Jelang PON Papua, Ancaman Penyakit Malaria Perlu Diwaspadai
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua segera dihelat pada 2 sampai 15 Oktober 2021. Segala persiapan pun dimatangkan, termasuk persoalan kesehatan. Tak hanya Covid-19 yang perlu menjadi perhatian, tapi juga ancaman penyakit malaria .
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ( Menko PMK ) Muhadjir Effendy mengingatkan panitia penyelenggara maupun Dinas Kesehatan Papua untuk memperhatikan kesiapan layanan kesehatan.
“Jangan cuma Covid-19 saja, tapi Papua ini saya lihat juga masih rentan untuk penyakit-penyakit lain, terutama Malaria. Jadi tolong ini juga agar diperhatikan kesiapan layanan kesehatannya,” uajr Muhadjir, Minggu (19/9/2021).
PON XX Papua tinggal menghitung hari. Pemerintah dan panitia penyelenggara mengklaim segala persiapan, mulai dari sarana prasarana hingga perlengkapan pertandingan, sudah selesai sesuai target dan tinggal memasuki tahap penyempurnaan.
“Insya Allah selesai untuk sarana prasarana. Segala masukan nanti akan kita perdetail dan kita upayakan untuk coba nanti kita akomodasi,” kata Muhadjir.
Sementara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menteri PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan, dari berbagai laporan, termasuk dari hasil kunjungan kerja sejumlah menteri ke Papua, persiapan untuk sarana prasarana (sarpras) sempat ditemukan beberapa hal yang perlu disempurnakan.
Ia mencontohkan, untuk lapangan tembak perlu diperbaiki tanggul pengaman di belakang guna mencegah agar peluru tidak berbalik. Namun hal itu sudah ditangani dengan segera dan ditambah 5.000 karung untuk penahan.
“Saya kira apa yang direkomendasikan terkait kesiapan untuk sarpras yang krusial itu sudah dilakukan penanganan,” katanya.
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Seskemenpora) Gatot S Dewa Broto menyampaikan, saat ini atau tepatnya 15 hari menuju pembukaan dan 5 hari menuju pertandingan pertama ajang PON XX Papua, sudah ada sebagian kontigen yang datang.
“Sebagian cabor juga sudah ada yang datang, baik untuk pembinaan pelatihan atau untuk penyesuaian medan,” ucapnya.
Menurut Gatot, keberhasilan PON sangat tergantung pada kepatuhan protokol kesehatan. Untuk itu, para atlet sebelum berangkat ke Papua sudah dikarantina di daerah asal, baik per cabor maupun per kontingen. Kemudian dilakukan tes PCR dan setibanya di Papua kembali di-screening. PB PON beserta jajaran kesehatan telah siap apabila diperlukan tindak lanjut kesehatan.
Pada lain sisi, pemerintah, KONI pusat, dan PB PON, sudah mengantisipasi kemungkinan dihadirkannya penonton. Untuk upacara pembukaan, disarankan maksimum kehadiran 25%, terdiri dari undangan, petugas, dan atlet. Termasuk penonton, dari 40 ribu, sekitar 10 ribu yang disarankan.
“Untuk pelaksanaannya, kita akan pakai rujukan PPKM Level 3. Kami menyarankan untuk lapangan terbuka bisa dihadirkan maksimum 20%, termasuk pengamanan, unsur official, atlet, dan penonton. Untuk di ruang tertutup disarankan yang hadir 10% sehingga tidak melanggar aturan prokes,” tandasnya.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ( Menko PMK ) Muhadjir Effendy mengingatkan panitia penyelenggara maupun Dinas Kesehatan Papua untuk memperhatikan kesiapan layanan kesehatan.
“Jangan cuma Covid-19 saja, tapi Papua ini saya lihat juga masih rentan untuk penyakit-penyakit lain, terutama Malaria. Jadi tolong ini juga agar diperhatikan kesiapan layanan kesehatannya,” uajr Muhadjir, Minggu (19/9/2021).
PON XX Papua tinggal menghitung hari. Pemerintah dan panitia penyelenggara mengklaim segala persiapan, mulai dari sarana prasarana hingga perlengkapan pertandingan, sudah selesai sesuai target dan tinggal memasuki tahap penyempurnaan.
“Insya Allah selesai untuk sarana prasarana. Segala masukan nanti akan kita perdetail dan kita upayakan untuk coba nanti kita akomodasi,” kata Muhadjir.
Sementara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Menteri PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan, dari berbagai laporan, termasuk dari hasil kunjungan kerja sejumlah menteri ke Papua, persiapan untuk sarana prasarana (sarpras) sempat ditemukan beberapa hal yang perlu disempurnakan.
Ia mencontohkan, untuk lapangan tembak perlu diperbaiki tanggul pengaman di belakang guna mencegah agar peluru tidak berbalik. Namun hal itu sudah ditangani dengan segera dan ditambah 5.000 karung untuk penahan.
“Saya kira apa yang direkomendasikan terkait kesiapan untuk sarpras yang krusial itu sudah dilakukan penanganan,” katanya.
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Seskemenpora) Gatot S Dewa Broto menyampaikan, saat ini atau tepatnya 15 hari menuju pembukaan dan 5 hari menuju pertandingan pertama ajang PON XX Papua, sudah ada sebagian kontigen yang datang.
“Sebagian cabor juga sudah ada yang datang, baik untuk pembinaan pelatihan atau untuk penyesuaian medan,” ucapnya.
Menurut Gatot, keberhasilan PON sangat tergantung pada kepatuhan protokol kesehatan. Untuk itu, para atlet sebelum berangkat ke Papua sudah dikarantina di daerah asal, baik per cabor maupun per kontingen. Kemudian dilakukan tes PCR dan setibanya di Papua kembali di-screening. PB PON beserta jajaran kesehatan telah siap apabila diperlukan tindak lanjut kesehatan.
Pada lain sisi, pemerintah, KONI pusat, dan PB PON, sudah mengantisipasi kemungkinan dihadirkannya penonton. Untuk upacara pembukaan, disarankan maksimum kehadiran 25%, terdiri dari undangan, petugas, dan atlet. Termasuk penonton, dari 40 ribu, sekitar 10 ribu yang disarankan.
“Untuk pelaksanaannya, kita akan pakai rujukan PPKM Level 3. Kami menyarankan untuk lapangan terbuka bisa dihadirkan maksimum 20%, termasuk pengamanan, unsur official, atlet, dan penonton. Untuk di ruang tertutup disarankan yang hadir 10% sehingga tidak melanggar aturan prokes,” tandasnya.
(agn)