COVID-19 Meledak, Warga Mojokerto Panik Borong Tabung Oksigen

Kamis, 08 Juli 2021 - 18:05 WIB
loading...
COVID-19 Meledak, Warga Mojokerto Panik Borong Tabung Oksigen
Petugas Satrekrim Polresta Mojokerto, melakukan sidak ke apotek di Jalan Majapahit, Kota Mojokerto. Foto/SINDOnews/Tritus Julan
A A A
MOJOKERTO - Warga di Kota dan Kabupaten Mojokerto, mulai melakukan aksi memborong tabung oksigen. Hal ini terjadi bersamaan dengan semakin menggilanya penyebaran COVID-19 , sehingga membuat hampir semua rumah sakit dipenuhi pasien COVID-19 .



Subro penjaga toko alat kesehatan di Jalan Brawijaya Kota Mojokerto mengungkakan, sejak satu pekan terakhir penjualan tabung oksigen baru dan isinya meningkat drastis. Dalam satu hari ia bisa melayani 10 orang pembeli.



"Sebelumnya sehari cuman 3-4 tabung. Tapi udah satu minggu ini sehari sampai 10 tabung. Rata-rata beli sekalian regulatornya. Mungkin ini imbas COVID-19 ," kata Subro saat ditemui sejumlah awak media.



Menurut Subro, toko alat kesehatan tempat kerjanya sempat kewalahan atas membludaknya pembelian tabung oksigen ini. Bahkan saat ini stok di gudang toko yang menjual alat kesehatan tempatnya bekerja sudah semakin menipis.

"Kita juga sudah tidak bisa melayani isi ulang oksigen. Sehingga kalau membutuhkan oksigen, harus membeli tabung oksigen baru ukuran satu meter seharga Rp2 jutaan. Kalau regulatornya 1 jutaan. Ini stoknya juga sudah menipis," jelas Subro.



Munculnya punic buying pembelian tabung oksigen imbas penuhnya sejumlah ruang perawatan di rumah sakit akibat membludaknya pasien COVID-19 , polisi langsung bergerak cepat. Aparat Polres Kota (Polresta) Mojokerto langsung melakukan pengecekan ke sejumlah toko dan apotek.

Hasilnya, ditemukan indikasi adanya punic buying pembelian tabung oksigen di sejumlah toko alat kesehatan dan apotek. Bahkan, hampir seluruh toko alat kesehatan dan apotek di Kota Onde-onde ketersediaan tabung oksigen kosong.

"Inikan masyarakat saja yang mungkin panik membeli tabung, akhirnya tabung di toko alkes dan apotek tidak ada. Toko-toko itu menyampaikan ke kita ada yang memborong. Ditambah kendala utama adanya antrian pengisian di Surabaya," kata Kanit Tipiter Ipda Muklisin, Kamis (8/7/2021).



Selain itu, dari pantauan petugas di lapangan, punic buying ini membuat harga tabung oksigen yang melambung tinggi. Bahkan saat ini harganya mencapai Rp2 juta. Padahal harga wajar tabung oksigen lengkap dengan regulatornya hanya berkisar Rp1,5 jutaan.

"Harga memang agak mahal, ada Rp2 juta lebih. Makanya kita meminta penjual menjual harga sewajarnya , dan menyamakan harga jual di Kota Mojokerto," imbuh Muklisin.

Menurut Muklisin, sejumlah toko alat kesehatan kini mulai melakukan pembatasan pembelian . Dimana satu warga hanya boleh membeli satu tabung oksigen lengkap dengan regulatornya. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi imbas kelangkaan tabung oksigen.



"Sama tokonya dibatasi satu orang satu. Informasi dari pemilik toko seperti itu. Kalau gak sakit, harusnya tidak perlu belilah. Biar yang sakit saja. Atau rumah sakit saja terpenuhi," ucapnya.

Kendati mengalami kelangkaan, namun Muklisin memastikan ketersediaan pasokan oksigen rumah sakit di Kota Mojokerto hingga saat ini aman dan terkenali. Kendati jumlah pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Mojokerto meningkat drastis.

"Tiap hari kita cek (di rumah sakit) itu aman. Karena yang liquid tiap hari keliling dan datang. Karena itu central, masuk juga ke ruang-ruang operasi semuanya liquid jadi aman," kata Muklisin.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2985 seconds (0.1#10.140)