Yogya Tidak Pernah Menyerah Melawan COVID-19
loading...
A
A
A
Per 8 Agustus, keterisian bed RS rujukan di DIY sendiri mengalami perbaikan dimana mencapai 74,38% meliputi BOR crititcal (ICU) 64,47% dan BOR isolasi 76,54%.
“Selain itu dengan adanya informasi yang salah, membuat orang tidak mau atau takut divaksin, padahal vaksin menjadi salah satu kunci sukses penurunan kasus kematian selain penerapan protokol kesehatan tentunya,”pungkasnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang berbeda, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika DIY, Rony Primanto mengatakan hoax memang menjadi hambatan dalam penanganan pandemi.
“Pandangan masyarakat tentang penanganan COVID menjadi banyak yang salah. Seperti tidak mau divaksin, jaga jarak, memakai masker menjadi satu masalah yang serius,”tambahnya.
Oleh karena itu pihaknya semakin intens dalam mempublikasikan klarifikasi-klarifikasi terkait berita hoax yang tersebar ditengah-tengah masyarakat.
“Selain lewat channel media social, kami juga berjejaring lewat whatsapp group-whatsapp group serta telegram yang ada untuk melakukan klarifikasi. Memang awalnya hoax tersebar lewat facebook atau instagram, namun kemudian dishare secara langsung serta masif ke kontak-kontak WA,” timpalnya.
Rony juga mengungkapkan program-program terkait sosialisasi serta edukasi COVID-19 saat ini terus ditingkatkan. Salah satunya mempromosikan program Jaga Warga.
Sehingga saat ini partisipasi warga juga meningkat, seperti mengirimkan obat-obatan, makanan, dan keperluan lainnya bagi warga yang sedang Isoman.
Tidak hanya itu, Diskominfo juga semakin meningkatkan pemanfaatan teknologi digital untuk membantu kesejahteraan masyarakat. Khususnya ditengah pandemi yang menghambat pergerakan aktivitas ekonomi masyarakat, digitalisasi sangat penting terutama bagi pelaku UMKM.
Bagaimana mereka dapat terus produktif dan usaha tetap dapat berjalan secara online/tanpa tatap muka. Oleh karena itu, Diskominfo selain meningkatkan literasi digital juga menggencarkan pemasangan wifi gratis dititik-titik yang selama secara koneksi sangat rendah. “Saat ini ada sekitar 60 titik,” ujar Rony.
“Selain itu dengan adanya informasi yang salah, membuat orang tidak mau atau takut divaksin, padahal vaksin menjadi salah satu kunci sukses penurunan kasus kematian selain penerapan protokol kesehatan tentunya,”pungkasnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang berbeda, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika DIY, Rony Primanto mengatakan hoax memang menjadi hambatan dalam penanganan pandemi.
“Pandangan masyarakat tentang penanganan COVID menjadi banyak yang salah. Seperti tidak mau divaksin, jaga jarak, memakai masker menjadi satu masalah yang serius,”tambahnya.
Oleh karena itu pihaknya semakin intens dalam mempublikasikan klarifikasi-klarifikasi terkait berita hoax yang tersebar ditengah-tengah masyarakat.
“Selain lewat channel media social, kami juga berjejaring lewat whatsapp group-whatsapp group serta telegram yang ada untuk melakukan klarifikasi. Memang awalnya hoax tersebar lewat facebook atau instagram, namun kemudian dishare secara langsung serta masif ke kontak-kontak WA,” timpalnya.
Rony juga mengungkapkan program-program terkait sosialisasi serta edukasi COVID-19 saat ini terus ditingkatkan. Salah satunya mempromosikan program Jaga Warga.
Sehingga saat ini partisipasi warga juga meningkat, seperti mengirimkan obat-obatan, makanan, dan keperluan lainnya bagi warga yang sedang Isoman.
Tidak hanya itu, Diskominfo juga semakin meningkatkan pemanfaatan teknologi digital untuk membantu kesejahteraan masyarakat. Khususnya ditengah pandemi yang menghambat pergerakan aktivitas ekonomi masyarakat, digitalisasi sangat penting terutama bagi pelaku UMKM.
Bagaimana mereka dapat terus produktif dan usaha tetap dapat berjalan secara online/tanpa tatap muka. Oleh karena itu, Diskominfo selain meningkatkan literasi digital juga menggencarkan pemasangan wifi gratis dititik-titik yang selama secara koneksi sangat rendah. “Saat ini ada sekitar 60 titik,” ujar Rony.