Merasa Ada yang Lebih Berhak, Tukang Batu di Rembang Tolak BLT

Sabtu, 30 Mei 2020 - 11:30 WIB
loading...
Merasa Ada yang Lebih...
Saronto, warga Desa Kumendung, Kabupaten Rembang menyatakan mundur dari penerima bantuan langsung tunai (BLT), Sabtu (30/5/2020). FOTO/iNews/MUSYAFA MUSA
A A A
REMBANG - Sebagian warga umumnya menunggu bantuan sosial dari pemerintah di kala pandemi COVID-19, tapi lima warga Desa Kumendung, Kecamatan Rembang Kota, Kabupaten Rembang justru memilih mundur dan mengembalikan bantuan. Mereka menilai masih ada banyak warga yang lebih berhak menerima.

Hal ini terjadi saat pembagian dana bantuan langsung tunai (BLT) dari dana Pemerintah Kabupaten Rembang di Balai Desa Kumendung, Sabtu (30/5/2020). Mereka yang mundur bukanlah keluarga kaya, justru ada yang bekerja sebagai tukang batu.

Saronto, warga Desa Kumendung mengaku sehari-hari bekerja menjadi tukang batu. Ia mundur dari penerima bantuan sosial , sama sekali bukan berarti ingin sok-sokan. Atas dasar kesadaran pribadi, dia melihat masih banyak keluarga lain yang lebih di bawah kondisi perekonomiannya. Saronto menganggap mereka lebih layak untuk memperoleh bantuan.( )

"Saya juga rakyat jelata, hanya tukang batu, sebulan juga libur niki. Nggak menerima bantuan, bukan kok gemede (sombong), boten ngoten niku," tuturnya.

Keputusan tidak menerima bantuan BLT dari Pemkab Rembang semakin mantap setelah mendapatkan masukan dari kiai dan aparat kepolisian, seputar hakekat bantuan sejatinya untuk warga tidak mampu. Saronto berharap setelah mundur dan mengembalikan bantuan itu untuk diserahkan kepada yang lebih berhak, sehingga akan mendatangkan berkah bagi keluarganya.

"Semoga niat saya tidak menerima dan diserahkan kepada yang berhak, rezeki saya bisa dilipatgandakan. Mugi-mugi jadi amalan barokah, diterima Allah SWT," kata Saronto.

Hal senada diungkapkan Nursalam, warga Desa Kumendung lain yang juga mundur dari penerima bantuan. Ia menegaskan bukan berarti tidak menghargai pemerintah. Meski bukan kategori orang kaya, tetapi dirinya merasa bersyukur atas kehidupannya sekarang.

"Biar hak saya, saya titipkan kepada petugas untuk diberikan kepada yang lebih berhak ketimbang saya," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Kumendung, Dwi "Wiwik" Handayani menjelaskan, dana BLT dari Pemkab Rembang, besarannya Rp200.000 per bulan, disalurkan melalui BPR BKK Lasem selama 9 bulan. "Kalau di Desa Kumendung semula data penerima 133 KK, tapi ada 2 yang dobel, nanti tinggal menyesuaikan. Untuk dana BLT, langsung ditransfer ke rekening masing-masing," katanya.

Wiwik sangat mengapresiasi langkah warga mundur dari penerima bantuan, meski sebenarnya mereka termasuk kategori miskin terdampak COVID-19. "Ada 5 orang yang secara legowo, sukarela nggak menerima bantuan, padahal terdaftar. Ini membuat saya bangga dan trenyuh, mereka bisa memampukan dirinya," ujarnya.

Wanita yang biasa disapa Wiwik ini berharap inisiatif dari 5 warga tersebut memberikan inspirasi bagi warga lainnya, agar bantuan benar-benar jatuh ke tangan yang berhak. "Karena ini anggaran Pemkab, maka kami akan koordinasikan dengan Pemkab. Bagaimana mekanisme kalau ada yang mundur, tentu kembali ke kas daerah lagi," katanya.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Kemiskinan di Sumut...
Kemiskinan di Sumut Pada 2024 Turun 10 Kali Lipat Dibandingkan Sebelumnya
Peduli Warga Kurang...
Peduli Warga Kurang Mampu, Cagub Banten Andra Soni Bedah Rumah di Tangerang
Tidak Punya Rumah, Satu...
Tidak Punya Rumah, Satu Keluarga di Buton Tinggal di Toilet Umum
Potret Masyarakat Miskin...
Potret Masyarakat Miskin di Banyumas, Hanif dan Keluarga Huni Gubuk Bekas Kandang Itik di Bawah Kuburan
Kisah Haru Warga Pedalaman...
Kisah Haru Warga Pedalaman Ende Tandu Pasien 7 Km demi Perawatan Medis
Diduga Tidak Nyoblos...
Diduga Tidak Nyoblos Caleg Tertentu, 2 Keluarga Diusir Pemilik Tanah dan Rumah Dibongkar
Memilukan, Keluarga...
Memilukan, Keluarga Ini 5 Tahun Tinggal di Gubuk Daun Nipah dan Tak Tersentuh Bansos
Pos Indonesia Perbanyak...
Pos Indonesia Perbanyak Door to Door, Penyaluran BLT El Nino di Denpasar 100%
Menginap di Rumah Warga...
Menginap di Rumah Warga Solo, Ganjar: Program Satu Keluarga, Wajib Satu Sarjana
Rekomendasi
Kronologi Rumitnya Duel...
Kronologi Rumitnya Duel Wajib Daniel Dubois vs Derek Chisora: Dipaksa IBF dan Urgensi Unifikasi Gelar
Mensos: Soeharto dan...
Mensos: Soeharto dan Gus Dur Berpeluang Jadi Pahlawan Nasional 2025
Paula Verhoeven Buka-bukaan...
Paula Verhoeven Buka-bukaan soal KDRT yang Dialaminya: Verbal, Financial Abuse
Berita Terkini
Gebyar Harlah 91 GP...
Gebyar Harlah 91 GP Ansor Dimeriahkan Pengukuhan Patriot Ketahanan Pangan hingga Peragaan Seni
10 menit yang lalu
Kutuk Keras Teror terhadap...
Kutuk Keras Teror terhadap Dedi Mulyadi, Iwan Bule Desak Densus 88 Tangkap Pelaku
1 jam yang lalu
Ulah Ken Arok Muda Ganggu...
Ulah Ken Arok Muda Ganggu Keamanan Wilayah Sebelum Jadi Raja Singasari
1 jam yang lalu
Lebih Cepat! Transaksi...
Lebih Cepat! Transaksi BPHTB Kini Bisa lewat Sistem Pajak Online Jakarta
1 jam yang lalu
Kisah Letkol Susdaryanto,...
Kisah Letkol Susdaryanto, Jadi Agen Mata-mata Rusia demi Sesuap Nasi
1 jam yang lalu
Denny JA: Perlu Dibentuk...
Denny JA: Perlu Dibentuk Pusat Studi Agama dan Spiritualitas Era AI
2 jam yang lalu
Infografis
4 Negara di Dunia yang...
4 Negara di Dunia yang Tidak Memiliki Pesawat Tempur
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved