Jika Membahayakan Kepentingan Negara, China Akan Serang AS
loading...
A
A
A
BEIJING - China mengancam akan melakukan serangan balik atau balasan setiap tindakan Amerika Serikat (AS) yang membahayakan negaranya. Sikap tegas ini disampaikan setelah Presiden AS Donald Trump berencana membatalkan visa ribuan mahasiswa Beijing yang melakukan study di negeri Pam Sam, yang dianggap sebagai tindakan pengusiran.
Rencana Doland Trump ini sendiri sebagai respons atas keputusan Beijing yang memberlakukan undang-undang keamanan di Hong Kong yang dianggap mengekang kebebasan oposisi. Washington juga memberlakukan beberapa pembatasan baru pada Hong Kong.
"Setiap kata dan tindakan yang membahayakan kepentingan China akan ditanggapi dengan serangan balik oleh China. Pembatasan Washington secara serius mencampuri urusan dalam negeri China dan merusak hubungan AS-China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian sebagaimana dilansir dari AFP, Selasa (2/6/2020).
Rilis Gedung Putih pada Jumat pekan lalu mengumumkan langkah-langkah yang menargetkan para mahasiswa dan peneliti China atas tuduhan terlibat dalam akuisisi teknologi sensitif Amerika Serikat dan kekayaan intelektual untuk memodernisasi militer Beijing.
"Ini adalah ancaman bagi vitalitas ekonomi jangka panjang bangsa kita dan keselamatan dan keamanan rakyat Amerika," bunyi rilis Gedung Putih.
Trump pada Jumat juga mengumumkan posisi AS adalah bahwa Hong Kong tidak lagi cukup otonom untuk mendapatkan perlakuan khusus Amerika. "Dan karenanya tunduk pada sejumlah pembatasan," ujar Trump.
Pada hari Jumat, Zhao meminta AS untuk berhenti mencampuri urusan dalam negeri China. Hong Kong adalah koloni kerajaan Inggris dari tahun 1841, ketika direbut oleh Inggris setelah kekalahan China dalam Perang Candu Pertama. Pada 1997, Inggris menyerahkan kendali Hong Kong pada China dan kota itu menjadi wilayah administrasi khusus Republik Rakyat China.
Rencana Doland Trump ini sendiri sebagai respons atas keputusan Beijing yang memberlakukan undang-undang keamanan di Hong Kong yang dianggap mengekang kebebasan oposisi. Washington juga memberlakukan beberapa pembatasan baru pada Hong Kong.
"Setiap kata dan tindakan yang membahayakan kepentingan China akan ditanggapi dengan serangan balik oleh China. Pembatasan Washington secara serius mencampuri urusan dalam negeri China dan merusak hubungan AS-China," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian sebagaimana dilansir dari AFP, Selasa (2/6/2020).
Rilis Gedung Putih pada Jumat pekan lalu mengumumkan langkah-langkah yang menargetkan para mahasiswa dan peneliti China atas tuduhan terlibat dalam akuisisi teknologi sensitif Amerika Serikat dan kekayaan intelektual untuk memodernisasi militer Beijing.
"Ini adalah ancaman bagi vitalitas ekonomi jangka panjang bangsa kita dan keselamatan dan keamanan rakyat Amerika," bunyi rilis Gedung Putih.
Trump pada Jumat juga mengumumkan posisi AS adalah bahwa Hong Kong tidak lagi cukup otonom untuk mendapatkan perlakuan khusus Amerika. "Dan karenanya tunduk pada sejumlah pembatasan," ujar Trump.
Pada hari Jumat, Zhao meminta AS untuk berhenti mencampuri urusan dalam negeri China. Hong Kong adalah koloni kerajaan Inggris dari tahun 1841, ketika direbut oleh Inggris setelah kekalahan China dalam Perang Candu Pertama. Pada 1997, Inggris menyerahkan kendali Hong Kong pada China dan kota itu menjadi wilayah administrasi khusus Republik Rakyat China.
(zai)