Yogya Tidak Pernah Menyerah Melawan COVID-19
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat semenjak tanggal 3 Juli 2021 membuat aktivitas 3T (tracing, testing, treatment) dan vaksinasi semakin digenjot oleh pemerintah. Alhasil, data menunjukkan diberbagai wilayah kondisinya semakin membaik. Salah satunya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dimana per 8 Agustus terjadi penurunan kasus positif sebesar 56,3%.
Hal tersebut menjadi sinyal bahwa Yogyakarta terus bekerja keras, baik itu dari sisi pemerintah, tenaga kesehatan, serta masyarakatnya. Per 8 agustus, DIY sendiri mencatat penambahan kasus positif sebanyak 1.194 kasus baru, angka kesembuhan sebanyak 2.090 kasus baru, dan angka kematian sebanyak 51 kasus baru.
Baca : 12 Kali Gunungkidul Diguncang Gempa Bumi Sejak Tengah Malam
Tren kasus konfirmasi positif mengalami penurunan selama PPKM Daruratsebesar 56,3% dari puncak kasus ditanggal 27 Juli yaitu sebanyak 2.732 kasus baru. Kemudian angka kesembuhan tertinggi dicapai pada 7 Agustus yaitu sebanyak 2.116 pasien sembuh. Sedangkan untuk tingkat kematian, walaupun pada 27 Juli mencatat angka tertinggi sebanyak 104 kasus baru dan menurun per tanggal 8 Agustus dengan 51 kasus baru, namun tingkat kematian (fatality rate) DIY (3,01%) masih berada di atas angka kematian nasional (2,92%).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Pembajun Setyaningastutie, mengatakan, tracing dan testing yang terus meningkat, perlu dibarengi dengan penurunan angka kematian.
“Hal tersebut menjadi perhatian bagi kami, mengingat di DIY sendiri angka kematian (fatality rate) nya masih melebihi angka nasional,” terang Pembajun saat wawancara secara daring (9/8/2021).
Pembajun berharap, vaksinasi semakin gencar dilaksanakan. Baik itu mengenai ketersediaan stok vaksin begitu juga dengan pelaksanaannya. Per tanggal 8 Agustus penerima vaksinasi dosis pertama telah mencapai 1.242.450 orang atau 43,15%. Sementara, cakupan vaksinasi dosis kedua telah menjangkau 477.149 orang atau 16,57%.
“Telah dimulai juga vaksinasi dosis ketiga untuk tenaga kesehatan sebanyak 2.474 orang atau 7,32%,” tambah Pembajun. Hal tersebut juga dibarengi dengan peningkatan tracing dan testing, dimana per 8 Agustus angka rasio mencapai 4,6 dari sejumlah 1.194 kasus konfirmasi dan 6.011 tracing-testing.
“Prosentase penggunaan metode PCR di DIY cukup tinggi mencapai 67,7%,”kata Pembajun. Namun kondisi tersebut disayangkan oleh Pembajun masih belum merata di semua kabupaten/kota. “Di kabupaten Gunung Kidul penggunaan swab antigen masih lebih tinggi,” tambahnya.
Pembajun sendiri optimis, khususnya dengan karakter “gotong-royong” yang dimiliki masyarakat DIY dapat menjadi akselerator pemulihan pandemi. Namun pihaknya mengakui menemui ganjalan dari sisi banyaknya informasi hoax yang diterima oleh masyarakat.
“Informasi hoax, tidak akurat, serta tidak jelas kredibilitas sumbernya membuat masyarakat bimbang dan ketakutan. Akibatnya masih ada yang ragu untuk lapor sehingga seharusnya dapat ditangani di rumah sakit atau dibawa untuk isolasi mandiri (Isoman) ke shelter,” terangnya lagi.
Per 8 Agustus, keterisian bed RS rujukan di DIY sendiri mengalami perbaikan dimana mencapai 74,38% meliputi BOR crititcal (ICU) 64,47% dan BOR isolasi 76,54%.
“Selain itu dengan adanya informasi yang salah, membuat orang tidak mau atau takut divaksin, padahal vaksin menjadi salah satu kunci sukses penurunan kasus kematian selain penerapan protokol kesehatan tentunya,”pungkasnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang berbeda, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika DIY, Rony Primanto mengatakan hoax memang menjadi hambatan dalam penanganan pandemi.
“Pandangan masyarakat tentang penanganan COVID menjadi banyak yang salah. Seperti tidak mau divaksin, jaga jarak, memakai masker menjadi satu masalah yang serius,”tambahnya.
Oleh karena itu pihaknya semakin intens dalam mempublikasikan klarifikasi-klarifikasi terkait berita hoax yang tersebar ditengah-tengah masyarakat.
“Selain lewat channel media social, kami juga berjejaring lewat whatsapp group-whatsapp group serta telegram yang ada untuk melakukan klarifikasi. Memang awalnya hoax tersebar lewat facebook atau instagram, namun kemudian dishare secara langsung serta masif ke kontak-kontak WA,” timpalnya.
Rony juga mengungkapkan program-program terkait sosialisasi serta edukasi COVID-19 saat ini terus ditingkatkan. Salah satunya mempromosikan program Jaga Warga.
Sehingga saat ini partisipasi warga juga meningkat, seperti mengirimkan obat-obatan, makanan, dan keperluan lainnya bagi warga yang sedang Isoman.
Tidak hanya itu, Diskominfo juga semakin meningkatkan pemanfaatan teknologi digital untuk membantu kesejahteraan masyarakat. Khususnya ditengah pandemi yang menghambat pergerakan aktivitas ekonomi masyarakat, digitalisasi sangat penting terutama bagi pelaku UMKM.
Bagaimana mereka dapat terus produktif dan usaha tetap dapat berjalan secara online/tanpa tatap muka. Oleh karena itu, Diskominfo selain meningkatkan literasi digital juga menggencarkan pemasangan wifi gratis dititik-titik yang selama secara koneksi sangat rendah. “Saat ini ada sekitar 60 titik,” ujar Rony.
Rony sendiri mengungkapkan bahwa masyarakat Yogyakarta sendiri pada dasarnya bukan masyarakat yang mudah menyerah. “Seperti ketika terjadi bencana gempa dan gunung api meletus lalu, kita dapat recovery lebih cepat. Oleh karena itu, karakter gotong royong tersebut sangat perlu untuk diingatkan kembali,” ungkapnya.
Baca juga : 858 Tenaga Kesehatan Terima Insentif Penanganan COVID-19, Total Nilainya Rp24,4 Miliar
Seperti dengan program Jaga Warga yang tidak hanya saling membantu secara fisik, tetapi juga membantu dengan cukup saling mengingatkan misalnya tentang prokes 5M yaitu Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, dan Membatasi mobilisasi dan interaksi.
Hal tersebut menjadi sinyal bahwa Yogyakarta terus bekerja keras, baik itu dari sisi pemerintah, tenaga kesehatan, serta masyarakatnya. Per 8 agustus, DIY sendiri mencatat penambahan kasus positif sebanyak 1.194 kasus baru, angka kesembuhan sebanyak 2.090 kasus baru, dan angka kematian sebanyak 51 kasus baru.
Baca : 12 Kali Gunungkidul Diguncang Gempa Bumi Sejak Tengah Malam
Tren kasus konfirmasi positif mengalami penurunan selama PPKM Daruratsebesar 56,3% dari puncak kasus ditanggal 27 Juli yaitu sebanyak 2.732 kasus baru. Kemudian angka kesembuhan tertinggi dicapai pada 7 Agustus yaitu sebanyak 2.116 pasien sembuh. Sedangkan untuk tingkat kematian, walaupun pada 27 Juli mencatat angka tertinggi sebanyak 104 kasus baru dan menurun per tanggal 8 Agustus dengan 51 kasus baru, namun tingkat kematian (fatality rate) DIY (3,01%) masih berada di atas angka kematian nasional (2,92%).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Pembajun Setyaningastutie, mengatakan, tracing dan testing yang terus meningkat, perlu dibarengi dengan penurunan angka kematian.
“Hal tersebut menjadi perhatian bagi kami, mengingat di DIY sendiri angka kematian (fatality rate) nya masih melebihi angka nasional,” terang Pembajun saat wawancara secara daring (9/8/2021).
Pembajun berharap, vaksinasi semakin gencar dilaksanakan. Baik itu mengenai ketersediaan stok vaksin begitu juga dengan pelaksanaannya. Per tanggal 8 Agustus penerima vaksinasi dosis pertama telah mencapai 1.242.450 orang atau 43,15%. Sementara, cakupan vaksinasi dosis kedua telah menjangkau 477.149 orang atau 16,57%.
“Telah dimulai juga vaksinasi dosis ketiga untuk tenaga kesehatan sebanyak 2.474 orang atau 7,32%,” tambah Pembajun. Hal tersebut juga dibarengi dengan peningkatan tracing dan testing, dimana per 8 Agustus angka rasio mencapai 4,6 dari sejumlah 1.194 kasus konfirmasi dan 6.011 tracing-testing.
“Prosentase penggunaan metode PCR di DIY cukup tinggi mencapai 67,7%,”kata Pembajun. Namun kondisi tersebut disayangkan oleh Pembajun masih belum merata di semua kabupaten/kota. “Di kabupaten Gunung Kidul penggunaan swab antigen masih lebih tinggi,” tambahnya.
Pembajun sendiri optimis, khususnya dengan karakter “gotong-royong” yang dimiliki masyarakat DIY dapat menjadi akselerator pemulihan pandemi. Namun pihaknya mengakui menemui ganjalan dari sisi banyaknya informasi hoax yang diterima oleh masyarakat.
“Informasi hoax, tidak akurat, serta tidak jelas kredibilitas sumbernya membuat masyarakat bimbang dan ketakutan. Akibatnya masih ada yang ragu untuk lapor sehingga seharusnya dapat ditangani di rumah sakit atau dibawa untuk isolasi mandiri (Isoman) ke shelter,” terangnya lagi.
Per 8 Agustus, keterisian bed RS rujukan di DIY sendiri mengalami perbaikan dimana mencapai 74,38% meliputi BOR crititcal (ICU) 64,47% dan BOR isolasi 76,54%.
“Selain itu dengan adanya informasi yang salah, membuat orang tidak mau atau takut divaksin, padahal vaksin menjadi salah satu kunci sukses penurunan kasus kematian selain penerapan protokol kesehatan tentunya,”pungkasnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang berbeda, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika DIY, Rony Primanto mengatakan hoax memang menjadi hambatan dalam penanganan pandemi.
“Pandangan masyarakat tentang penanganan COVID menjadi banyak yang salah. Seperti tidak mau divaksin, jaga jarak, memakai masker menjadi satu masalah yang serius,”tambahnya.
Oleh karena itu pihaknya semakin intens dalam mempublikasikan klarifikasi-klarifikasi terkait berita hoax yang tersebar ditengah-tengah masyarakat.
“Selain lewat channel media social, kami juga berjejaring lewat whatsapp group-whatsapp group serta telegram yang ada untuk melakukan klarifikasi. Memang awalnya hoax tersebar lewat facebook atau instagram, namun kemudian dishare secara langsung serta masif ke kontak-kontak WA,” timpalnya.
Rony juga mengungkapkan program-program terkait sosialisasi serta edukasi COVID-19 saat ini terus ditingkatkan. Salah satunya mempromosikan program Jaga Warga.
Sehingga saat ini partisipasi warga juga meningkat, seperti mengirimkan obat-obatan, makanan, dan keperluan lainnya bagi warga yang sedang Isoman.
Tidak hanya itu, Diskominfo juga semakin meningkatkan pemanfaatan teknologi digital untuk membantu kesejahteraan masyarakat. Khususnya ditengah pandemi yang menghambat pergerakan aktivitas ekonomi masyarakat, digitalisasi sangat penting terutama bagi pelaku UMKM.
Bagaimana mereka dapat terus produktif dan usaha tetap dapat berjalan secara online/tanpa tatap muka. Oleh karena itu, Diskominfo selain meningkatkan literasi digital juga menggencarkan pemasangan wifi gratis dititik-titik yang selama secara koneksi sangat rendah. “Saat ini ada sekitar 60 titik,” ujar Rony.
Rony sendiri mengungkapkan bahwa masyarakat Yogyakarta sendiri pada dasarnya bukan masyarakat yang mudah menyerah. “Seperti ketika terjadi bencana gempa dan gunung api meletus lalu, kita dapat recovery lebih cepat. Oleh karena itu, karakter gotong royong tersebut sangat perlu untuk diingatkan kembali,” ungkapnya.
Baca juga : 858 Tenaga Kesehatan Terima Insentif Penanganan COVID-19, Total Nilainya Rp24,4 Miliar
Seperti dengan program Jaga Warga yang tidak hanya saling membantu secara fisik, tetapi juga membantu dengan cukup saling mengingatkan misalnya tentang prokes 5M yaitu Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, dan Membatasi mobilisasi dan interaksi.
(sms)