Tak tanggung-tanggung, lima menu masakan special khas Bali akan siap menggoyang lidah Anda. Seperti halnya Jukut Keloratau Sup Kelor, Sate Lilit, Pepes Seafood, Sup Seafood, serta Pancake Suji. Nikmat sekali bukan?
Desa Pemuteran juga menawarkan produk kerajinan lokal yang unik dan sangat indah. Antara lain, yaitu kerajinan kulit kerang mutiara yang diolah menjadi beragam produk fungsional, beberapa di antaranya adalah piring, mangkok, sendok, garpu, pisau, dan lain-lain.
Berwisata ke Bali rasanya tak lengkap bila tidak mengunjungi Desa Wisata Penglipuran. Desa yang berada 45 kilometer dari Denpasar ini merupakan desa yang super rapi, bersih, dan asri.
Desa ini bahkan menjadi salah satu desa terbersih di dunia, lho! Desa Penglipuran juga memperoleh beragam penghargaan lainnya, salah satunya predikat Desa Wisata Berkelanjutan dari Kemenparekraf.
Uniknya, tata letak Desa Penglipuran terbagi menjadi tiga, yang disebut juga sebagai Tata Letak Trimandala. Pertama, yaitu kawasan Utama Mandala (Parahyangan) yang merupakan tempat para dewa bersemayam, serta tempat peribadatan.
Kedua, yaitu kawasan Madya Mandala (Pawongan) yang terdiri dari pemukiman warga. Ketiga, adalah Mista Mandala (Palemahan) yang merupakan tempat pemakaman warga Desa Penglipuran.
Sebanyak 40 persen dari lahan Desa Penglipuran dipenuhi dengan hutan bambu. Tanaman ini tumbuh subur, sebab masyarakat percaya jika hutan ini dapat melindungi desa, dan sebagai sumber resapan air untuk desa.
Bambunya pun dimanfaatkan untuk dinding dan atap rumah adat Penglipuran. Tak hanya itu, bambu juga menjadi bahan baku dari industry keben yang ada di sana. Sejatinya, keben merupakan kotak bambu untuk membawa sesajen ketika pergi ke pura.
Namun, kini keben telah mengalami modifikasi estetik. Warnanya tak lagi polos, melainkan dihiasi aneka lukisan yang indah dan menarik. Keben pun kerap digunakan pula sebagai tempat penyimpanan atau seserahan.
Lelah berpetualang, jangan lewatkan kesempatan berwisata kuliner dengan sensasi Cooking Class bersama Chef Ketut Arsana dari Kubuku Eco Dive Lodge and Yoga. Tak hanya menyajikan makanan yang nikmat, Anda juga dapat mencoba membuat masakan ini sendiri, tentunya dengan pengawasan dan bimbingan dari Chef Ketut.
Tak tanggung-tanggung, lima menu masakan special khas Bali akan siap menggoyang lidah Anda. Seperti halnya Jukut Keloratau Sup Kelor, Sate Lilit, Pepes Seafood, Sup Seafood, serta Pancake Suji. Nikmat sekali bukan?
Desa Pemuteran juga menawarkan produk kerajinan lokal yang unik dan sangat indah. Antara lain, yaitu kerajinan kulit kerang mutiara yang diolah menjadi beragam produk fungsional, beberapa di antaranya adalah piring, mangkok, sendok, garpu, pisau, dan lain-lain.
Berwisata ke Bali rasanya tak lengkap bila tidak mengunjungi Desa Wisata Penglipuran. Desa yang berada 45 kilometer dari Denpasar ini merupakan desa yang super rapi, bersih, dan asri.
Desa ini bahkan menjadi salah satu desa terbersih di dunia, lho! Desa Penglipuran juga memperoleh beragam penghargaan lainnya, salah satunya predikat Desa Wisata Berkelanjutan dari Kemenparekraf.
Uniknya, tata letak Desa Penglipuran terbagi menjadi tiga, yang disebut juga sebagai Tata Letak Trimandala. Pertama, yaitu kawasan Utama Mandala (Parahyangan) yang merupakan tempat para dewa bersemayam, serta tempat peribadatan.
Kedua, yaitu kawasan Madya Mandala (Pawongan) yang terdiri dari pemukiman warga. Ketiga, adalah Mista Mandala (Palemahan) yang merupakan tempat pemakaman warga Desa Penglipuran.
Sebanyak 40 persen dari lahan Desa Penglipuran dipenuhi dengan hutan bambu. Tanaman ini tumbuh subur, sebab masyarakat percaya jika hutan ini dapat melindungi desa, dan sebagai sumber resapan air untuk desa.
Bambunya pun dimanfaatkan untuk dinding dan atap rumah adat Penglipuran. Tak hanya itu, bambu juga menjadi bahan baku dari industry keben yang ada di sana. Sejatinya, keben merupakan kotak bambu untuk membawa sesajen ketika pergi ke pura.
Namun, kini keben telah mengalami modifikasi estetik. Warnanya tak lagi polos, melainkan dihiasi aneka lukisan yang indah dan menarik. Keben pun kerap digunakan pula sebagai tempat penyimpanan atau seserahan.