Kecewa Pelayanannya Buruk, Ratusan Warga Bengkulu Utara Tutup Paksa Puskesmas
loading...
A
A
A
BENGKULU UTARA - Puskesmas yang ada di Kabupaten bengkulu Utara, tiba-tiba ditutup paksa oleh ratusan warga Desa Karang Tengah, Kecamatan Putri Hijau, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, Sabtu (31/7/2021).
Penutupan paksa Puskesmas tersebut, merupakan buntut kekecewaan warga terkait buruknya kualitas pelayanan kesehatan . Dalam aksinya, warga menutup pintu gerbang Puskesmas menggunakan kayu serta spanduk berisi tuntutan pencopotan Kepala Puskesmas Karang Pulau. Aksi ini merupakan spontanitas warga yang kecewa.
"Saudara saya, dan saya sendiri ketika beberapa hari lalu sakit. Pihak Puskesmas Karang Pulau menolak untuk merawat kami di rumah. Semua masyarakat sudah banyak yang mengeluh sakit, tapi pihak Puskesmas tidak melakukan tindakan apapun," kata Kemadi salah satu warga desa setempat.
Sementara itu, Kepala Desa Karang Tengah, Wandi Ismoko mengatakan, telah menyampaikan kepada pihak terkait tentang adanya keluhan masyarakat . Namun hingga saat ini keluhan ini dinilai belum ditanggapi secara serius.
Keadaan ini diperparah dengan kondisi wabah COVID-19 yang dianggap menghadirkan ketakutan tersendiri bagi warga. "Spontanitas saja, tadinya hanya delapan warga, namun pada saat penyegelan ratusan warga lain ikut mendatangi dan bergabung dalam aksi ini," kata Wandi Ismoko.
Terkait buruknya pelayanan kesehatan berujung aksi blokade warga ini, Kepala Puskesmas Karang Pulau, Hendro Kasimo mengungkapkan, saat ini Puskesmas yang dirinya pimpin berstatus non rawat inap. Sementara warga menginginkan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dapat melayani warga setiap saat.
Kondisi ini diperumit dengan minimnya tenaga medis yang ada. " Puskesmas ini non rawat inap, juga tenaga kesehatan yang bertugas di sini minim. Menyikapinya, kami sudah berkordinasi dengan atasan, kami akan membuka ruang observasi," kata Hendri Kasimo.
Pihaknya berdalih telah bekerja sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Gejolak yang terjadi merupakan buntut dari salah komunikasi antara pihaknya dan warga.
Selain menaikan status, Hendri Kasimo berharap pihak Dinas Kesehatan dapat memberikan bantuan kelengkapan alat, tenaga medis di Puskesmas yang dia pimpin. "Kami berharap kenaikan status rawat inap, ketersediaan alat kesehatan dan penambahan tenaga medis," tutupnya.
Penutupan paksa Puskesmas tersebut, merupakan buntut kekecewaan warga terkait buruknya kualitas pelayanan kesehatan . Dalam aksinya, warga menutup pintu gerbang Puskesmas menggunakan kayu serta spanduk berisi tuntutan pencopotan Kepala Puskesmas Karang Pulau. Aksi ini merupakan spontanitas warga yang kecewa.
"Saudara saya, dan saya sendiri ketika beberapa hari lalu sakit. Pihak Puskesmas Karang Pulau menolak untuk merawat kami di rumah. Semua masyarakat sudah banyak yang mengeluh sakit, tapi pihak Puskesmas tidak melakukan tindakan apapun," kata Kemadi salah satu warga desa setempat.
Sementara itu, Kepala Desa Karang Tengah, Wandi Ismoko mengatakan, telah menyampaikan kepada pihak terkait tentang adanya keluhan masyarakat . Namun hingga saat ini keluhan ini dinilai belum ditanggapi secara serius.
Keadaan ini diperparah dengan kondisi wabah COVID-19 yang dianggap menghadirkan ketakutan tersendiri bagi warga. "Spontanitas saja, tadinya hanya delapan warga, namun pada saat penyegelan ratusan warga lain ikut mendatangi dan bergabung dalam aksi ini," kata Wandi Ismoko.
Terkait buruknya pelayanan kesehatan berujung aksi blokade warga ini, Kepala Puskesmas Karang Pulau, Hendro Kasimo mengungkapkan, saat ini Puskesmas yang dirinya pimpin berstatus non rawat inap. Sementara warga menginginkan Instalasi Gawat Darurat (IGD) dapat melayani warga setiap saat.
Kondisi ini diperumit dengan minimnya tenaga medis yang ada. " Puskesmas ini non rawat inap, juga tenaga kesehatan yang bertugas di sini minim. Menyikapinya, kami sudah berkordinasi dengan atasan, kami akan membuka ruang observasi," kata Hendri Kasimo.
Pihaknya berdalih telah bekerja sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Gejolak yang terjadi merupakan buntut dari salah komunikasi antara pihaknya dan warga.
Selain menaikan status, Hendri Kasimo berharap pihak Dinas Kesehatan dapat memberikan bantuan kelengkapan alat, tenaga medis di Puskesmas yang dia pimpin. "Kami berharap kenaikan status rawat inap, ketersediaan alat kesehatan dan penambahan tenaga medis," tutupnya.
(eyt)