Stok Vaksin di Sulsel Menipis, Program Percepatan Vaksinasi Berpotensi Terhambat
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Stok vaksin sejumlah daerah di Sulsel mulai menipis, termasuk di Kota Makassar. Hal ini berpotensi mengakibatkan target 7.057.525 vaksinasi terhambat.
Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel , Muhammadong membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan kondisi ini terjadi di seluruh kabupaten dan kota di Sulsel.
Minimnya jumlah vaksin tersebut diakibatkan belum ada suplai dari pusat ke provinsi. "Secara keseluruhan, distribusi vaksin akhir-akhir ini memang terhenti karena tidak ada suplai dari pusat," katanya kepada SINDOnews.
Meski demikian, berdasarkan data aplikasi vaksinasi yang ditinjau provinsi, tiap daerah masih memiliki sejumlah stok vaksin, termasuk Makassar.
"Jadi tidak benar-benar kosong sebenarnya, hampir semua mengatakan kosong. Tapi data yang ada di kami dalam aplikasi itu sebenarnya masih tersisa," lanjut Muhammadong.
Pemerintah daerah yang melaporkan stok vaksin mereka telah kosong karena menyimpan stok vaksin yang masih ada untuk dosis tahap kedua. Kemungkinan lainnya adalah vaksin telah didistribusikan ke masing-masing puskesmas untuk digunakan.
Kondisi tersebut memang sudah dapat dikategorikan kosong atau terpakai secara penuh. Hal ini juga dianggap mampu mempercepat pendistribusian vaksinasi.
"Jadi kemungkinan memang sudah benar-benar kosong, sebenarnya juga bahwa mungkin pusat berpikir untuk menambah jatah kita karena di beberapa kabupaten, hampir semua kabupaten yang berteriak kosong," terangnya.
Terkait suplai, Muhammadong belum bisa memastikan kapan tambahan pasokan vaksin dari pusat tersebut tiba.
Plt Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel , Muhammadong membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan kondisi ini terjadi di seluruh kabupaten dan kota di Sulsel.
Minimnya jumlah vaksin tersebut diakibatkan belum ada suplai dari pusat ke provinsi. "Secara keseluruhan, distribusi vaksin akhir-akhir ini memang terhenti karena tidak ada suplai dari pusat," katanya kepada SINDOnews.
Meski demikian, berdasarkan data aplikasi vaksinasi yang ditinjau provinsi, tiap daerah masih memiliki sejumlah stok vaksin, termasuk Makassar.
"Jadi tidak benar-benar kosong sebenarnya, hampir semua mengatakan kosong. Tapi data yang ada di kami dalam aplikasi itu sebenarnya masih tersisa," lanjut Muhammadong.
Pemerintah daerah yang melaporkan stok vaksin mereka telah kosong karena menyimpan stok vaksin yang masih ada untuk dosis tahap kedua. Kemungkinan lainnya adalah vaksin telah didistribusikan ke masing-masing puskesmas untuk digunakan.
Kondisi tersebut memang sudah dapat dikategorikan kosong atau terpakai secara penuh. Hal ini juga dianggap mampu mempercepat pendistribusian vaksinasi.
"Jadi kemungkinan memang sudah benar-benar kosong, sebenarnya juga bahwa mungkin pusat berpikir untuk menambah jatah kita karena di beberapa kabupaten, hampir semua kabupaten yang berteriak kosong," terangnya.
Terkait suplai, Muhammadong belum bisa memastikan kapan tambahan pasokan vaksin dari pusat tersebut tiba.