Kisah Djuwari, Pemikul Tandu Jenderal Sudirman yang Terlupakan

Minggu, 19 September 2021 - 05:16 WIB
loading...
A A A
“Dulu gotong tandunya gantian mas, kira-kira ada orang tujuh, yang ikut manggul dari Goliman adalah Warso Dauri (kakak kandungnya), Martoredjo (kakak kandung lain ibu) dan Djoyo dari (warga Goliman),” akunya.

Perjalanan mengantar gerilya Jenderal Sudirman seingatnya dimulai pukul 8 pagi, dengan dikawal banyak pria berseragam. Rute yang ditempuh teramat berat karena melewati medan berbukit-bukit dan hutan yang amat lebat. Baca: Aura Magis dan Rahasia Kecantikan Ken Dedes Pemikat Para Raja.

Seringkali perjalanan berhenti untuk beristirahat sekaligus memakan perbekalan yang dibawa. “Dari Bajulan (Nganjuk), saya dan pemikul lain terus balik ke Goliman. Waktu itu dikasih kain dan sarung,” imbuhnya.

Ayah dari empat putra dan empat putri itu menambahkan, waktu itu, istrinya (almarhumah) amat senang menerima kain pemberian sang Jenderal. Saking seringnya dipakai, kain itu pun akhirnya rusak, sehingga kini Djuwari hanya tinggal mewariskan cerita kisahnya mengikuti gerilya.

“Pak Dirman pesan, hidup itu harus rukun, sama tetangga saling sapa, satu desa harus rukun semua,” katanya. Baca: Perang Bubat, Tragedi Kisah Cinta Hayam Wuruk dan Dyah Pitaloka.
Sumber:
wikipedia
sastradududewo.blogspot
(nag)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4101 seconds (0.1#10.140)