Kesehatan Mental Kunci Agar Bisa Bela Negara di Tengah Pandemi
loading...
A
A
A
Kedua, lanjutnya, anak harus diajari mengenal emosi. Pun kalau anaknya mengenal kesalahan jangan divonis dulu, perbanyak mendengar. Intinya ibu harus jadi konselor rumah tangga dan keluarga harus paham bahwa sang anak butuh bantuan.
“Itu bisa menjadi peran seorang ibu dalam ikut serta bela negara, dengan menyelamatkan anak-anak mereka dari masalah mental. Perempuan (ibu) adalah tiang negara, kalau ibu-ibu mampu mendidik anak dengan baik, maka dia telah berhasil menegakkan tiang negara,” tutur Poppy.
Virnie Ismail mengaku baru muncul di kegiatan ini setelah hampir setahun setengah tidak ke Jakarta akibat menghindari COVID-19. Menurutnya, pandemi COVID-19 ini membuat banyak orang sensitif, stress dan lama-lama depresi.
“Untuk melawan itu, kita harus maintain kesehatan mental dan belajar bijak dan berpikir positif,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu bintang Film Habibie dan Ainun, Jordy Pranata mengaku kondisi pandemi ini butuh kesehatan mental yang kuat. Pasalnya, ia merasakan setiap pagi harus mendengar pengumuman duka dari pengeras suara di masjid serta grup-grup WA.
Untuk menyikapi itu, ia berusaha menjaga kesehatan mental dirinya dan keluarga, dengan banyak melakukan komunikasi dengan teman, tetangga, sahabat, dan lain-lain. Menurutnya, orang yang memiliki masalah mental karena ingin ditemani.
“Itu lumayan ngebantu. Oh gue gak sendiri, di masa pendami ini tidak hanya gue, semua orang juga kesulitan. Di luar sana banyak lebih parah,” ungkapnya.
Cara itulah yang digunakannya untuk menjaga kesehatan mentalnya. Karena ia juga yakin bila mentalnya sehat, ia tetap bisa melakukan hal-hal baik. “Itu salah satu bentuk bela negara yang saya lakukan,” tukasnya.
Direktur Bela Negara Kemhan, Brigjen TNI dr Jubei Levianto mengungkapkan, saat ini sudah 3,5 juta penduduk Indonesia yang terpapar COVID-19. Karena itu, menjadi tugas bersama agar penduduk yang belum terkena saat ini, agar tidak ikut terpapar.
Caranya adalah dengan meningkatkan kesehatan mental mereka agar imunitas dalam diri juga kuat. “Kita harus menjelaskan, apa yang harus dilakukan kepada saudara- saudra kita, terutama bagi yang belum terpapar. Kesehatan mentalnya harus tahu melalui kegiatan kita. Supaya mereka bisa bekerja, belajar dengan gembira, supaya mental mereka kuat,” katanya.
“Itu bisa menjadi peran seorang ibu dalam ikut serta bela negara, dengan menyelamatkan anak-anak mereka dari masalah mental. Perempuan (ibu) adalah tiang negara, kalau ibu-ibu mampu mendidik anak dengan baik, maka dia telah berhasil menegakkan tiang negara,” tutur Poppy.
Virnie Ismail mengaku baru muncul di kegiatan ini setelah hampir setahun setengah tidak ke Jakarta akibat menghindari COVID-19. Menurutnya, pandemi COVID-19 ini membuat banyak orang sensitif, stress dan lama-lama depresi.
“Untuk melawan itu, kita harus maintain kesehatan mental dan belajar bijak dan berpikir positif,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu bintang Film Habibie dan Ainun, Jordy Pranata mengaku kondisi pandemi ini butuh kesehatan mental yang kuat. Pasalnya, ia merasakan setiap pagi harus mendengar pengumuman duka dari pengeras suara di masjid serta grup-grup WA.
Untuk menyikapi itu, ia berusaha menjaga kesehatan mental dirinya dan keluarga, dengan banyak melakukan komunikasi dengan teman, tetangga, sahabat, dan lain-lain. Menurutnya, orang yang memiliki masalah mental karena ingin ditemani.
“Itu lumayan ngebantu. Oh gue gak sendiri, di masa pendami ini tidak hanya gue, semua orang juga kesulitan. Di luar sana banyak lebih parah,” ungkapnya.
Cara itulah yang digunakannya untuk menjaga kesehatan mentalnya. Karena ia juga yakin bila mentalnya sehat, ia tetap bisa melakukan hal-hal baik. “Itu salah satu bentuk bela negara yang saya lakukan,” tukasnya.
Direktur Bela Negara Kemhan, Brigjen TNI dr Jubei Levianto mengungkapkan, saat ini sudah 3,5 juta penduduk Indonesia yang terpapar COVID-19. Karena itu, menjadi tugas bersama agar penduduk yang belum terkena saat ini, agar tidak ikut terpapar.
Caranya adalah dengan meningkatkan kesehatan mental mereka agar imunitas dalam diri juga kuat. “Kita harus menjelaskan, apa yang harus dilakukan kepada saudara- saudra kita, terutama bagi yang belum terpapar. Kesehatan mentalnya harus tahu melalui kegiatan kita. Supaya mereka bisa bekerja, belajar dengan gembira, supaya mental mereka kuat,” katanya.