Yuk Intip Salon Kecantikan Khusus Ikan Cupang di Maros
loading...
A
A
A
MAROS - Jika biasanya salon kecantikan hanya diperuntukkan bagi manusia, tidak demikan di Kabupaten Maros. Komunitas Cupang Maros (KCM) membuat salon khusus Ikan Cupang .
Ikan cupang yang akan dirias di salon itu merupakan ikan hias pilihan yang akan diikutkan dalam kontes. Salon ikan cupang yang berlokasi di Desa Allaere, Kecamatan Tanralili, Maros itu pun ramai dikunjungi setiap akan ada gelaran kontes. Satu orang calon peserta kontes biasa membawa 5 sampai 10 ekor ikan terbaik mereka untuk dirias.
“Lumayan ada tambahan penghasilan dari jasa salon ini. Biasanya ramai itu kalau mau ada kontes seperti sekarang. Biasa sampai 50 ekor yang masuk ke kami untuk dirias sebelum kontes,” kata Perias ikan, Muhammad Saleh.
Di salon itu, kata Saleh, ikan cupang yang akan dirias terlebih dahulu dibius menggunakan air es, agar ikan tidak terlalu banyak bergerak saat dikerjakan. Setelah terbius, satu persatu sirip ikan dirapikan menggunakan silet agar ukurannya proporsional dan tentunya lebih cantik dari sebelumnya.
Meski terdengar mudah, pengerjaan merias ikan cupang ini membutuhkan keahlian khusus dan ketelitian. Pasalnya, kesalahan kecil saja, bisa berakibat fatal dan membuat sirip ikan menjadi rusak atau bahkan ikannya mati.
"Kita pakai es untuk membius, biar tidak banyak bergerak. Susah karena kalau ada kesalahan sedikit saja itu bisa rusak dan bisa juga mati. Nah kalau begitu, kita yang akan bertanggung jawab," lanjutnya.
Untuk pengerjaan satu ekor ikan, perias hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit saja. Setelah terlihat rapi, ikan itu lalu dimasukkan kembali ke dalam air biasa atau campuran daun Ketapang. Kurang dari satu menit, ikan itu pun kembali normal seperti biasa.
"Saya belajarnya juga lewat youtube, terus saya praktikkan dulu ke ikan cupang biasa. Lama kelamaan hasilnya sudah kelihatan bagus dan akhirnya mulai banyak teman yang minta ikannya di salon begitu. Satu ekor itu biayanya antara Rp20 sampai Rp25 ribu," sebutnya.
Tidak hanya mempercantik tampilan luarnya, ikan-ikan yang masuk ke salon ini juga diberikan pelatihan khusus agar bisa lebih agresif dan bisa menang dalam kontes.
Bagi para anggota komunitas, jasa merias ikan cupang itu cukup membantu pecinta ikan cupang lain yang ingin ikut kontes. Selain untuk menyalurkan hobi dan kemampuan, penghasilan dari salon itu juga bisa menjadi tambahan penghasilan di tengah pandemi.
"Yah rata-rata dari kami ini berawal dari hobi memelihara ikan Cupang . Terus akhirnya berkembang dan mulai membudidayakan ikan cupang ini. Karena makin banyak peminat lomba, nah kita buatlah salon ini sebagai salah satu usahalah biar ada tambah-tambahan," kata Pembina Komunitas KCM, Muhammad Yusuf.
Hingga saat ini, KCM sudah memiliki anggota sekitar 50 orang yang beberapa diantaranya telah sukses dalam budidaya ikan cupang. Pangsa pasar mereka pun tidak hanya untuk lokal, bahkan telah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia.
Sebahagian dari peternak ikan cupang yang telah sukses itupun, dulunya merupakan karyawan swasta yang dirumahkan dan adapula yang di PHK oleh perusahaan mereka karena Covid. Dengan usaha baru itu, merekapun bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi.
“Ada beberapa anggota kami itu, memang orang yang kehilangan pekerjaan karena Covid-19 ini. Nah dengan kita berikan support dan pelatihan, sekarang kita bersyukur karena sudah mampu mengembangkan dirinya dengan budidaya ikan cupang ini,” pungkasnya.
Ikan cupang yang akan dirias di salon itu merupakan ikan hias pilihan yang akan diikutkan dalam kontes. Salon ikan cupang yang berlokasi di Desa Allaere, Kecamatan Tanralili, Maros itu pun ramai dikunjungi setiap akan ada gelaran kontes. Satu orang calon peserta kontes biasa membawa 5 sampai 10 ekor ikan terbaik mereka untuk dirias.
“Lumayan ada tambahan penghasilan dari jasa salon ini. Biasanya ramai itu kalau mau ada kontes seperti sekarang. Biasa sampai 50 ekor yang masuk ke kami untuk dirias sebelum kontes,” kata Perias ikan, Muhammad Saleh.
Baca Juga
Di salon itu, kata Saleh, ikan cupang yang akan dirias terlebih dahulu dibius menggunakan air es, agar ikan tidak terlalu banyak bergerak saat dikerjakan. Setelah terbius, satu persatu sirip ikan dirapikan menggunakan silet agar ukurannya proporsional dan tentunya lebih cantik dari sebelumnya.
Meski terdengar mudah, pengerjaan merias ikan cupang ini membutuhkan keahlian khusus dan ketelitian. Pasalnya, kesalahan kecil saja, bisa berakibat fatal dan membuat sirip ikan menjadi rusak atau bahkan ikannya mati.
"Kita pakai es untuk membius, biar tidak banyak bergerak. Susah karena kalau ada kesalahan sedikit saja itu bisa rusak dan bisa juga mati. Nah kalau begitu, kita yang akan bertanggung jawab," lanjutnya.
Untuk pengerjaan satu ekor ikan, perias hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit saja. Setelah terlihat rapi, ikan itu lalu dimasukkan kembali ke dalam air biasa atau campuran daun Ketapang. Kurang dari satu menit, ikan itu pun kembali normal seperti biasa.
"Saya belajarnya juga lewat youtube, terus saya praktikkan dulu ke ikan cupang biasa. Lama kelamaan hasilnya sudah kelihatan bagus dan akhirnya mulai banyak teman yang minta ikannya di salon begitu. Satu ekor itu biayanya antara Rp20 sampai Rp25 ribu," sebutnya.
Tidak hanya mempercantik tampilan luarnya, ikan-ikan yang masuk ke salon ini juga diberikan pelatihan khusus agar bisa lebih agresif dan bisa menang dalam kontes.
Bagi para anggota komunitas, jasa merias ikan cupang itu cukup membantu pecinta ikan cupang lain yang ingin ikut kontes. Selain untuk menyalurkan hobi dan kemampuan, penghasilan dari salon itu juga bisa menjadi tambahan penghasilan di tengah pandemi.
"Yah rata-rata dari kami ini berawal dari hobi memelihara ikan Cupang . Terus akhirnya berkembang dan mulai membudidayakan ikan cupang ini. Karena makin banyak peminat lomba, nah kita buatlah salon ini sebagai salah satu usahalah biar ada tambah-tambahan," kata Pembina Komunitas KCM, Muhammad Yusuf.
Hingga saat ini, KCM sudah memiliki anggota sekitar 50 orang yang beberapa diantaranya telah sukses dalam budidaya ikan cupang. Pangsa pasar mereka pun tidak hanya untuk lokal, bahkan telah dikirim ke berbagai daerah di Indonesia.
Sebahagian dari peternak ikan cupang yang telah sukses itupun, dulunya merupakan karyawan swasta yang dirumahkan dan adapula yang di PHK oleh perusahaan mereka karena Covid. Dengan usaha baru itu, merekapun bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi.
“Ada beberapa anggota kami itu, memang orang yang kehilangan pekerjaan karena Covid-19 ini. Nah dengan kita berikan support dan pelatihan, sekarang kita bersyukur karena sudah mampu mengembangkan dirinya dengan budidaya ikan cupang ini,” pungkasnya.
(agn)