DNA Mirip Manusia, Orangutan dan Kera Besar Rawan Terinfeksi Virus Corona

Rabu, 22 April 2020 - 07:48 WIB
loading...
DNA Mirip Manusia, Orangutan...
Susunan DNA orangutan yang hampir sama dengan DNA manusia menjadikan orangutan sangat rentan dan memiliki potensi terinfeksi oleh virus corona (COVID-19). Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Susunan DNA orangutan yang hampir sama dengan DNA manusia menjadikan orangutan sangat rentan dan memiliki potensi terinfeksi oleh virus corona ( COVID-19 ) yang sedang melanda dunia saat ini.

Selain perburuan dan rusaknya habitat orangutan karena alih fungsi kawasan hutan, kemungkinan penularan virus ini dapat menjadi ancaman penyusutan habitat orangutan yang baru di Indonesia. (Baca juga: UPDATE Corona: COVID-19 Telah Menginfeksi 2,5 Juta Orang di Dunia)

Banyak hal yang harus diperhatikan untuk menghentikan penularan virus corona agar orangutan di Indonesia tidak terjangkit. Hal itu lantaran belum diketahui efek apa yang akan ditimbulkan setelah ada orangutan yang terpapar virus tersebut. Seperti halnya flu dan rbola, efeknya memang tidak menimbulkan masalah. Namun beberapa di antaranya menimbulkan penyakit baru yang sulit untuk disembuhkan. (Baca juga: Bukan Buatan Lab, WHO Sebut Virus COVID-19 Berasal dari Hewan)

Dr Fabian Leendertz, ahli di bidang virus pada kera besar dan penulis utama The Letter to Nature mengatakan, “Sebenarnya ketika mereka berada jauh dengan manusia risiko tertularnya itu kecil, hanya saja pencemaran lingkungan oleh manusia, lalu diikuti oleh adanya kontak fisik antara manusia dan orangutan, kondisi inilah yang dapat menyebabkan penularan. Jika ada orangutan atau primata lainnya yang terinfeksi, akan jadi kasus terburuk. Spesies yang terancam punah ini akan semakin kritis karena akan kehilangan beberapa individunya.”

Fokus dunia saat ini memang pada penanganan pandemic COVID-19 yang telah tersebar di 184 negara dengan total lebih dari 2 juta orang yang terinfeksi dan menelan korban lebih dari 160 ribu jiwa (data per tanggal 20 April 2020). Tidak heran jika makhluk lain di bumi sedikit luput dari perhatian. Faktanya, meskipun habitat Orangutan utamanya adalah di hutan, namun seiring dengan perusakan hutan yang massif yang menyebabkan banyak kasus orangutan turun ke permukaan dan bersinggungan dengan pemukiman warga.

Dilansir dari BBC, Peneliti dari Universitas John Moores, Prof Serge Wich menyatakan bahwa dengan menghentikan sementara pariwisata serta proyek-proyek infrastruktur yang bersinggungan dengan habitat orangutan, kita dapat mengurangi kontak antara manusia dan orangutan yang berpotensi dapat menyebabkan penyebaran virus.

"Kami tidak tahu apa efek virusnya pada mereka dan itu berarti kita harus mengambil langkah dengan kehati-hatian dan mengurangi risiko mereka terkena virus. Itu berarti menghentikan pariwisata yang sudah dilakukan di beberapa Negara, mengurangi penelitian, sangat berhati-hati dengan program reintroduksi, tetapi ini juga berpotensi menghentikan infrastruktur dan proyek ekstraktif di habitat kera besar yang membawa orang lebih dekat dengan kera besar dan dengan demikian berpotensi menyebarkan virus ini kepada mereka,” ujar Serge.

Ancaman tersebut sangat membuat para ahli khawatir. Pasalnya, ketiga spesies orangutan yang diklasifikasikan sebagai spesies terancam punah ini akan terancam menuju kepunahan, terutama satu species yang baru diidentifikasi di tahun 2017, yakni orangutan Tapanuli yang diprediksi jumlahnya kurang dari 800 individu. Di tengah ancaman aktivitas manusia seperti penebangan liar hingga proyek pembangunan PLTA, kini Orangutan Tapanuli dihadapkan pada ancaman penularan COVID-19.

“Orangutan adalah hewan yang sebagian hidupnya dihabiskan diatas pepohonan, risiko penularan pada mereka kemungkinannya kecil bila dibandingkan dengan kera besar lainnya, akan tetapi hal itu masih dipertimbangkan karena beberapa dari mereka turun ke permukaan dan bisa menjadi sangat dekat dengan para peneliti. Tentu saja, di tempat perlindungan kemungkinan penularan akan lebih tinggi dibandingkan di alam liar,” tambah Serge.

“Dan khususnya orangutan Tapanuli menjadi perhatian lebih bagi kami, mengingat cara hidup orangutan yang relatif soliter, kemungkinan penyebaran virusnya menjadi akan terbatas tergantung pada berapa lama mereka membawa dan menyebarkannya.”

Bukan sedikit kasus Orangutan yang turun ke permukaan dan bertemu ataupun masuk ke pemukiman warga. Seperti contoh kasus beberapa tahun lalu ketika orangutan masuk ke pemukiman warga di Kalimantan Timur, karena habitatnya yang mulai rusak oleh aktivitas penambangan batu bara. Selanjutnya orangutan Tapanuli yang terjebak di kebun warga dengan badannya yang kurus dan penuh luka. Habitatnya sudah rata dengan tanah yang membuat orangutan berpindah ke daerah perkebunan.

Melihat hal ini, orangutan dan kera besar lainnya perlu menjadi salah satu perhatian di kala pandemic ini sebagai salah satu yang berpotensi tertular dan ancaman menuju kepunahan semakin dekat.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Kolaborasi Lingkungan...
Kolaborasi Lingkungan di Bandung, Menanam Harapan untuk Masa Depan Berkelanjutan
Kasus Timah Rp300 Triliun...
Kasus Timah Rp300 Triliun Harus Diselesaikan dengan UU Lingkungan
Kunjungi BOSF, Menhut...
Kunjungi BOSF, Menhut Dukung Pelestarian Orang Utan-Beruang Madu di Kaltim
AQUA Paparkan Hasil...
AQUA Paparkan Hasil Kajian Sumber Daya Air DAS Kedunglarangan Pasuruan
Korupsi APD Covid-19,...
Korupsi APD Covid-19, Kejaksaan Tahan Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut
Tilep Duit Proyek Makam,...
Tilep Duit Proyek Makam, Kepala Dinas LH Karo Ditahan Kejaksaan
Aktivis Soroti Dugaan...
Aktivis Soroti Dugaan Kolusi Pembuatan Dokumen Lingkungan Hidup di Banten
Bupati Manggarai Pecat...
Bupati Manggarai Pecat 249 Tenaga Kesehatan Non-ASN, Ada Apa?
Tersangka Korupsi APD...
Tersangka Korupsi APD Covid-19, Kadinkes Sumut Ditangkap Kejaksaan
Rekomendasi
Sinopsis Sinetron Romansa...
Sinopsis Sinetron Romansa Kampung Dangdut Eps 27: Menyerah Pada Pemilihan Kades, Raka Dapat Dukungan dari Galuh
Suparman Reborn 4: Motor...
Suparman Reborn 4: Motor Suparman Dicuri Nanda dan Gojim
Bangga Timnas Indonesia...
Bangga Timnas Indonesia Kalahkan Bahrain, Verrell Harap Kemenangan Terus Dipertahankan
Berita Terkini
Kunjungi Rumah Briptu...
Kunjungi Rumah Briptu M Ghalib Korban Penembakan TNI, Kapolri Sampaikan Belasungkawa
17 menit yang lalu
Peduli Korban Banjir,...
Peduli Korban Banjir, Luby Indonesia Salurkan Bantuan Kemanusiaan untuk Warga Bekasi
18 menit yang lalu
Mayat Mr X Berambut...
Mayat Mr X Berambut Cepak Mengambang di Kali Cengkareng Drain
2 jam yang lalu
Tak Ada Pemutihan Pajak...
Tak Ada Pemutihan Pajak Kendaraan di Jakarta, Alasan Pramono Kejar yang Menunggak
3 jam yang lalu
Cegah Kemacetan, Pemprov...
Cegah Kemacetan, Pemprov Jabar Gelar Modifikasi Cuaca selama Mudik Lebaran 2025
3 jam yang lalu
Pendeta Papua Minta...
Pendeta Papua Minta Masyarakat Tak Terprovokasi Isu Pelanggaran HAM
3 jam yang lalu
Infografis
5 Senjata Baru Rusia,...
5 Senjata Baru Rusia, Ada Drone Darat dan Robot Mirip Katak
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved