Cerita Pilu Anak Kapolsek Lampung yang Tewas Ditembak: Setahun Tak Bertemu, Sekali Ketemu di Ruang Autopsi
loading...

Salsabila, anak Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto, didampingi pengacara Hotman Paris menceritakan kisah pilu kepada media di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (25/3/2025). FOTO/RIYAN RIZKI ROSHALI
A
A
A
JAKARTA - Nasib pilu dialami Salsabila, anak Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto, salah satu anggota polri yang tewas ditembak saat melakukan penggerebekan lokasi judi sabung ayam di wilayah Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2024) lalu. Salsabila belum bertemu ayahnya dalam setahun terakhir, tapi ia harus melihat jasad sang ayah terbujur kaku di ruang autopsi.
"Satu tahun saya ngga ketemu Bapak saya karena beliau kan dinas di Negara Batin, memang daerahnya terpencil. Satu tahun saya ngga ketemu Bapak saya, saya bertemu Bapak saya sudah kaku di ruang autopsi," kata Salsabila kepada wartawan saat ditemui di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (25/3/2025).
Salsabila menceritakan, berdasarkan kronologi peristiwa yang diterimanya itu, sang ayah bersama anggota polsek lainnya melakukan tindakan penggerebekan terhadap lokasi judi sabung ayam. Namun, lanjut dia, saat tiba di lokasi sang ayah langsung ditembak.
"Bapak saya memang paling depan Pak, pas Bapak saya keluar, Bapak saya langsung ditembak. Yang saya denger seperti itu Pak, saya mau keadilan yang seadil-adilnya untuk ayah saya, ayah saya udah meninggal masih difitnah Pak," katanya.
Saat ini, Salsabila hanya menginginkan keadilan hukum bagi sang ayah. "Soal setoran apapun itu, saya ngga peduli apapun itu. Saya hanya mau keadilan untuk ayah saya," katanya.
Hal tersebut diungkapkan Kasubbid Dokpol Biddokes Polda Lampung, AKBP drg Legowo Hamijoyo Sp.BM saat menyampaikan hasil autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung, Selasa (18/3/2025).
Legowo mengatakan, jenazah ketiga korban telah dilakukan autopsi selama 10 jam atau sejak pukul 02.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB di ruang instalasi forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung. Dia mengungkapkan, laporan awal hasil autopsi penyebab kematian 3 anggota Polres Way Kanan yang gugur saat melaksanakan tugas yakni pertama pada jenazah AKP anumerta Lusiyanto terdapat lubang bekas peluru, dari arah depan di dada kanan.
Saat dilaksanakan autopsi, proyektil peluru ada di rongga dada sebelah kiri. Kemudian pada jenazah Aipda anumerta Petrus Apriyanto terdapat bekas luka lubang peluru dengan arah menembak dari arah depan persis pada mata sebelah kiri korban. Saat dilaksanakan autopsi, proyektil peluru ditemukan berada di tempurung kepala.
Briptu anumerta M Ghalib, terdapat lubang bekas peluru pada sisi kiri bibirnya menembus rongga mulutnya, dan saat dilakukan autopsi posisi proyektil peluru ada diantara tempurung kepala dan tenggorokannya," ungkap Legowo.
Menurut Legowo, ketiga hal tersebut yang menyebabkan tiga anggota Polres Way Kanan tersebut gugur saat melaksanakan tugas. "Ketiga hal tersebut yang menyebabkan kematian dari anggota terbaik kami yang gugur saat melaksanakan tugas," katanya.
"Satu tahun saya ngga ketemu Bapak saya karena beliau kan dinas di Negara Batin, memang daerahnya terpencil. Satu tahun saya ngga ketemu Bapak saya, saya bertemu Bapak saya sudah kaku di ruang autopsi," kata Salsabila kepada wartawan saat ditemui di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (25/3/2025).
Salsabila menceritakan, berdasarkan kronologi peristiwa yang diterimanya itu, sang ayah bersama anggota polsek lainnya melakukan tindakan penggerebekan terhadap lokasi judi sabung ayam. Namun, lanjut dia, saat tiba di lokasi sang ayah langsung ditembak.
"Bapak saya memang paling depan Pak, pas Bapak saya keluar, Bapak saya langsung ditembak. Yang saya denger seperti itu Pak, saya mau keadilan yang seadil-adilnya untuk ayah saya, ayah saya udah meninggal masih difitnah Pak," katanya.
Saat ini, Salsabila hanya menginginkan keadilan hukum bagi sang ayah. "Soal setoran apapun itu, saya ngga peduli apapun itu. Saya hanya mau keadilan untuk ayah saya," katanya.
Ditembak dari Depan
Sementara itu, hasil autopsi tiga anggota Polres Way Kanan, Lampung yang gugur saat menggerebek judi sabung ayam mengungkap fakta baru. Ketiga polisi tewas akibat ditembak dari arah depan.Hal tersebut diungkapkan Kasubbid Dokpol Biddokes Polda Lampung, AKBP drg Legowo Hamijoyo Sp.BM saat menyampaikan hasil autopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung, Selasa (18/3/2025).
Legowo mengatakan, jenazah ketiga korban telah dilakukan autopsi selama 10 jam atau sejak pukul 02.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB di ruang instalasi forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung. Dia mengungkapkan, laporan awal hasil autopsi penyebab kematian 3 anggota Polres Way Kanan yang gugur saat melaksanakan tugas yakni pertama pada jenazah AKP anumerta Lusiyanto terdapat lubang bekas peluru, dari arah depan di dada kanan.
Saat dilaksanakan autopsi, proyektil peluru ada di rongga dada sebelah kiri. Kemudian pada jenazah Aipda anumerta Petrus Apriyanto terdapat bekas luka lubang peluru dengan arah menembak dari arah depan persis pada mata sebelah kiri korban. Saat dilaksanakan autopsi, proyektil peluru ditemukan berada di tempurung kepala.
Briptu anumerta M Ghalib, terdapat lubang bekas peluru pada sisi kiri bibirnya menembus rongga mulutnya, dan saat dilakukan autopsi posisi proyektil peluru ada diantara tempurung kepala dan tenggorokannya," ungkap Legowo.
Menurut Legowo, ketiga hal tersebut yang menyebabkan tiga anggota Polres Way Kanan tersebut gugur saat melaksanakan tugas. "Ketiga hal tersebut yang menyebabkan kematian dari anggota terbaik kami yang gugur saat melaksanakan tugas," katanya.
(abd)
Lihat Juga :