Corona Merebak, Peziarah Cuci Tangan dan Jaga Jarak di Pemakaman
loading...
A
A
A
PRABUMULIH - Ada pemandangan berbeda masyarakat Kota Prabumulih saat melakukan tradisi ziarah kubur jelang bulan suci Ramadhan 1442 Hijriah di tempat pemakaman umum.
Selain suasana sepi dan tak seramai tahun sebelumnya, tampak para peziarah menggunakan masker dan mengatur jarak satu sama lain untuk menghindari terjangkit virus Corona.
Asih Kurniasih (56), warga kelurahan Wonosari, Kecamatan Prabumulih Utara. Ia bersama tiga anaknya mendatangi makam suami di Pemakaman Pertamina dengan menggunakan masker dan membawa air bersih untuk cuci tangan.
"Saya dan kelurga takut terpapar virus Corona. Selain memakai masker dan membawah air untuk cuci tanggan, kami juga pilih waktu yang tidak ramai pengunjung," jelasnya, Senin (20/4/2020).
Senada, Wandi (36) warga Patih Galung, Kecamatan Prabumulih Barat, ia dan keluarga memilih waktu sepi pengunjung baru melakukan ziarah makam.
"Memang tahun ini masa yang tidak enak menyambut bulan suci Ramadhan. Biasanya satu minggu jelang puasa sudah ramai yang ziarah makam, kini sepi," ungkapnya.
Sepinya perziarah membuat pedagang kembang musiman mengaku berkurang pendapatannya dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Biasanya sehari bisa mendapatkan Rp150-Rp200 ribu. Kini dampak Corona pendapatan jauh turun drastis akibat sepi pengunjung dan kebanyakan mereka membawa sendiri," ujar Shanti sambil menunggu datangnya pembeli kembang.
Lihat Juga: Cegah Virus Varian Baru dari Luar Negeri, Khofifah: 3.636 Pekerja Migran Telah Kami Isolasi
Selain suasana sepi dan tak seramai tahun sebelumnya, tampak para peziarah menggunakan masker dan mengatur jarak satu sama lain untuk menghindari terjangkit virus Corona.
Asih Kurniasih (56), warga kelurahan Wonosari, Kecamatan Prabumulih Utara. Ia bersama tiga anaknya mendatangi makam suami di Pemakaman Pertamina dengan menggunakan masker dan membawa air bersih untuk cuci tangan.
"Saya dan kelurga takut terpapar virus Corona. Selain memakai masker dan membawah air untuk cuci tanggan, kami juga pilih waktu yang tidak ramai pengunjung," jelasnya, Senin (20/4/2020).
Senada, Wandi (36) warga Patih Galung, Kecamatan Prabumulih Barat, ia dan keluarga memilih waktu sepi pengunjung baru melakukan ziarah makam.
"Memang tahun ini masa yang tidak enak menyambut bulan suci Ramadhan. Biasanya satu minggu jelang puasa sudah ramai yang ziarah makam, kini sepi," ungkapnya.
Sepinya perziarah membuat pedagang kembang musiman mengaku berkurang pendapatannya dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
"Biasanya sehari bisa mendapatkan Rp150-Rp200 ribu. Kini dampak Corona pendapatan jauh turun drastis akibat sepi pengunjung dan kebanyakan mereka membawa sendiri," ujar Shanti sambil menunggu datangnya pembeli kembang.
Lihat Juga: Cegah Virus Varian Baru dari Luar Negeri, Khofifah: 3.636 Pekerja Migran Telah Kami Isolasi
(boy)