Reaktif COVID-19, Warga Berharap Tak Lama Karantina di Hotel
loading...
A
A
A
SURABAYA - Menginap di hotel untuk beberapa hari biasanya menjadi pilihan sebagia warga untuk mengisi hari libur. Bahkan sebagian orang rela merogoh dompet yang tidak sedikit demi menikmati pelayanan hotel.
(Baca juga: Hasil Tes Swab di Kedungdoro Molor, Wawali Surabaya Jadi Korban )
Namun bagaimana jika menginapnya untuk menjalani karantina akibat reaktif COVID-19? Tentunya hal itu sagat bertolak belakang. Seperti yang diungkapkah oleh salah satu warga Gunung Anyar. Meski gratis dan bisa tinggal di hotel dalam waktu yang cukup lama, ia tetap saja kawatir dan merasa kurang nyaman.
"Aduh mas, tidak enaklah. Tetap enak tidur di rumah," kata laki-laki yang dinyatakan positif COVID-19 usai menjalani rapied tes di Kecamatan Gunung Anyar Surabaya, Rabu (3/6/2020).
Warga Gunung Anyar inipun mengikuti perintah petugas medis untuk menjalani karantina di salah satu hotel di kota Surabaya. Usai dinyatakan reaktif, ia bersama puluhan warga lainnya menaiki truk menuju hotel. "Kami belum tahu sampai kapan di hotel. Semoga hasil tes PCR cepat keluar dan kami bisa kembali pulang," ucapnya.
Puluhan warga yang dirujuk ke hotel untuk menjalani karantika tersebut meruakan hasil dari tes cepat (rapid test) dan tes swab COVID-19 secara massal yang dihelat Badan Intelijen Negara (BIN) di Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya, Rabu (3/6/2020).
Camat Gunung Anyar, Maria Agustin, menuturkan total ada 717 warga yang ikut rapid test yang digelar Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut. "Warga sangat antusias untuk ikut tes ini, bukan hanya dari Gunung Anyar, banyak juga dari kecamatan lain," kata dia.
Sebagaimana diketahui, Badan Intelijen Negara (BIN) gencar menggelar tes cepat (rapid test) dan tes swab COVID-19 secara massal di Surabaya, karena masih banyak warga di wilayah zona merah itu belum melakukan pemeriksaan COVID-19.
Selain itu, penyebaran COVID di Surabaya persentasenya 50 persen dari jumlah penderita COVID-19 yang ada di Jawa Timur. Dalam sehari, BIN mampu melakukan tes pada 2000 warga Surabaya.
(Baca juga: Hasil Tes Swab di Kedungdoro Molor, Wawali Surabaya Jadi Korban )
Namun bagaimana jika menginapnya untuk menjalani karantina akibat reaktif COVID-19? Tentunya hal itu sagat bertolak belakang. Seperti yang diungkapkah oleh salah satu warga Gunung Anyar. Meski gratis dan bisa tinggal di hotel dalam waktu yang cukup lama, ia tetap saja kawatir dan merasa kurang nyaman.
"Aduh mas, tidak enaklah. Tetap enak tidur di rumah," kata laki-laki yang dinyatakan positif COVID-19 usai menjalani rapied tes di Kecamatan Gunung Anyar Surabaya, Rabu (3/6/2020).
Warga Gunung Anyar inipun mengikuti perintah petugas medis untuk menjalani karantina di salah satu hotel di kota Surabaya. Usai dinyatakan reaktif, ia bersama puluhan warga lainnya menaiki truk menuju hotel. "Kami belum tahu sampai kapan di hotel. Semoga hasil tes PCR cepat keluar dan kami bisa kembali pulang," ucapnya.
Puluhan warga yang dirujuk ke hotel untuk menjalani karantika tersebut meruakan hasil dari tes cepat (rapid test) dan tes swab COVID-19 secara massal yang dihelat Badan Intelijen Negara (BIN) di Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya, Rabu (3/6/2020).
Camat Gunung Anyar, Maria Agustin, menuturkan total ada 717 warga yang ikut rapid test yang digelar Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut. "Warga sangat antusias untuk ikut tes ini, bukan hanya dari Gunung Anyar, banyak juga dari kecamatan lain," kata dia.
Sebagaimana diketahui, Badan Intelijen Negara (BIN) gencar menggelar tes cepat (rapid test) dan tes swab COVID-19 secara massal di Surabaya, karena masih banyak warga di wilayah zona merah itu belum melakukan pemeriksaan COVID-19.
Selain itu, penyebaran COVID di Surabaya persentasenya 50 persen dari jumlah penderita COVID-19 yang ada di Jawa Timur. Dalam sehari, BIN mampu melakukan tes pada 2000 warga Surabaya.
(eyt)