Air Danau Tempe Meluap, 4 Kecamatan di Wajo Dilanda Banjir
loading...
A
A
A
WAJO - Intensitas hujan yang cukup tinggi, ditambah meluapnya air dari Danau Tempe, membuat empat kecamatan di Kabupaten Wajo dilanda banjir . Empat Kecamatan tersebut yakni Tempe, Belawa, Tanasitolo dan Pammana.
Warga di Kelurahan Laelo Kecamatan Tempe, Suardi mengatakan, Danau Tempe meluap hingga menyebabkan air Sungai Walennae merangkak naik ke permukiman. Kondisi tersebut terjadi sejak Jumat 22 Mei 2020 lalu.
Suardi menduga, selain curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Tempe, banjir tersebut juga terjadi karena air kiriman dari Kabupaten Sidrap dan Soppeng.
"Air terbilang cepat naik, karena itu. Ada kiriman (air) dari kabupaten tetangga," ujarnya, Rabu (27/5/2020).
Dia menambahkan, selain Laelo, Kelurahan Salomenrale pun ikut terdampak. Kedua kelurahan menjadi langganan banjir setiap tahunnya karena berada di wilayah pesisir Danau Tempe.
"Ada sekitar 300-an rumah terdampak banjir dengan ketinggian mulai 30 hingga 50 cm," tuturnya.
Di Desa Ujunge, Kecamatan Tanasitolo air tidak hanya merendam puluhan unit rumah warga, tapi juga area persawahan.
"Puluhan hektare sawah petani kini terancam puso karena sudah beberapa hari terendam banjir," keluh Akmal, warga Desa Ujunge.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wajo, Andi Bau Manussa tidak menampik kondisi itu. Dari 14 kecamatan di Wajo, empat di antaranya telah terdampak banjir.
Sementara di Kecamatan Belawa, ada ratusan rumah dilanda banjir. Kejadian tersebut diduga terjadi akibat meluapnya Sungai Bila, karena kiriman air dari Kabupaten Enrekang dan Sidrap.
"Kalau di Pammana, banjir hanya merendam akses jalan nasional menuju ke Bone. Tepatnya di Cempa Desa Pallawarukka," pungkasnya.
Warga di Kelurahan Laelo Kecamatan Tempe, Suardi mengatakan, Danau Tempe meluap hingga menyebabkan air Sungai Walennae merangkak naik ke permukiman. Kondisi tersebut terjadi sejak Jumat 22 Mei 2020 lalu.
Suardi menduga, selain curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Tempe, banjir tersebut juga terjadi karena air kiriman dari Kabupaten Sidrap dan Soppeng.
"Air terbilang cepat naik, karena itu. Ada kiriman (air) dari kabupaten tetangga," ujarnya, Rabu (27/5/2020).
Dia menambahkan, selain Laelo, Kelurahan Salomenrale pun ikut terdampak. Kedua kelurahan menjadi langganan banjir setiap tahunnya karena berada di wilayah pesisir Danau Tempe.
"Ada sekitar 300-an rumah terdampak banjir dengan ketinggian mulai 30 hingga 50 cm," tuturnya.
Di Desa Ujunge, Kecamatan Tanasitolo air tidak hanya merendam puluhan unit rumah warga, tapi juga area persawahan.
"Puluhan hektare sawah petani kini terancam puso karena sudah beberapa hari terendam banjir," keluh Akmal, warga Desa Ujunge.
Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wajo, Andi Bau Manussa tidak menampik kondisi itu. Dari 14 kecamatan di Wajo, empat di antaranya telah terdampak banjir.
Sementara di Kecamatan Belawa, ada ratusan rumah dilanda banjir. Kejadian tersebut diduga terjadi akibat meluapnya Sungai Bila, karena kiriman air dari Kabupaten Enrekang dan Sidrap.
"Kalau di Pammana, banjir hanya merendam akses jalan nasional menuju ke Bone. Tepatnya di Cempa Desa Pallawarukka," pungkasnya.
(luq)