Ibu dan Anak Gadisnya Dibunuh dan Ditelanjangi, Kriminolog: Digital Forensik Belum Digali

Sabtu, 30 Oktober 2021 - 18:28 WIB
loading...
Ibu dan Anak Gadisnya Dibunuh dan Ditelanjangi, Kriminolog: Digital Forensik Belum Digali
Kriminolog Unpad, Yesmil Anwar. Foto/Dok.
A A A
BANDUNG - Pembunuhan ibu dan anak gadisnya di Kampung Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, masih diselimuti misteri. Dua bulan upaya polisi membongkar kasus pembunuhan sadis itu belum membuahkan hasil.



Menyikapi misteri tersebut, kriminolog dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Yesmil Anwar menilai, sulitnya pengungkapan kasus tersebut tak lepas dari kategori pembunuhan yang dilakukan yang dipastikannya sebagai pembunuhan berencana.



"Ini memang pembunuhan berencana, karena sudah jelas mayatnya tidak dibunuh di situ, TKP-nya bukan di sana (bagasi mobil Alphard). Pembunuhan berencana biasanya lebih sulit dalam proses penyelidikannya," jelas Yesmil, Sabtu (30/10/2021).



Meski begitu, Yesmil menilai, upaya penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian belum maksimal, terutama dalam upaya penggalian fakta melalui digital forensik. Menurutnya, digital forensik merupakan salah satu instrumen penting dalam mengungkap sebuah perkara, seperti rekaman kamera pengawas atau CCTV dan instrumen digital lainnya.

"Menurut saya kita agak tertinggal dalam digital forensiknya. Yang disebut digital forensik, termasuk di dalamnya adalah CCTV dan sebagainya, tapi kan tidak semua rumah ada CCTV-nya. Kan bisa dicari yang lain," jelas Yesmil.

Selain menggali fakta berdasarkan penyelidikan digital forensik, Yesmil juga menyarankan, agar polisi melakukan penyelidikan lebih dalam terhadap instrumen yang berada di TKP. Banyaknya masyarakat di sekitar TKP yang enggan bersaksi, jangan dianggap sebagai kendala dalam upaya mengungkap kasus pembunuhan sadis itu.



"Saya bukan mau mengajari polisi, tapi kita bisa lihat misalnya kalau ada mobil dipakai, kenapa disimpan di mobil itu. Mobil itu sudah tidak dipakai berapa lama, kilo meternya diperiksa, jauh atau tidak," kata Yesmil mencontohkan.

"Kalau tiba-tiba meningkat tajam jumlah kilo meternya, barangkali dipakai jauh. Bisa dicek. Saya kira banyaklah yang bisa dilakukan. Apalagi sekarang digital forensik ini sudah menggunakan peralatan canggih," sambung Yesmil.

Yesmil juga menekankan, agar polisi tidak memaksakan pengakuan. Pasalnya, kata Yesmil, pengakuan tidak akan membuahkan kebenaran materil. "Saya pikir ini tantangan bagi pihak kepolisian, karena di awalnya sudah terlalu menekankan pada pengakuan orang yang disangka," terangnya.



"Kalau kejahatannya itu pangkalnya tiga, yakni kekuasaan, uang dan hubungan sosial. Mungkin dalam hal ini harus ditelusuri semuanya. Jadi kalau mau diulang lagi (penyelidikannya), tidak menjadi masalah," tuturnya.

Disinggung soal adanya bantuan dari Bareskrim Mabes Polri, Yesmil mendukung hal tersebut. Namun, dia kembali menyoroti fasilitas yang bisa digunakan penyidik. "Itu menunjukan polisi antusias mengungkap ini. Tapi kan apa yang dimaksud bantuan itu? Apakah orang atau sarana-prasarana karena itu dibutuhkan juga. Yang jelas agak sulit kalau melakukan penyelidikan dan penyidikan tanpa bantuan digital forensik," tandasnya.

Warga Kampung Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang digegerkan penemuan mayat ibu dan anak di dalam bagasi mobil di rumahnya, Rabu (18/8/2021). Polisi yang mendapatkan laporan langsung datang ke lokasi kejadian. Polisi yang datang ke TKP langsung menuju mobil Alphard tempat ditemukannya korban.

Saat bagasi mobil dibuka, ternyata di dalamnya terdapat dua korban yang merupakan ibu dan anak perempuannya dengan kondisi tak berbusana dan luka parah di bagian kepala. Keluarga korban yang datang ke lokasi kejadian pun histeris saat polisi mengevakuasi kedua korban.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2073 seconds (0.1#10.140)