PD FSP RTMM Jawa Timur Fokus Melindungi Kepentingan Buruh dan Penolakan Cukai
loading...
A
A
A
SURABAYA - Ketua Pengurus Daerah Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan dan Minuman Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PD FSP RTMM SPSI) Jawa Tumur, Purnomo menegaskan, pihaknya tidak mencampuri soal simplifikasi tier cukai. Pihaknya fokus pada perlindungan kepentingan buruh dan Penolakan kenaikan cukai. Soal kebijakan Simplifikasi diserahkan kepada pemerintah Pusat.
“Kami tidak mencampuri urusan Simplifikasi penarikan cukai. Kami fokus pada Penolakan kenaikan cukai dan perlindungan kepentingan buruh. Soal simplifikasi kami serahkan kepada pemerintah Pusat. Serikat pekerja RTMM Jawa Timur fokus melindungi tenaga kerja. Tupoksi FSP RTMM SPSI Jawa Timur adalah perlindungan terhadap anggota atau buruh. Sehingga terkait pengaturan simplifikasi tier cukai kami menyerahkannya kepada pemerintah pusat,” ujar Ketua PD FSP RTMM SPSI Jawa Timur, Purnomo kepada pers, Sabtu (25/9/2021) di Surabaya.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Ketua FSP RTMM SPSI Jawa Timur, Purnomo secara tegas menyatakan penolakannya terhadap rencana kenaikan cukai rokok. Karena hal tersebut karena dapat mengancam nasib ribuan bahkan jutaan buruh rokok dan tembakau.
Pada berita yang sama, Purnomo juga meminta pemerintah tidak melakukan perubahan kebijakan khususnya PP No. 109/ 2012. Diberita tersebut juga disebutkan, Ketua PD FSP RTMM Jawa Timur, meminta pemerintah tidak memberlakukan simplifikasi tier cukai. Namun untuk kasus simplifikasi cukai terdapat kesalah fahaman dan salah penafsiran dalam penulisan artikelnya
Akibat kesalahfahaman tersebut, pihak PD FSP RTMM SPSI Jawa Timur sempat berkirim surat nomor 425 /ADM/13.G/PD.RTMM/IX/2021 kepada kawan kawan pers lewat kantor persnya masing-masing untuk menjelaskan kesalahfahaman penafsiran soal simplifkasi tier cukai tersebut..
“Dengan dimuatnya statement kami ini, maka surat kami No 425 /ADM/13.G/PD.RTMM/IX/2021 kami cabut, dan kami anggap selesai. Selanjutnya, kami berharap Kerjasama antara kawan kawan wartawan pers dan media massa dengan PD FSPRTMM Jawa Timur dapat terus ditingkatkan. ” papar Ketua PD FSP RTMM SPSI Jawa Timur Purnomo.
Pada kesempatan yang sama, Ketua PD FSP RTMM SPSI Jawa Timur, Purnomo juga menjelaskan pihaknya sudah berkirim surat kepada Presiden RI yang disampaikan melalui Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Surat tersebut antara lain meminta pemerintah membatalkan rencana kenaikan cukai rokok. Pemerintah juga diminta tidak merevisi PP 109/2012.
Berbeda dengan Ketua FSP RTMM SPSI Jawa Timur, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat (APTI NTB) Sahminudin, justru berpendapat, Simplifikasi tier cukai rokok yang dikampanyekan salah satu perusahaan rokok besar kepada berbagai instansi pemerintah khususnya kementrian keuangan, bukan lagi penyederhanaan cukai rokok.
Tapi pengurangan golongan tembakau. Bahkan penghilangan pabrik- pabrik rokok kecil dan menengah. Kelak kalau simplifikasi rokok dibiarkan terus terjadi tidak tertutup kemungkinan pabrik atau perusahaan rokok yang tersisa di Indonesia, hanya tinggal tiga bahkan hanya ada satu. Industri rokok atau tembakau nasional nasibnya akan sama dengan industri garam. Yang berjaya adalah garam import. Baca: Waduh! 2.792 Aset Milik Pemkot Surabaya Belum Bersertifikat.
“Penyebutan simplifikasi tier cukai rokok itu adalah pembodohan dan pembohongan. Dari 10 golongan rokok dihilangkan menjadi 4. Jadi yang sebernanya terjadi, itu bukan simplifikasi tapi pengurangan atau penghilangan golongan rokok. Bahkan upaya mematikan industri rokok di tanah air,” tegas Ketua APTI NTB Sahminudin.
Menurut Sahminudin Pemerintah khususnya Menkeu menyetujui simplifikasi yang disodorkan oleh perusahaan rokok asing karena bagian dari konspirasi FCTC (Framework convention tobacco control), konvensi untuk mematikan industri rokok di tanah air. Nanti digantikan oleh rokok import. Baca Juga: Percepat Pelayanan Publik, Pemprov Jawa Timur Tingkatkan Kompetensi Camat.
"Industri rokok di tanah air mau dimatikan, petani dan buruh rokok akan kehilangan lapangan pekerjaan, lewat simplifikasi, masak didukung pemerintah? Kita harus berpikir Panjang ke depan, untuk melindungi nasib dan masa depan petani tembakau dan cengkih juga buruh buruh yang bekerja di industri rokok dan tambekau," tegas Sahminudin..
Lihat Juga: Pilgub Jatim 2024, Khofifah-Emil Dapat Nomor Urut 2, Luluk-Lukman 1 dan Risma-Gus Hans 3
“Kami tidak mencampuri urusan Simplifikasi penarikan cukai. Kami fokus pada Penolakan kenaikan cukai dan perlindungan kepentingan buruh. Soal simplifikasi kami serahkan kepada pemerintah Pusat. Serikat pekerja RTMM Jawa Timur fokus melindungi tenaga kerja. Tupoksi FSP RTMM SPSI Jawa Timur adalah perlindungan terhadap anggota atau buruh. Sehingga terkait pengaturan simplifikasi tier cukai kami menyerahkannya kepada pemerintah pusat,” ujar Ketua PD FSP RTMM SPSI Jawa Timur, Purnomo kepada pers, Sabtu (25/9/2021) di Surabaya.
Dalam pemberitaan sebelumnya, Ketua FSP RTMM SPSI Jawa Timur, Purnomo secara tegas menyatakan penolakannya terhadap rencana kenaikan cukai rokok. Karena hal tersebut karena dapat mengancam nasib ribuan bahkan jutaan buruh rokok dan tembakau.
Pada berita yang sama, Purnomo juga meminta pemerintah tidak melakukan perubahan kebijakan khususnya PP No. 109/ 2012. Diberita tersebut juga disebutkan, Ketua PD FSP RTMM Jawa Timur, meminta pemerintah tidak memberlakukan simplifikasi tier cukai. Namun untuk kasus simplifikasi cukai terdapat kesalah fahaman dan salah penafsiran dalam penulisan artikelnya
Akibat kesalahfahaman tersebut, pihak PD FSP RTMM SPSI Jawa Timur sempat berkirim surat nomor 425 /ADM/13.G/PD.RTMM/IX/2021 kepada kawan kawan pers lewat kantor persnya masing-masing untuk menjelaskan kesalahfahaman penafsiran soal simplifkasi tier cukai tersebut..
“Dengan dimuatnya statement kami ini, maka surat kami No 425 /ADM/13.G/PD.RTMM/IX/2021 kami cabut, dan kami anggap selesai. Selanjutnya, kami berharap Kerjasama antara kawan kawan wartawan pers dan media massa dengan PD FSPRTMM Jawa Timur dapat terus ditingkatkan. ” papar Ketua PD FSP RTMM SPSI Jawa Timur Purnomo.
Pada kesempatan yang sama, Ketua PD FSP RTMM SPSI Jawa Timur, Purnomo juga menjelaskan pihaknya sudah berkirim surat kepada Presiden RI yang disampaikan melalui Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Surat tersebut antara lain meminta pemerintah membatalkan rencana kenaikan cukai rokok. Pemerintah juga diminta tidak merevisi PP 109/2012.
Berbeda dengan Ketua FSP RTMM SPSI Jawa Timur, Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat (APTI NTB) Sahminudin, justru berpendapat, Simplifikasi tier cukai rokok yang dikampanyekan salah satu perusahaan rokok besar kepada berbagai instansi pemerintah khususnya kementrian keuangan, bukan lagi penyederhanaan cukai rokok.
Tapi pengurangan golongan tembakau. Bahkan penghilangan pabrik- pabrik rokok kecil dan menengah. Kelak kalau simplifikasi rokok dibiarkan terus terjadi tidak tertutup kemungkinan pabrik atau perusahaan rokok yang tersisa di Indonesia, hanya tinggal tiga bahkan hanya ada satu. Industri rokok atau tembakau nasional nasibnya akan sama dengan industri garam. Yang berjaya adalah garam import. Baca: Waduh! 2.792 Aset Milik Pemkot Surabaya Belum Bersertifikat.
“Penyebutan simplifikasi tier cukai rokok itu adalah pembodohan dan pembohongan. Dari 10 golongan rokok dihilangkan menjadi 4. Jadi yang sebernanya terjadi, itu bukan simplifikasi tapi pengurangan atau penghilangan golongan rokok. Bahkan upaya mematikan industri rokok di tanah air,” tegas Ketua APTI NTB Sahminudin.
Menurut Sahminudin Pemerintah khususnya Menkeu menyetujui simplifikasi yang disodorkan oleh perusahaan rokok asing karena bagian dari konspirasi FCTC (Framework convention tobacco control), konvensi untuk mematikan industri rokok di tanah air. Nanti digantikan oleh rokok import. Baca Juga: Percepat Pelayanan Publik, Pemprov Jawa Timur Tingkatkan Kompetensi Camat.
"Industri rokok di tanah air mau dimatikan, petani dan buruh rokok akan kehilangan lapangan pekerjaan, lewat simplifikasi, masak didukung pemerintah? Kita harus berpikir Panjang ke depan, untuk melindungi nasib dan masa depan petani tembakau dan cengkih juga buruh buruh yang bekerja di industri rokok dan tambekau," tegas Sahminudin..
Lihat Juga: Pilgub Jatim 2024, Khofifah-Emil Dapat Nomor Urut 2, Luluk-Lukman 1 dan Risma-Gus Hans 3
(nag)