COVID Meningkat dan Oksigen Langka, Wali Kota Bima: Kita Sedang Berupaya
loading...
A
A
A
BIMA - Kekurangan oksigen menjadi faktor utama saat ini di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, dalam menangani masalah lonjakan COVID-19 yang kian meningkat.
Diakui Ketua Tim Gugus Tugas COVID-19 , Wali Kota Bima Muhammad Lutfi, bahwa saat ini dirinya tengah berusaha semaksimal mungkin dalam mengatasi terjadinya kekurangan oksigen.
Tercatat, sejak Januari hingga bulan Juni 2021, sebanyak 1400 tabung oksigen telah habis terpakai untuk para pasien yang dirawat isolasi.
"Bayangkan saja, untuk satu hari pasien yang kritis bisa menghabiskan 8 tabung oksigen. Jika dibanding dengan angka pasien yang saat ini dirawat, memang sangat kekurangan dan stok oksigen telah habis," kata Wali Kota Bima, M. Lutfi saat diwawancarai di ruang kerjanya, Kamis (29/07/2021).
Dari data tim kesehatan, lanjutnya, sebanyak 216 orang pasien COVID- 19 yang dirawat isolasi. Dari lonjakan pada bulan Juli tersebut, tak bisa dielakan lagi bahwa Kota Bima jelas terjadi kekurangan oksigen.
"Demi menyelamatkan hidup rakyat banyak, saya selalu berupaya keras serta selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi terkait penanganan lanjutan COVID- 19. Tak hanya oksigen, namun sejumlah kebutuhan lainnya yang berkaitan dengan COVID-19 akan terus kami lakukan," tuturnya.
Dikatakan, kekurangan oksigen tak hanya terjadi di Kota Bima, namun hampir seluruh daerah di Pulau Sumbawa seperti Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu, Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa BaraT.
Menanggulangi kekurangan oksigen, langkah Pemerintah Kota Bima saat ini yakni dengan menyiapkan oksigen sentral, menimal untuk memimalisir kebutuhan oksigen yang ada.
"Tak hanya di NTB, namun kekurangan oksigen ini terjadi secara nasional. Di Kota Bima sendiri, untuk menganggulangi kelangkaan oksigen sebelumnya telah buat kontrak dengan sejumlah pihak terutama PT. Ulet Jaya, akan tetapi hanya mampu menyuplai 20 sampai 25 tabung oksigen perharinya. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari angka kasus Covid 19," jelasnya
Sementara itu ditengah wabah virus corona yang menggila, Wali Kota Bima berharap adanya kesadaran masyarakat untuk tetap mematuhi protokoler kesehatan. Baca: Demi Herd Immunity, Pemkot Bandung Kejar Target Vaksinasi 1,9 Juta Warga.
Sebab, masih banyak masyarakat indonesia khususnya warga Bima yang sampai kini tidak mempercayai adanya wabah yang mematikan tersebut.
"Ini merupakan peran penting Pemerintah Kota Bima dan semua pihak untuk menyadarkan masyarakat. Sudah banyak korban yang berjatuhan akibat ganasnya virus ini. Wabah virus corona bisa saja merenggut nyawa siapa pun," tegasnya. Baca Juga: Fasilitasi Warga Isoman, Pemkot Bandung Bebaskan Pajak Hotel.
Diakui Ketua Tim Gugus Tugas COVID-19 , Wali Kota Bima Muhammad Lutfi, bahwa saat ini dirinya tengah berusaha semaksimal mungkin dalam mengatasi terjadinya kekurangan oksigen.
Tercatat, sejak Januari hingga bulan Juni 2021, sebanyak 1400 tabung oksigen telah habis terpakai untuk para pasien yang dirawat isolasi.
"Bayangkan saja, untuk satu hari pasien yang kritis bisa menghabiskan 8 tabung oksigen. Jika dibanding dengan angka pasien yang saat ini dirawat, memang sangat kekurangan dan stok oksigen telah habis," kata Wali Kota Bima, M. Lutfi saat diwawancarai di ruang kerjanya, Kamis (29/07/2021).
Dari data tim kesehatan, lanjutnya, sebanyak 216 orang pasien COVID- 19 yang dirawat isolasi. Dari lonjakan pada bulan Juli tersebut, tak bisa dielakan lagi bahwa Kota Bima jelas terjadi kekurangan oksigen.
"Demi menyelamatkan hidup rakyat banyak, saya selalu berupaya keras serta selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi terkait penanganan lanjutan COVID- 19. Tak hanya oksigen, namun sejumlah kebutuhan lainnya yang berkaitan dengan COVID-19 akan terus kami lakukan," tuturnya.
Dikatakan, kekurangan oksigen tak hanya terjadi di Kota Bima, namun hampir seluruh daerah di Pulau Sumbawa seperti Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu, Kabupaten Sumbawa dan Kabupaten Sumbawa BaraT.
Menanggulangi kekurangan oksigen, langkah Pemerintah Kota Bima saat ini yakni dengan menyiapkan oksigen sentral, menimal untuk memimalisir kebutuhan oksigen yang ada.
"Tak hanya di NTB, namun kekurangan oksigen ini terjadi secara nasional. Di Kota Bima sendiri, untuk menganggulangi kelangkaan oksigen sebelumnya telah buat kontrak dengan sejumlah pihak terutama PT. Ulet Jaya, akan tetapi hanya mampu menyuplai 20 sampai 25 tabung oksigen perharinya. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari angka kasus Covid 19," jelasnya
Sementara itu ditengah wabah virus corona yang menggila, Wali Kota Bima berharap adanya kesadaran masyarakat untuk tetap mematuhi protokoler kesehatan. Baca: Demi Herd Immunity, Pemkot Bandung Kejar Target Vaksinasi 1,9 Juta Warga.
Sebab, masih banyak masyarakat indonesia khususnya warga Bima yang sampai kini tidak mempercayai adanya wabah yang mematikan tersebut.
"Ini merupakan peran penting Pemerintah Kota Bima dan semua pihak untuk menyadarkan masyarakat. Sudah banyak korban yang berjatuhan akibat ganasnya virus ini. Wabah virus corona bisa saja merenggut nyawa siapa pun," tegasnya. Baca Juga: Fasilitasi Warga Isoman, Pemkot Bandung Bebaskan Pajak Hotel.
(nag)