21 Penumpang Hanyut saat Perahu Dihantam Banjir di Luwu Utara, 2 Hilang
loading...
A
A
A
LUWU UTARA - Perahu penyeberangan di Sungai Rongkong, Baebunta, Luwu Utara, Sulawesi Selatan dihantam banjir. Sebanyak 21 penumpang hanyut terbawa arus. Dua diantaranya hilang.
Basarnas masih terus menyisir aliran Sungai Rongkong untuk mencari 2 korban perahu penyebrangan yang hilang tersapu banjir Selasa (17/8/2021).
Baca juga: Perahu Fiber 15 PK Angkut 13 Orang Hilang di Asmat Papua
Dari 21 penumpang yang hanyut terbawa banjir, 19 orang berhasil ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara 2 penumpang yang terdiri ibu dan cucu dinyatakan hilang. Kedua korban yaknio Manasia (50) dan cucunya Vivo (7) masih dalam pencarian anggota Basarnas.
Baca juga: Bule Cantik Siberia Jatuh Cinta dengan Pencak Silat, Rela Belajar ke Kuningan
Petugas melakukan penyisiran dari titik awal lokasi tenggelam hingga menyusuri sungai sejauh 4 km. Derasnya arus dan banyaknya tumpukan material kayu dan lumpur bekas banjir bandang 13 Juli 2020 lalu membuat proses pencarian terkendala.
Kepala Pos Basarnas Palopo, Maickel menjelaskan penyisiran dilakukan ke titik awal. "Kita turun sambil memperluas areal pencarian," katanya, Rabu (18/8/2021).
Diketahui sejumlah desa di Kabupaten Luwu Utara masih terisolir setelah jembatan penyeberangan rusak dihantam banjir bandang beberapa waktu lalu. Untuk keluar masuk desa, warga harus bertaruh nyawa menyeberangi sungai dengan perahu penyeberangan yang terbuat dari kayu.
Basarnas masih terus menyisir aliran Sungai Rongkong untuk mencari 2 korban perahu penyebrangan yang hilang tersapu banjir Selasa (17/8/2021).
Baca juga: Perahu Fiber 15 PK Angkut 13 Orang Hilang di Asmat Papua
Dari 21 penumpang yang hanyut terbawa banjir, 19 orang berhasil ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara 2 penumpang yang terdiri ibu dan cucu dinyatakan hilang. Kedua korban yaknio Manasia (50) dan cucunya Vivo (7) masih dalam pencarian anggota Basarnas.
Baca juga: Bule Cantik Siberia Jatuh Cinta dengan Pencak Silat, Rela Belajar ke Kuningan
Petugas melakukan penyisiran dari titik awal lokasi tenggelam hingga menyusuri sungai sejauh 4 km. Derasnya arus dan banyaknya tumpukan material kayu dan lumpur bekas banjir bandang 13 Juli 2020 lalu membuat proses pencarian terkendala.
Kepala Pos Basarnas Palopo, Maickel menjelaskan penyisiran dilakukan ke titik awal. "Kita turun sambil memperluas areal pencarian," katanya, Rabu (18/8/2021).
Diketahui sejumlah desa di Kabupaten Luwu Utara masih terisolir setelah jembatan penyeberangan rusak dihantam banjir bandang beberapa waktu lalu. Untuk keluar masuk desa, warga harus bertaruh nyawa menyeberangi sungai dengan perahu penyeberangan yang terbuat dari kayu.
(shf)