Angka Kematian Akibat COVID-19 Menggila, Perajin Peti Mati di Mojokerto Kelabakan

Senin, 28 Juni 2021 - 17:08 WIB
loading...
Angka Kematian Akibat...
Perajin peti mati di Jalan Trunojoyo, Kelurahan Magersari, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. Foto/SINDOnews/Tritus Julan
A A A
MOJOKERTO - Angka kematian pasien COVID-19 di Mojokerto terus mengalami peningkatan. Kondisi ini sampai membuat para perajin peti mati di Kota Mojokerto, kelabakan melayani pesanan yang terus meningkat.



Salah seorang perajin peti mati di kawasan Jalan Trunojoyo, Kelurahan Magersari, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto Purwaningtyas (75) mengungkapkan, dalam dua pekan terakhir permintaan peti dari berbagai rumah sakit rujukan COVID-19 semakin meningkat. Dirinya bahkan sempat menolak pesanan lantaran minimnya pekerja maupun bahan.



"Kalau dihitung sejak awal adanya COVID-19, ya mungkin sudah 250 lebih peti mati yang terjual dipesan dari berbagai rumah sakit rujukan hingga gereja. Tapi yang paling banyak memang untuk pasien COVID-19 ," katanya saat ditemui Senin (28/6/2021).



Dalam kurun waktu dua pekan terakhir, dirinya sudah memproduksi 20 lebih peti mati. Purwaningtyas pun mengaku sudah menolak pesanan permintaan peti mati yang datang dari beberapa rumah sakit, lantaran minimnya pekerja maupun bahan yang digunakan untuk memproduksi peti mati.

"Dalam sehari, minim bisa membuat 1-2 peti mati , itupun melihat dari jumlah pekerja, satu pekerja mampu membuat satu peti mati saja. Kita juga terbatas lokasi sehingga membuatnya juga terbatas," terangnya.

Selama ini, dirinya mempu menerima pemesanan peti mati dalam jumlah banyak lantaran adanya persediaan yang sudah disiapkan. Menurutnya, usaha peti mati yang digelutinya merupakan rintisan dari sang bapak Sudamono sejak 1970 silam. Selepas sang bapak meninggal, usahanya lalu diteruskan kakak kemudian olehnya hingga sampai saat ini.

Sehingga, usaha peti mati ini sudah berjalan tiga generasi. Disampaikan Purwaningtyas, usaha peti mati ini sebelumnya berlokasi Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto dan baru tiga tahun terakhir dipindahkan ke kawasan Jalan Trunojoyo, Kelurahan Magersari, Kecamatan Magersari.



Dalam bisnis peti mati , dirinya tak melulu menonjolkan soal harga. Kendati jumlah permintaan meningkat selama pamdemi COVID-19, Purwaningtyas tak pernah menaikkan harga jual. Baginyam menjual peti mati sama saja membantu orang susah. Apalagi, kematian merupakan musibah.

"Buat bantu sesama , juga bantu pekerja saya. Gini kalau ditinggal mati oleh keluarga kan sudah susah dan sedih, masak kita juga tega mempermainkan harga apa lagi menaikkan. Masak ya bersyukur banyak orang mati," terang Purwaningtyas.

Untuk satu unit peti mati , ia hanya mematok harga Rp1 juta-1,4 juta. Sementara untuk peti bayi dijual Rp600 ribu. Sejauh ini pesanan peti mati terus mengalami peningkatan, seiring jumlah kematian akibat COVID-19 di Kota dan Kabupaten Mojokerto terus mengalami kenaikan.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3353 seconds (0.1#10.140)